5 Cerita Dongeng Pendek Sarat Makna dan Pesan Moral
Cerita dongeng pendek yang sarat makna dan pesan moral, bisa jadi salah satu sarana orang tua membangun kedekatan dengan anak. Banyak sekali contoh cerita dongeng, baik cerita dongeng singkat ataupun cerita dongeng panjang.
Mengutip buku Children’s Literature in the Elementary School, cerita dongeng adalah bentuk dari narasi baik yang berupa lisan maupun tulisan.
Di Indonesia sudah tak terhitung berapa banyak cerita dongeng, baik cerita dongeng pendek maupun cerita dongeng panjang. Beberapa dongeng pun menampilkan karakter imajinatif seperti hewan yang bisa berbicara seperti kisah kancil dan buaya.
Karakter hewan yang bisa berbicara selayaknya manusia itu bukan tanpa tujuan. Cerita dongeng menggunakan karakter hewan supaya menghibur. “Memberikan peran kepada hewan dalam cerita dongeng, akan membuat narasinya menarik dan menghibur,” kata Donald Haase.
Cerita dongeng singkat, tak hanya lebih mudah dipahami anak, tapi juga memudahkan orang tua, yang tidak memiliki banyak waktu luang. Biasanya, cerita dongeng pendek hanya menghabiskan waktu 10 menit saja untuk membacanya, sementara cerita dongeng panjang berkisar di 15 hingga 30 menit.
Berbagai Karakter Cerita Dongeng
Cerita dongeng pendek juga memiliki beberapa karakter di dalamnya. Seperti kita tahu, cerita dongeng singkat dibuat untuk anak-anak, sehingga keberagaman karakter jadi poin yang cukup penting.
Beberapa anak mungkin suka mendengar atau membaca cerita dongeng pendek tentang karakter hewan. Ada juga yang lebih menyukai cerita dongeng panjang dengan karakter legenda rakyat.
Berikut ini adalah beberapa contoh cerita dongeng pendek dan juga cerita dongeng panjang, yang bisa menjadi salah satu sarana bagi orang tua untuk membangun kedekatan dengan anak, memberikan pesan moral hingga membantu menguatkan daya imajinasi.
1. Cerita Dongeng Buaya dan Kancil yang Cerdik
Pada suatu hari ada seekor kancil yang sedang mencari makan di dalam hutan. Ia berjalan menyusuri hutan, karena makanan yang ada di sekitar tempat tinggalnya mulai berkurang. Kancil pun pergi menyusuri hutan, hingga ia menemui sungai.
Sungai itu dipenuhi dengan buaya berukuran besar yang kelaparan. Si kancil pun tak kehabisan akal. Sesaat ia berpikir, ia pun menemukan cara menghadapi kawanan buaya yang kelaparan.
“Hai buaya, apakah kalian sudah makan siang?” Teriak kancil kepada buaya yang ada di sungai.
Tiba-tiba seekor buaya muncul ke permukaan air dan berkata “Siapa itu yang berteriak? Mengganggu tidur siangku saja!” Buaya yang lain pun ikut menyahuti dengan ketus pertanyaan si kancil “Diam kau kancil! Atau nanti kami akan memakanmu!”
Kancil menjawab “Tenang dulu hai buaya, Aku ke sini membawa pesan dari sang raja hutan. Jadi jangan dulu engkau memakanku.” Buaya-buaya itu pun penasaran dengan pesan yang dibawa oleh kancil.
“Raja hutan memintaku untuk menghitung jumlah buaya yang ada di sungai ini. Karena, raja hutan akan memberikan hadiah untuk kalian. Jadi panggillah seluruh teman-temanmu” Seru kancil kepada buaya.
Mendengar hal tersebut, buaya pun senang dan bergegas memanggil kawanannya. Buaya-buaya tersebut, kemudian berbaris rapi di permukaan sungai.
Setelah kawanan buaya itu berbaris, kancil lantas melompat sambil menghitung buaya. Namun ternyata, itu hanya siasat cerdik si kancil agar bisa menyeberangi sungai yang dipenuhi kawanan buaya.
Pesan moral dari cerita dongeng buaya dan kancil di atas adalah bagaimana kecerdikan bisa mengalahkan kekuatan.
2. Cerita Dongeng Pendek Burung Bangau yang Angkuh
Di sebuah sungai kecil, seekor burung bangau berjalan dengan langkah yang begitu anggun. Ia menatap air sungai yang sangat jernih, dan dengan leher dan paruhnya yang panjang, ia bersiap untuk menerkam mangsanya di dalam air.
Burung bangau tersebut begitu senang melihat ke dalam air, karena pagi hari itu, banyak sekali ikan-ikan kecil yang berenang. Namun, dengan angkuhnya ia berujar pada dirinya sendiri “Hari ini Saya tidak mau makan ikan-ikan kecil,”
“Saya adalah burung bangau yang anggun, tidak sepantasnya Saya memakan ikan-ikan kecil di sungai ini,” kata bangau dengan angkuhnya.
