Hari tanpa bayangan 2024 merupakan fenomena kulminasi utama yang terjadi di wilayah Indonesia. Fenomena hari tanpa bayangan kedua berlangsung sejak September-Oktober 2024 dengan waktu berbeda di setiap daerah.
Fenomena hari tanpa bayangan 2024 sebelumnya telah berlangsung pada bulan Februari hingga April lalu. Tepatnya mulai 21 Februari 2024 di Baa, Nusa Tenggara Timur (NTT), hingga 4 April 2024 di Sabang, Aceh. Sementara periode keduanya, terjadi mulai 7 September 2024 di Sabang, Aceh hingga 21 Oktober 2024 di Baa, NTT.
Fenomena Hari Tanpa Bayangan 2024
Hari tanpa bayangan merupakan fenomena kulminasi utama, yaitu saat Matahari ada tepat di posisi paling tinggi di langit saat deklinasi Matahari sama dengan lintang pengamat, atau titik zenith. Akibatnya, bayangan benda tegak menghilang, karena bertumpuk dengan benda tersebut.
Posisi Indonesia yang berada di sekitar ekuator, menyebabkan fenomena hari tanpa bayangan. Kulminasi utama di wilayah Indonesia berlangsung dua kali dalam setahun, dengan waktu tidak jauh dari saat Matahari berada di khatulistiwa. Di kota lain, fenomena ini terjadi saat deklinasi Matahari sama dengan lintang kota tersebut.
Hari Tanpa Bayangan 2024
Hari tanpa bayangan, atau kulminasi utama periode kedua di tahun ini berbeda-beda setiap daerah. Berikut daftar waktu terjadinya hari tanpa bayangan, atau kulminasi utama periode kedua tahun 2024. Berikut waktu terjadinya hari tanpa bayangan 2024 di beberapa kota besar Indonesia pada bulan Oktober 2024:
• Bandung: 10 Oktober 2024, pukul 11.36.31 WIB
• Semarang: 10 Oktober 2024, pukul 11.25.10 WIB
• Yogyakarta: 13 Oktober 2024, pukul 11.24.43 WIB
• Surabaya: 11 Oktober 2024, pukul 11.15.50 WIB
• Denpasar: 15 Oktober 2024, pukul 12.04.43 WITA
• Mataram: 15 Oktober 2024, pukul 12.01.20 WITA
• Kupang: 19 Oktober 2024, pukul 11.30.37 WITA
Dampak Terjadinya Hari Tanpa Bayangan
Fenomena hari tanpa bayangan 2024 menimbulkan sejumlah dampak di beberapa wilayah yang merasakannya. Berikut dampak hari tanpa bayangan:
1. Bayangan Pada Benda Tegak Menghilang
Ketika posisi Matahari sejajar, atau persis berada di atas kepala pengamat, bayangan benda tegak, atau objek vertikal dapat menghilang. Bayangan dapat hilang saat fenomena kulminasi, karena ketika Matahari mencapai posisi tertinggi di langit, dan tegak lurus dengan permukaan bumi di lokasi pengamat, sinar Matahari datang dari arah vertikal.
2. Intensitas Sinar Matahari Maksimum
Di wilayah yang sedang terjadi hari tanpa bayangan, Matahari memancarkan sinar dengan intensitas maksimum. Meski begitu, tidak serta merta menyebabkan suhu di Indonesia menjadi semakin panas.
3. Paparan Sinar Ultraviolet Lebih Kuat
Pada umumnya hari tanpa bayangan tidak berdampak langsung pada cuaca, atau iklim di Indonesia. Namun, masyarakat harus tetap waspada terhadap peningkatan paparan sinar ultraviolet (UV).
Ketika Matahari ada di titik tertinggi, paparan sinar ultraviolet bisa lebih kuat dari biasanya. Paparan sinar Matahari yang kuat, tanpa perlindungan memadai dapat mempengaruhi kondisi kulit, seperti memicu penuaan dini, penebalan, kerutan, dan perubahan pigmentasi.
Hari tanpa bayangan 2024 masih dialami di beberapa wilayah Indonesia pada bulan Oktober 2024. Ini merupakan fenomena di mana Matahari tepat berada di atas kepala pada siang hari, sehingga benda-benda di sekitarnya tidak memiliki bayangan.