Sejarah Singkat Hari Pahlawan 10 November

ANTARA FOTO/Didik Suhartono/foc.
Ilustrasi, Komunitas Roodebrug Soerabaia dan Reenactor Indonesia mementaskan teatrikal pertempuran saat Parade Surabaya Juang di Surabaya, Jawa Timur, Minggu (6/11/2022). Parade Surabaya Juang dalam rangka memperingati Hari Pahlawan itu digelar kembali setelah dua tahun ditiadakan karena pandemi COVID-19.
Editor: Agung
6/11/2023, 16.33 WIB

Hari Pahlawan adalah peringatan nasional yang diadakan setiap tanggal 10 November di Indonesia. Hari ini adalah saat yang penting untuk menghormati dan menghargai perjuangan para pahlawan bangsa yang telah berjuang demi kemerdekaan dan kebebasan Indonesia.

Setiap warga negara Indonesia pun wajib mengetahui sejarah singkat Hari Pahlawan 10 November tersebut. Alasannya, pemahaman mengenai sejarah hari ini akan memperkuat kesatuan dan persatuan bangsa. Setiap warga negara pun akan saling berpegang teguh pada Pancasila, memprioritaskan bangsanya, dan berusaha semaksimal mungkin dalam berbagai kesempatan.

Manfaat lainnya yakni, agar setiap warga negara menghargai jasa pahlawannya dan karena itulah warga negara kini dapat menempuh berbagai kesempatan. Perjuangan para pejuang di masa lampau membuat hadirnya berbagai kesempatan tersebut yang dapat dinikmati masyarakat kini. Simak sejarah singkat Hari Pahlawan 10 November sebagai berikut.

Sejarah Singkat Hari Pahlawan 10 November

PERINGATI HARI PAHLAWAN DI JALAN (ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/tom.)

Pada akhir abad ke-16, Belanda mulai mengembangkan kekuasaan kolonial di Indonesia. Kolonial Belanda datang dengan niat untuk menguasai sumber daya alam yang melimpah di Indonesia, seperti rempah-rempah.

Namun ternyata tak hanya itu, Belanda juga menindas penduduk pribumi dengan memperbudak mereka dan memeras kekayaan negara. Hal ini pun membuat masyarakat Indonesia pada masa itu hidup dalam kesulitan yang luar biasa.

Kemudian setelah bertahun-tahun tepatnya pada awal abad ke-20, semangat perlawanan mulai muncul di kalangan pemuda Indonesia. Para pemuda mulai menyadari bahwa mereka harus bersatu dan berjuang melawan penjajah untuk mendapatkan kemerdekaan mereka.

Dalam upaya memperoleh kemerdekaan, kekerasan demi kebebasan pun tidak terhindarkan. Setiap warga negara saat itu berjuang demi menjadi negara yang merdeka, berdaulat, dan makmur.

Pada 1928, Kongres Pemuda Indonesia diadakan di Jakarta. Di situlah para pemuda membuat Sumpah Pemuda yang menyatakan tekad mereka untuk menyatukan seluruh bangsa Indonesia dalam satu negara - Indonesia.

Sumpah Pemuda ini menjadi semacam tonggak sejarah dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Menurut situs resmi Museum Sumpah Pemuda, Kongres Pemuda yang dilaksanakan pada 27 hingga 28 Oktober 1928 itu berasal dari Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPPI).

Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, perjuangan bangsa Indonesia belum berakhir. Penjajah Belanda masih berusaha merebut kembali kekuasaan di Indonesia.

Kemudian, pada 10 November 1945, pertempuran sengit terjadi antara tentara Indonesia dengan pasukan Belanda di Surabaya, Jawa Timur. Pertempuran ini dikenal sebagai Peristiwa Surabaya dan menjadi titik awal perlawanan rakyat Indonesia terhadap penjajah.

Banyak pahlawan bangsa gugur dalam pertempuran ini. Kendati demikian, semangat dan semangat juang mereka tetap terus hidup dalam benak rakyat Indonesia untuk terbebas dari penjajahan.

Perang Surabaya itu melibatkan tentara sekutu Inggris yang merupakan pemenang Perang Dunia II dan pejuang Surabaya. Pertama, terjadi pertempuran 3 hari yang berlangsung pada 28 hingga 30 Oktober 1945.

DRAMA PERTEMPURAN MEMPERINGATI HARI PAHLAWAN (ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani/tom.)

Inggris pun terdesak dan meminta Soekarno menyerukan gencatan senjata. Namun, ketika berlangsung perundingan gencatan senjata, Brigadir Jenderal AWS Mallaby tewas dalam insiden Jembatan Merah.

Inggris pun murka dan menyatakan ultimatumnya agar pejuang di Surabaya menyerahkan diri maksimal pukul 06.00 WIB tanggal 10 November 1945. Ultimatum ini tidak digubris para pejuang dan akhirnya muncul pertempuran.

Inggris menargetkan dalam tiga hari pihaknya dapat menguasai Surabaya. Namun Inggris tidak dapat melakukannya dan baru bisa mengalahkan pejuang keluar Surabaya pada hari ke-21. Pertempuran dinyatakan selesai tapi para pejuang masih kerap melakukan serangan skala kecil ke Inggris dan Belanda di wilayah tersebut.

Setelah itu, pada periode 1945-1949 tersebut telah terjadi perang kemerdekaan dan juga Agresi Militer Belanda I. Bangsa Indonesia yang telah meraih kemerdekaan tidak ingin kehilangan kemerdekaan yang sudah mereka perjuangkan selama bertahun-tahun.

Pahlawan-pahlawan bangsa menjadi garda terdepan dalam melawan serangan militer Belanda. Perjuangan para pahlawan bangsa tidaklah mudah karena harus bertempur dengan kekuatan yang jauh lebih besar, baik dalam hal jumlah pasukan maupun persenjataan.

TABUR BUNGA HARI PAHLAWAN DI PANTAI UTARA (ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra/tom.)

Kondisi Indonesia yang memprihatinkan saat itu tidak membuat para pejuang goyah. Semangat kebangsaan dan cinta akan tanah air menjadi alasan kuat untuk terus melawan.

Perjuangan berlanjut hingga tahun 1949 ketika Belanda akhirnya mengakui kedaulatan Indonesia melalui Konferensi Meja Bundar. Perjuangan panjang dan pengorbanan para pahlawan bangsa membuahkan hasil, dan Indonesia resmi merdeka.

Itulah sejarah singkat Hari Pahlawan 10 November yang diperingati hingga saat ini. Dalam peringatan Hari Pahlawan, berbagai upacara dan kegiatan dilakukan untuk menghormati para pahlawan. Pengibaran bendera merah putih, upacara tabur bunga di makam para pahlawan, dan seminar atau diskusi tentang perjuangan bangsa.

Hari Pahlawan adalah momen untuk mengingat dan mengenang jasa-jasa para pahlawan bangsa. Tidak hanya pahlawan yang gugur dalam pertempuran, tetapi juga pahlawan yang memperjuangkan hak-hak rakyat Indonesia di berbagai bidang, seperti pendidikan, politik, sosial, dan ekonomi.