Sulawesi Selatan merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memilki beragam kebudayaan. Salah satunya yaitu berbagai jenis pakaian adat. Setiap pakaian adatnya sendiri memiilki ciri khas dan karakteristik yang berbeda.
Adanya keberagaman pada pakaian adat ini dikarenakan pengaruh dari tiga suku besar di wilayah tersebut, antara lain Suku Makasaar, Suku Bugis, dan suku Toraja.
Masyarakat Sulawesi Selatan biasanya mengenakan pakaian adata dalam acara-acara tertentu, terutama dalam acara resmi seperti upacara budaya hingga acara pernikahan. Lantas, apa saja nama-nama pakaian adat Sulawesi Selatan yang masih sering digunakan masyarakat? Simak ulasan berikut.
Pakaian Adat Sulawesi Selatan
Berikut ini ulasan tujuh pakaian adat yang berasal dari Sulawesi Selatan
1. Baju Bodo
Pakaian adat pertama yaitu Baju Bodo dari suku Bugis yang dikenakan oleh para wanita dan merupakan salah satu pakaian adat tertua yang ada di dunia. Pasalnya, Baju Bodo sudah ada sejak abad ke-9.
Adapun bahan Baju Bodo pada masa lalu menggunakan kain yang cukup transparan. Namun setelah pengaruh Agama Islam masuk, pakaian ini kemudian menggunakan bahan yang lebih tebal.
Bahan Baju Bodo terbuat dari kain muslim yang dibuat dari pemintalan kapas yang dijahit bersama kain katun.
Ciri khas Baju Bodo adalah bentuk segi empat yang dipadukan dengan bagian lengan yang pendek. Biasanya pemakaian baju Bodo akan dipasangkan dengan penggunaan sarung dengan motif kotak-kotak pada bagian bawahnya.
Baju Bodo juga memiliki keragaman warna yang disesuaikan dengan status pemakainya, antara lain:
- Baju Bodo dengan warna hijau menandakan si pemakai baju berasal dari kalangan bangsawan.
- Baju Bodo dengan warna putih menandakan si pemakai baju berasal dari kalangan dukun atau pembantu.
- Baju Bodo dengan warna ungu menandakan si pemakai baju merupakan seorang janda.
- Baju Bodo dengan warna jingga menandakan si pemakai baju memiliki usia 10 tahun.
- Baju Bodo dengan warna merah menunjukkan jika pemakainya memiliki usia 17 tahun.
2. Seppa Tallung
Selanjutnya, ada Seppa Tallung yang berasal dari suku Toraja. Seppa Tallung memiliki ciri khas yaitu mempunyai ukuran yang panjang hingga menyentuh pada bagian lutut dan diperuntukkan khusus untuk pria.
Banyak keunikan yang ada pada baju adat ini, terutama dari warna dan aksesoris khas suku Toraja. Pakaian adata ini biasanya dipakai bersama dengan aksesoris seperti kandure, gayang, dan lipa'.
Kandure adalah dekorasi manik-manik yang dipasang di dada, ikat kepala, dan ikat pinggang. Kemudian Gayang yaitu senjata berupa parang yang dipakai sebagai aksesoris yang diselipkan di bawah sarung. Selanjutnya Lipa' yaitu sarung sutra dengan motif beragam.
3. Baju Pokko
Seperti halnya baju seppa tallung, baju pokko merupakan pakaian adat khas yang berasal dari suku Toraja. Busana ini dikhususkan hanya untuk wanita, dengan ciri khas yang mempunyai lengan pendek dan warna yang cukup mencolok seperti warna kuning, merah dan putih.
Terdapat aksesoris dan perhiasan yang disandingkan pada busana ini seperti manik-manik yang dipakai di dada, gelang, ikat pinggang dan ikat kepala yang disebut kandure.
Dapat dibilang baju pokko merupakan baju batik bagi masyarakat provinsi Sulawesi Selatan.