Si bangau yang angkuh itu pun kemudian menanti datangnya ikan yang lebih besar untuk ia mangsa.
Waktu pun berlalu, hari semakin siang dan burung bangau yang angkuh itu tetap menunggu ikan yang lebih besar. Namun saat hari telah siang, ikan-ikan kecil yang ada di tepian sungai berenang ke tengah sungai.
Hingga akhirnya burung bangau yang angkuh itu tidak lagi melihat seekor ikan pun di sungai itu, dan membuatnya terpaksa memangsa siput kecil yang berada di pinggir sungai.
Cerita dongeng pendek tentang burung bangau yang angkuh di atas, memberikan pesan moral untuk anak agar tidak bersikap angkuh atau sombong, karena akan merugikan orang lain dan juga diri sendiri.
3. Dongeng Serigala dan Anak Kambing yang Cerdik
Di dalam sebuah hutan, tinggallah seekor ibu kambing bersama anaknya. Pada suatu ketika, ibu kambing meninggalkan anak kambing di rumah. Ibu kambing hendak pergi mencari makan.
Ibu kambing ingin sang anak tinggal di rumah yang aman, selama ia pergi mencari makan. Anak kambing itu pun diberi pesan oleh ibunya agar tidak membukakan pintu kepada siapapun selama ibunya pergi mencari makan.
Sebelum pergi, ibu kambing juga memberikan sebuah lagu yang jadi penanda jika sang ibu telah sampai di depan rumah setelah mencari makanan.
Tanpa mereka sadari, tak jauh dari rumah ada seekor serigala yang menguping pembicaraan ibu dan anak kambing. Serigala itu pun, jadi memiliki niat jahat untuk memangsa si anak kambing saat ibunya telah pergi dari rumah.
Beberapa saat setelah ibu kambing pergi ke luar rumah untuk mencari makanan. Serigala pun mengendap-endap ke depan rumah, dan menyanyikan lagu yang telah diajarkan ibu kambing kepada anaknya.
Si anak kambing pun heran, ia merasa bahwa ibunya belum lama meninggalkan rumah tapi kenapa ia mendengar lagu tersebut.
Anak kambing tersebut, kemudian mengintip dari balik jendela dan terkejut karena yang dilihatnya bukan si ibu kambing melainkan seekor serigala.
Meski takut dan merasa terancam, anak kambing itu pun dengan cerdik berteriak dan membuat suara gaduh dari dalam rumah.
Teriakan anak kambing dan suara gaduh yang ia buat membuat binatang lain datang ke rumahnya dan membuat serigala pergi, berlari dari rumah tersebut.
Dongeng singkat tentang serigala dan anak kambing yang cerdik, memberi pesan kepada anak agar mereka tidak mudah percaya terhadap orang yang baru dikenal.
4. Dongeng Kelinci yang Sombong dan Kura-Kura
Cerita dongeng pendek tentang kelinci yang sombong dan kura-kura ini jadi salah satu cerita dongeng singkat, yang cukup populer. Lantas, bagaimana kisahnya?
Di dalam sebuah hutan rimba, hiduplah berbagai hewan. Di antara banyaknya hewan di dalam hutan rimba itu, ada seekor kelinci yang sangat sombong. Kelinci itu dengan sombongnya mengatakan bahwa ialah hewan yang bisa berlari paling cepat di hutan ini.
“Aku adalah kelinci, hewan yang larinya paling cepat di hutan ini. Tidak ada yang bisa mengalahkan kecepatanku berlari,” kata kelinci dengan sombongnya.
Seluruh hewan di hutan itu pun, sudah tahu betapa sombongnya kelinci itu. Namun memang hanya kelinci hewan yang larinya paling cepat di antara hewan lain di hutan rimba tersebut. Banyak hewan yang sudah ditantang lomba lari oleh kelinci, tapi tidak ada yang berani.
Sampai suatu ketika seekor kura-kura tua bijaksana yang menerima tantangan kelinci untuk berlomba lari. Seisi hutan tahu, kura-kura tua itu sangat lambat, dan menerima tantangan lomba lari si kelinci hanya membuang-buang waktu saja.
“Hai kelinci, aku mau menerima tantanganmu untuk adu lomba lari,” kata si kura-kura tua yang bijaksana. Kelinci menertawakan si kura-kura tapi ia setuju untuk beradu cepat dengannya.
Hari yang dinanti tiba, pertandingan lomba lari antara kelinci sombong dan kura-kura tua yang bijaksana pun segera dimulai. Keduanya telah bersiap di posisi start. Seluruh hewan di hutan rimba itu berkumpul untuk menyaksikan perlombaan.
“Hai kura-kura, kamu berlari duluan saja, Aku akan menunggu sampai jarakmu cukup jauh,” kata kelinci mengejek kura-kura. Perlombaan pun dimulai dengan kura-kura yang, dengan susah payah berlari. Kelinci sombong itu masih diam saja di garis start.
