Istilah ideologi berasal dari gabungan kata "oida" dan "logi" dalam bahasa Yunani. "Oida" berarti mengetahui atau melihat dengan pemahaman, sementara "logi" berarti pengetahuan.
Arti dari ideologi adalah pemahaman tentang gagasan-gagasan, ide-ide, atau ajaran-ajaran dasar. Ideologi juga dapat dijelaskan sebagai koleksi gagasan-gagasan, ide-ide, dan keyakinan yang sistematis dan menyeluruh, yang mencakup berbagai aspek kehidupan manusia.
Ideologi dibagi menjadi dua jenis, yaitu ideologi terbuka dan ideologi tertutup. Untuk mengetahui penjelasan perbedaan ideologi terbuka dan ideologi tertutup lebih lanjut, simak penjelasan di bawah ini.
Perbedaan Ideologi Terbuka dan Ideologi Tertutup
Ideologi terbuka dan ideologi tertutup adalah dua pendekatan yang berbeda dalam memahami dan mengelola gagasan-gagasan politik, sosial, dan budaya. Berikut ini adalah perbedaan antara keduanya.
1. Ideologi Terbuka
Ideologi terbuka adalah konsep yang mengusung nilai-nilai seperti toleransi, pluralisme, kebebasan berpendapat, dan keterbukaan terhadap perbedaan. Ideologi ini memberikan ruang bagi beragam pandangan dan pendapat untuk diperdebatkan dan diakui dalam masyarakat. Ciri khas ideologi terbuka, adalah sebagai berikut:
Toleransi
Ideologi terbuka mendorong toleransi terhadap perbedaan, baik itu perbedaan dalam pandangan politik, agama, budaya, atau identitas.
Kebebasan Berpendapat
Ideologi terbuka meyakini bahwa kebebasan berpendapat adalah hak yang fundamental bagi setiap individu. Hal ini mencakup hak untuk mengungkapkan ide-ide, kritik, dan pendapat tanpa takut akan pembatasan atau penindasan.
Pluralisme
Ideologi terbuka mengakui bahwa masyarakat terdiri dari beragam kelompok dan individu dengan kepentingan, nilai, dan identitas yang berbeda. Ideologi ini menghargai keberagaman tersebut sebagai kekayaan masyarakat.
Keterbukaan terhadap Perubahan
Ideologi terbuka cenderung lebih fleksibel terhadap perubahan dan adaptasi terhadap dinamika sosial, politik, dan budaya. Hal ini memungkinkan masyarakat untuk berkembang dan berubah sesuai dengan tuntutan zaman.
Partisipasi Publik
Ideologi terbuka mendorong partisipasi aktif dari masyarakat dalam proses politik dan pengambilan keputusan. Hal ini dapat dilakukan melalui pemilihan umum, debat publik, gerakan sosial, dan mekanisme partisipasi lainnya.
Pemerintahan Transparan
Ideologi terbuka mengharapkan adanya transparansi dalam tata kelola pemerintahan, termasuk akses publik terhadap informasi publik dan pertanggungjawaban pemerintah kepada rakyat.
Penghargaan terhadap Keanekaragaman Budaya
Ideologi terbuka menghargai dan mempromosikan keanekaragaman budaya dalam masyarakat, termasuk pengakuan terhadap hak-hak minoritas dan kelompok-kelompok yang kurang beruntung.
Ideologi terbuka sering kali dianggap sebagai fondasi bagi sistem politik demokratis yang inklusif dan dinamis. Meskipun demikian, implementasi nilai-nilai ini dalam prakteknya sering kali memerlukan upaya dan komitmen yang berkelanjutan dalam membangun masyarakat yang terbuka dan inklusif.
2. Ideologi Tertutup
Ideologi tertutup adalah konsep yang menekankan pada kontrol, otoritarianisme, dan penolakan terhadap perubahan atau pluralisme. Ideologi ini cenderung menunjukkan keengganan terhadap ide-ide baru, pengaruh asing, dan pandangan yang bertentangan dengan pemerintah atau kelompok yang berkuasa. Beberapa ciri khas dari ideologi tertutup, antara lain:
Kontrol Kebijakan
Ideologi tertutup menekankan kontrol yang ketat atas kebijakan politik, ekonomi, dan sosial. Pemerintah atau kelompok yang berkuasa cenderung memegang kendali atas berbagai aspek kehidupan masyarakat.
Pembatasan Kebebasan Berpendapat
Ideologi ini cenderung membatasi kebebasan berpendapat dan menekan oposisi politik serta kritik terhadap pemerintah atau kelompok yang berkuasa.
Otoritarianisme
Ideologi tertutup sering kali terkait dengan pemerintahan otoriter atau totaliter yang menekankan kontrol yang ketat, kepatuhan, dan ketaatan terhadap otoritas yang ada.
Konservatisme Sosial
Ideologi ini cenderung mempertahankan status quo sosial dan menolak perubahan yang dianggap mengganggu nilai-nilai tradisional atau struktur sosial yang ada.
Isolasionisme
Ideologi tertutup cenderung mengisolasi diri dari pengaruh asing dan membatasi akses terhadap ide-ide atau budaya dari luar. Hal ini bisa tercermin dalam kebijakan proteksionis atau xenofobia.
Propaganda dan Kontrol Informasi
Pemerintah atau kelompok yang menganut ideologi tertutup cenderung menggunakan propaganda dan kontrol informasi untuk mempengaruhi opini publik dan mempertahankan kekuasaan mereka.
Kurangnya Transparansi
Pemerintahan dalam ideologi tertutup cenderung kurang transparan dalam pengambilan keputusan dan kurang memperhatikan pertanggungjawaban kepada masyarakat.
Ideologi tertutup sering dihubungkan dengan sistem politik otoriter seperti monarki absolut, diktatorisme, atau rezim militer yang menekankan kontrol yang ketat dan pembatasan terhadap kebebasan individu. Meskipun demikian, ideologi tertutup juga dapat ditemukan dalam berbagai konteks politik dan budaya yang lebih luas, termasuk dalam gerakan ekstremis dan oposisi terhadap demokrasi liberal.