4 Solusi Banjir untuk Menjaga Lingkungan dan Kualitas Air

ANTARA FOTO/Rahmad/YU
Seorang anak berdiri di pagar rumahnya yang tergenang banjir di Desa Tumpok Barat, Kecamatan Matang Kuli, Aceh Utara, Aceh, Selasa (10/10/2023). Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat menyebutkan, banjir yang sebelumnya melanda 6 kecamatan meluas ke 7 kecamatan akibat sehingga sebanyak 13.294 warga yang terdampak banjir terpaksa mengungsi.
Penulis: Ghina Aulia
Editor: Safrezi
11/10/2023, 15.52 WIB

Banjir merupakan bencana alam yang rentan terjadi di sejumlah wilayah Indonesia. Isu ini tetap hangat untuk diperbincangkan, khususnya di Kota Jakarta.

Patut diketahui bahwa banjir rawan terjadi di dataran rendah. Volume air yang tidak sesuai dengan daya serap dapat menyebabkan luapan air ke daratan bahkan menjamah pemukiman warga.

Umumnya banjir yang terjadi di Indonesia berupa air keruh serta campuran lumpur atau pasir. Tentu hal ini dapat menyebabkan pencemaran air dan membuat warga rentan terhadap penyakit.

Tak hanya itu, banjir juga berdampak terhadap aspek ekonomi dan kehidupan manusia yang lain. Banjir yang menggenang pemukiman biasanya menyebabkan aktivitas diberhentikan hingga keadaan mulai membaik.

Adapun yang akan menjadi pembahasan kali ini yaitu solusi banjir, yakni cara untuk mencegah dan memperkecil peluang terjadinya bencana alam ini. Selengkapnya, simak tulisan di bawah ini.

Solusi Banjir

Berikut solusi banjir yang bisa diterapkan untuk menjaga lingkungan:

1. Pengaplikasian Paving Block

Solusi banjir yang pertama yaitu menggunakan paving block di rumah. Paving block merupakan beton yang dibuat menggunakan bahan bangunan berupa campuran semen Portland atau bahan perekat hidrolis, air, serta material lain.

Paving block diyakini ampuh meningkatkan daya serap air hingga ke tanah. Metode ini bisa digunakan untuk menjaga kelembapan tanah. Tidak perlu khawatir, tanah relatif seimbang menopang paving block karena resapan air. Selain itu, car aini juga dapat menjaga pasokan air bersih bagi Anda yang menggunakan sumur.

2. Membuat Biopori

Melansir situs resmi Kementerian PUPR, biopori adalah lubang resapan yang dibuat tegak lurus ke dalam tanah. Diameternya sekitar 10-30 cm dan tidak memiliki muka air tanah dangkal.

Untuk mencegah banjir, biopori berperan untuk menangani masalah yang disebabkan oleh kualitas drainase yang kurang baik. metode ini dapat membantu air agar bisa terserap tanah.

3. Kebiasaan Membuang Sampah

Solusi banjir paling mendasar adalah dengan menjaga lingkungan. Cara ini dapat dilakukan dengan meningkatkan diri pada diri sendiri serta memberikan sosialisasi dan contoh yang baik bagi orang di sekitar kita.

Caranya yaitu dengan membangun kebiasaan membuang sampah pada tempatnya. Hal ini mengacu pada salah satu penyebab banjir akibat sumbatan sampah yang menghambat penyerapan air pada tanah.

4. Memperbaiki Saluran Air

Solusi banjir berikutnya yaitu dengan memperbaiki saluran air. Diketahui bahwa banjir juga bisa disebabkan oleh buruknya sistem saluran air di lingkungan sekitar.

Hal ini berpengaruh terhadap daya serap tanah terhadap air. Saluran yang bagus dapat menyerap dan mengendalikan volume air agar tidak menggenang.

Apa Penyebab Banjir?

Banjir dapat disebabkan oleh faktor alam dan kesengajaan yang dilakukan oleh manusia. Berikut penjelasannya.

1. Penyebab Banjir: Faktor Alam

a. Curah Hujan

Penyebab banjir yang pertama adalah curah hujan yang tinggi. Fenomena ini menyebabkan meluapnya air di sungai sehingga menimbulkan banjir. Upaya penanganannya bisa berupa sosialisasi kepada masyarakat oleh pemerintah dengan melarang mendirikan bangunan di kawasan aliran sungai.

b. Fisiografi

Fisiografi pada pembahasan ini diartikan sebagai permukaan bumi secara fisik. Misalnya karakteristik, topografi, dan lain semacamnya.

Ada pun dalam hal banjir, fisiografi mencakup bentuk, fungsi, dan kemiringan daerah aliran sungai (DAS). Termasuk juga lokasi sungai.

c. Erosi dan Sedimentasi

Erosi adalah peristiwa pindahnya tanah dari satu tempat ke tempat lain melalui proses alami. Erosi akan berpengaruh terhadap permukaan dan pengendapan di area sungai mau pun sekitarnya.

Sementara sedimentasi merupakan dampak dari erosi. Sungai akan mengalami pengendapan pada dasarnya. Akibatnya permukaan menjadi naik dan air semakin tinggi.

d. Kapasitas Drainase

Drainase berguna untuk membuang bassa air secara alami atau pun buatan. Alat ini juga berguna untuk membesarkan suatu area dari genangan air, banjir, mau pun erosi. Namun, kapasitas sangat mempengaruhi daya tampung air.

e. Kapasitas Sungai

Kapasitas sungai merupakan daya tampung air pada sungai. Apabila debit air melebihi daya tampung, maka kemungkinan terjadi banjir semakin besar.

f. Air Pasang

Air pasang dapat menghambat aliran sungai ke laut. Apabila banjir bersamaan dengan air pasang, maka muka air banjir di penambang sungai akan semakin besar.

2. Penyebab Banjir: Aktivitas Manusia

Mengutip Cicilia Laurentia dkk pada buku Konservasi Tanah dan Air (2008), berikut aktivitas manusia yang menjadi penyebab banjir:

a. Perubahaan kondisi daerah aliran sungai (DAS) yang mempengaruhi debit aliran air pada sungai.

b. Membuang sampah ke sungai dan menyebabkan sistem drainase atau sungai tersumbat. Kegiatan ini bisa membuat air meluap dan berimbas banjir.

c. Pemukiman kumuh di kawasan aliran sungai atau drainase yang menghambat daya air.

d. Bendungan air berbentuk pilar atau jembatan yang bisa meningkatkan elevasi permukaan air. Diketahui bahwa hal ini merupakan efek aliran balik yang menimbulkan air sungai meluap

e. Tindakan pengendalian banjir yang tidak tepat sasaran. Hal ini mengacu pada saran yang dibuat namun tidak dipertimbangkan. Contohnya tanggul yang tidak disesuaikan dengan volume air sehingga rentan jebol.

Itulah pembahasan tentang solusi banjir yang bisa diterapkan di rumah maupun lingkungan sekitar. Cara utama untuk mencegah dan menangani banjir dapat digali dari diri manusia sendiri. Caranya yaitu menjaga alam dengan tidak membuang sampah sembarangan serta meningkatkan kualitas sistem saluran.