Tak lama, kelinci sombong itu pun melesat cepat bagai kilat, mendahului kura-kura yang baru saja berjalan beberapa langkah. Saking cepatnya berlari, kelinci pun hampir tiba di garis finis. “Ah, aku sudah mau sampai di garis finis, tapi kura-kura belum juga terlihat. Lebih baik, Aku bersantai dulu saja, sambil menunggu kura-kura,” Kelinci pun memutuskan untuk beristirahat di bawah pohon yang rindang, sampai ia ketiduran.
Sementara itu, si kura-kura tetap meneruskan langkahnya. Perlahan, ia pun hampir sampai di garis finis. Kelinci pun masih tertidur pulas di bawah pohon.
Tak lama kemudian kelinci terbangun dan melihat bahwa si kura-kura sudah tinggal satu langkah lagi menuju garis finis. Ia pun bergegas menyiapkan diri dan kembali berlari mengejar kura-kura. Namun sayangnya, ia tak punya waktu untuk menyusul kura-kura yang sudah menyelesaikan lomba, tepat satu detik sebelum kemudian kelinci menyusul di belakangnya.
“Ah tidak, Aku tidak mungkin kalah dari si kura-kura yang lambat ini!” Kata si kelinci menunjukkan rasa kecewa. Hewan lain yang menyaksikan perlombaan pun tak menyangka, akhirnya ada yang mengalahkan kelinci di lomba lari.
Kelinci yang sombong itu pun akhirnya sadar, bahwa ia salah telah meremehkan kura-kura. Ia sadar, seharusnya ia tidak boleh meremehkan siapapun meski ia adalah hewan tercepat di hutan.
Dari cerita dongeng singkat tentang kelinci yang sombong dan kura-kura tua bijaksana di atas, anak bisa mendapat pesan moral yang sangat bagus. Orang tua bisa memberi tahu anak, agar tidak boleh sombong meski memang ia mampu. Anak juga bisa mendapat pelajaran bahwa tidak boleh meremehkan orang lain, malah harus bisa menghargai orang lain.
5. Burung Merpati dan Semut
Pada suatu hari, seekor semut yang sedang mencari makan tergelincir dan masuk ke dalam sungai. Semut berteriak minta tolong, karena ia hampir tenggelam di sungai tersebut.
Di waktu yang bersamaan, pagi itu seekor burung merpati sedang terbang menikmati udara di atas sungai. Ketika sedang terbang menikmati udara pagi yang segar, burung merpati juga mendengar suara teriakan minta tolong.
Burung merpati pun mencari di mana sumber suara tersebut. Ya, itu adalah teriakan semut yang hampir tenggelam di sungai. Dengan segera, burung merpati pun menghampiri semut tersebut dan membantu mengangkat tubuh kecil semut keluar dari air.
“Terima kasih hai burung merpati. Kalau tidak ada kamu, mungkin Aku sudah tenggelam di sungai ini,” kata semut. Burung merpati pun menjawab “Iya semut, lain kali kau berhati-hatilah,”
Beberapa waktu berselang, seekor semut yang sedang mencari makan di pinggir sungai tak sengaja melihat seorang pemburu yang sedang mengincar burung merpati. Semut kaget, karena merpati yang jadi incaran pemburu itu adalah yang menyelamatkannya waktu ia hampir tenggelam di sungai.
Semut pun dengan segera menghampiri pemburu yang juga sudah bersiap menembak burung merpati. Setelahnya, semut menggigit kaki si pemburu itu dengan sangat keras, dan membuat pemburu tersebut kaget dan berteriak.
Burung merpati yang sedang santai di atas pohon pun mendengar teriakan pemburu dan langsung bergegas terbang menjauh, untuk menghindari pemburu itu.
Saat sedang terbang, burung merpati melihat seekor semut yang ada di kaki pemburu tersebut. Setelah kondisi aman, burung merpati menghampiri semut dan mengucapkan terima kasih. “Hai semut, terima kasih ya. Kau sangat berani sekali!” Kata burung merpati kepada semut. “Iya merpati, aku hanya ingin balas budi karena kamu telah menolongku saat hampir tenggelam di sungai waktu itu.” Kata semut.
Cerita dongeng singkat tentang burung merpati dan semut di atas tentu memiliki pesan moral dan pengajaran untuk anak. Pelajaran yang bisa diambil adalah agar anak mau saling tolong menolong orang yang sedang dalam kesulitan.
Banyak sekali pesan moral yang bisa diambil oleh anak, dari lima contoh cerita dongeng di atas. Mulai dari cerita dongeng pendek kancil yang mengajarkan anak bahwa kecerdikan bisa mengalahkan kekuatan. Hingga cerita dongeng singkat tentang kelinci yang akhirnya kalah dengan kesombongannya sendiri.