Dongeng identik dibacakan orang tua kepada anak, tetapi tidak ada salahnya jika membacakan dongeng kepada pacar. Berkenaan dengan hal itu, menarik menilik beberapa kisah dongeng lucu sebelum tidur buat pacar.
Kisah dongeng merupakan kisah yang pada umumnya memuat nilai moral tertentu tentang kehidupan. Setiap orang yang mendengar kisah dongeng ini diharapkan mampu mengilhami setiap nilai tersebut.
Dongeng lucu sebelum tidur buat pacar pun demikian. Pasalnya, terkadang muncul masalah dalam hubungan yang dapat diatasi karena terinspirasi dari sebuah kisah dongeng.
Pertengkaran Pasangan Kelinci tentang Rumah
Suatu ketika, sepasang kelinci sedang bertengkar karena masalah rumah tangga mereka. Kelinci jantan kesal karena rumah tidak diwarnai dengan warna biru, sementara kelinci betina lebih suka rumah dengan warna pink.
Meski telah berusaha berdamai dan menyampaikan keinginan masing-masing, keduanya masih belum memiliki jalan keluar. Kelinci jantan pun kesal dan akhirnya pergi dari rumah. Kelinci betina kesal dan pulang ke rumah orang tuanya.
Ketika di rumah orang tua masing-masing. Keduanya membicarakan kisah dan permasalahan mereka dengan orang tua. Kelinci jantan bertekad harus memiliki rumah berwarna biru. Pasalnya kelinci jantan percaya bahwa rumah biru akan membuat suasana lebih sejuk dan menenangkan.
Kelinci jantan juga tidak menyukai warna pink karena terlalu mencolok dan tidak memberikan kesan elegan. Sementara itu, kelinci betina juga membicarakan hal ini dengan orang tuanya.
Kelinci betina ingin rumah berwarna pink agar memberikan kesan ceria dan menyegarkan. Kelinci betina tidak suka warna biru karena terlalu kelabu dan menyedihkan.
Keempat orang tua kelinci pun memahami permasalahan tersebut dari sudut pandang masing-masing. Keempat orang tua itu pun berusaha menasehati seobjektif mungkin untuk anak-anaknya yang sedang bertengkar.
Ibu kelinci jantan berkata, “Kamu ingin rumahmu berwarna biru karena ingin membuat suasana lebih sejuk dan menenangkan?”. Kelinci jantan pun mengangguk.
Kemudian, sang ayah kelinci jantan pun mengatakan, “Siapa yang memberikan makna sejuk dan menenangkan itu kepada warna biru, anakku?”. Kelinci jantan pun heran.
“Mengapa ayah menanyakan hal yang aneh? Jelas sekali warna biru itu memang sejuk dan menenangkan. Itu sudah pasti ayah..” jawab kelinci jantan.
“Anakku, kaulah yang memberikan makna sejuk dan menenangkan kepada warna biru itu. Bagiku, warna biru itu cerah, dan mungkin mencolok juga seperti gagasan yang kau benci terhadap warna pink…” jelas ibu kelinci.
Kelinci jantan pun terheran-heran dengan jawaban kedua orang tuanya.
“Anakku, jika tujuanmu memiliki rumah yang sejuk dan menyenangkan, itu adalah tujuan yang kau sematkan pada rumahmu. Tujuan ini dapat kau capai dengan memberi jendela yang banyak di rumah dan memberikan cinta kasih kepada keluarga sehingga rumahmu menyenangkan.” Jelas sang ayah.
“Lihat rumah ini yang berwarna cokelat. Mungkin bagi orang ini adalah warna yang kelabu, tua, usang, membosankan, tapi bagi ayah ini menenangkan. Mungkin banyak yang tidak setuju. Tapi kemudian ayah menyadari, rumah ini menenangkan karena adanya cinta dan pemahaman terhadap satu sama lain. Mungkin jika tidak ada itu dan rumah ini tetap cokelat, maka rumah ini tidak akan menenangkan bagiku..” jelas ayah.
“Jadi anakku, kupaslah tujuanmu memberikan warna biru pada rumah itu. Jika tujuanmu adalah memiliki rumah yang sejuk dan menyenangkan, maka kau sendiri yang menyematkan itu di kehidupan rumah tanggamu, bukan di ‘sesuatu’ yang dapat berbeda persepsi bagi pasanganmu. Sejukkan rumahmu, buat rumahmu menyenangkan dengan kerukunan kalian berdua.” tutup ibu kelinci jantan.
Kemudian, kelinci jantan pun termenung. Ia menyadari dia sendirilah yang menginginkan rumahnya sejuk dan menyenangkan, tetapi makna itu tidak bagi pasangannya.
Rumah tetap dapat sejuk dan menyenangkan meskipun warnanya pink atau hijau dan cokelat. Rumah juga tetap dapat berwarna biru tetapi tidak sejuk dan menyenangkan.
Kelinci jantan pun mulai menangkap hakikat dan tujuan apa yang ingin ia bangun. Fenomena ini pun selaras dengan yang dialami kelinci betina di rumahnya.
Akhirnya kedua pasangan ini pun memutuskan untuk bertemu.
“Aku tahu apa yang aku inginkan dari cat warna pink yakni rumah yang ceria dan menyegarkan. Namun, rumah ini akan tetap menjadi pink tetapi tidak ceria dan menyegarkan ketika kita bertengkar.” Kata kelinci jantan mengawali.
“Aku juga tahu apa yang sebenarnya aku inginkan dari warna biru. Aku ingin rumah yang sejuk dan menyenangkan. Kedua gagasan itu tidak akan aku dapatkan jika kita bertengkar.” Jawab kelinci jantan.
“Bagaimana jika kita mengecat rumah ini dengan warna apapun yang kita mau dan warna lain yang kita mau, kemudian menyematkan, mengilhami, dan mewujudkan cita-cita rumah kita di kehidupan rumah tangga kita?” tanya kelinci betina.
“Aku setuju! Mari bangun rumah yang ceria, menyegarkan, sejuk dan menyenangkan sekaligus dengan berbagai warna.” jawab kelinci jantan bergembira.
Itulah dongeng lucu sebelum tidur buat pacar yang dapat menginspirasi. Pesan moral kisah ini adalah, jika ada masalah maka kedua pasangan hendaknya mencoba memahami dahulu masalah tersebut, tujuan apa yang ingin kedua pasangan capai, dan tujuan apa yang diinginkan pasca memutuskan bersama.
Dengan demikian, ketika kedua pasangan kembali ke tujuan utama, maka hubungan pun akan semakin kuat karena saling memahami hakikat suatu tindakan.