Baju pokko merupakan baju resmi dan digunakan pada acara-acara resmi saja. Bahkan sebagai salah satu upaya pelestarian pakaian adat ini , pemerintahan kabupaten Tana Toraja mewajibkan pemakaian baju pokko setiap hari sabtu oleh setiap PNS di daerah tersebut.
Tidak hanya kaum perempuan saja tetapi kaum laki-laki disana diwajibkan mengenakan busana adat sebagai pendamping baju pokko yaitu baju seppa tallung.
4. Pattuqduq Towaine
Pakaian adat Sulawesi Selatan berikutnya yaitu Pattuqduq Towaine yang berasal dari Suku Mandar dan seringkali dikenakan pada acara pernikahan atau saat menari pattuqduq.
Pada saat digunakan untuk menari, baju pattuqduq yang digunakan adalah sebanyak 18 potong, sementara yang digunakan pada saat acara pernikahan sebanyak 24 potong.
Terdapat beragam jenis yang dimiliki oleh pakaian pattuqduq yaitu busana rawang boko atau baju pokok. Tentunya terdapat motif beragam yang menghiasi busana tersebut yang disandingkan dengan berbagai aksesoris dan pelengkap seperti hiasan pada kepala, badan, tangan, dan sarung pada bagian bawah.
Setiap perlengkapan yang dikenakan merupakan salah satu media yang mencermikan budaya di suku Mandar.
5. Baju Labbu
Pakaian adat berikutnya adalah Baju Labbu yang dahulu hanya digunakan oleh wanita kaum bangsawan yang berada di Kerajaan Luwu. Namun, kini Baju Labbu sudah bisa digunakan kaum wanita dari kalangan manapun.
Keunikan dari Baju adat ini adalah bentuk desainnya. Lengan baju dibuat panjang dan sedikit ketat. Baju ini biasanya dipasangkan dengan Lipa' Sabbe dan berbagai macam aksesoris khas Bugis Luwu.
Seiring perkembangan zaman Baju Labbu sudah sering digunakan pada acara-acara adat maupun formal. Tak jarang juga mulai mengkreasikannya dengan sentuhan modern.
6. Baju Tutu
Baju tutu merupakan pakaian adat yang berasal dari suku Bugis dan terdiri dari jas yang memiliki nama jas tutu, disandingkan dengan celana dan kain sarung atau lipa garusuk.
Terdapat pelindung kepala yang wajib dikenakan jika memakai baju tutu yang bernama songok.
Baju tutu memiliki bentuk lengan panjang, berkerah dan dihiasi kancing yang terbuat dari (bahan/warna) emas atau perak.
Sedangkan untuk kain sarung atau lipa terbuat dari bahan dasar kain polos tetapi memiliki warna yang cukup mencolok seperti warna merah ataupun hijau. Semua ciri khas tersebut terkesan gagah dan mempesona pada sang pemakai baju tersebut.
Baju tutu digunakan pada upacara adat atau acara penting seperti acara pernikahan atau penyambutan tamu penting yang bersifat resmi dan formal.
7. Pakaian Pengantin
Pada acara pernikahan Sulawesi Selatan, baik bagi pengantin pria maupun pengantin wanita mengenakan pakaian adat. Pengantin pria dapat menggunakan baju tutu atau model pakaian adat lain yang dapat menyesuaikan dengan busana yang dikenakan oleh pengantin wanita.
Sedangkan, untuk pengantin wanita menggunakan baju bodo merupakan pilihan terbaik dengan berbagai warna yang dapat menyesuaikan dengan busana yang dikenakan oleh pengantin pria.
Baju bodo dapat disandingkan dengan aksesoris atau perhiasan yang dimulai dari kepala sampai pergelangan tangan. Seperti mahkota kepala, kalung berantai, gelang keroncong bersusun dan perhiasan yang ditempelkan pada lengan baju.