Hari Pahlawan diperingati pada 10 Noveber setiap tahunnya untuk mengenang salah satu peristiwa bersejarah yang berperan besar dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Peristiwa yang dimaksud yaitu pertempuran di Surabaya antara pihak tentara Indonesia yang ingin mempertahankan kemerdekaan dan pasukan Inggris yang terjadi pada 10 November 1945.

Untuk tahun ini, peringatan Hari Pahlawan akan dilaksanakan pada Minggu, 10 November 2024 dengan mengusung tema ""Teladani Pahlawanmu, Cintai Negerimu" yang dirilis oleh Kementerian Sosial RI.

Menjelang peringatan tersebut, khatib biasanya mulai menyampaikan khutbah jumat yang berkaitan dengan Hari Pahlawan. Adapun tujuan dari penyampaikan khutbah ini untuk mengajak umat Islam selalu bersyukur dan meneladani jasa para pahlawan yang telah berjuang meraih kemerdekaan.

Bila ditunjuk menjadi khatib untuk menyampaikan topik ini, berikut di bawah ini kumpulan khutbah Jumat tentang Hari Pahlawan 2024 bahasa Inggris yang bisa dibagikan.

Khutbah Jumat tentang Hari Pahlawan 2024

Berikut ini dua khutbah Jumat dari berbagai sumber yang bisa dijadikan referensi untuk menyambut Hari Pahlawan pada 10 November 2024 mendatang. 

Khutbah Jumat tentang Hari Pahlawan 2024 (ANTARA FOTO/M. Irfan Ilmie/wsj.)

Khutbah Jumat 1

Khutbah I

*اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. أَمَّا بَعْدُ،

**يَا أَيُّهَا النَّاسُ، اتَّقُوا اللهَ تَعَالَى وَاعْلَمُوا أَنَّ اللهَ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى كَرَّمَ بَشَرِيَّتَهِ بِإِرْسَالِ الرُّسُلِ وَالنَّبِيِّيْنَ لِيَهْدُوْهُمْ إِلَى الصِّرَاطِ الْمُسْتَقِيْمِ، وَأَنَّهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى أَمَرَهُمْ بِالْمُجَاهَدَةِ فِي سَبِيْلِهِ، وَالْجِهَادُ يَعْنِي الْمُوَافَقَةَ لِلْوَصَايَا وَالْأَوْامِرِ الرَّبَّانِيَّةِ، وَالْمُبَالَغَةُ فِيْ الْعَمَلِ الصَّالِحِ.

إِخْوَانِيْ،

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kita kesempatan untuk hadir di tempat yang memiliki barokah ini dalam keadaan sehat dan tidak kurang suatu apapun.

Shalawat dan salam Kita sampaikan kepada junjungan Nabi Muhammad bserta seluruh kerabat keluarga maupun yang mengikutinya.

Pada hari ini, kita memperingati Hari Pahlawan, tanggal 10 November untuk mengenang jasa para pejuang yang telah berjuang untuk merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Para pahlawan telah mengorbankan jiwa raganya demi kemerdekaan dengan bertempur melawan penjajah, bahkan sampai mengorbankan nyawanya.

Dalam Islam, jihad diketahui merupakan salah satu cara untuk meneladani para pahlawan yang telah gugur di medan perang.

Walaupun begitu Jihad tidak hanya berarti berperang melawan musuh, tetapi juga berjuang di jalan Allah sebagaimana firmanNya:

ا وَّجَاهِدُوْا بِاَمْوَالِكُمْ وَاَنْفُسِكُمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِۗ

Berjihadlah dengan harta dan jiwamu di jalan Allah (QS. al-Taubah/9: 41)

Terdapat berbagai cara untuk mengamalkan ajaran tersebut tanpa ikut berperang misalnya menuntut ilmu, menyebarkan kebaikan, menolong sesama, membangun bangsa dan negara.

Selain itu keteladanan para pahlawan dapat dijadikan contoh misalnya: keberanian, kegigihan, keikhlasan dan kecintaan kepada tanah air.

Untuk itu sebagai seorang yang tidak melupakan jasa para pahlawan sebaiknya kita selalu mendoakan, mengenang dan meneladaninya.

Akhir kata, marilah kita panjatkan doa kepada Allahta'ala agar kita dapat meneladani para pejuang kemerdekaan dan bermanfaat bagi nusa dan bangsa.

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

**الْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ ع

Khutbah Jumat 2

Khutbah I

إِنَّ اْلحَمْدَ لِلّهِ نَحْمَدُهُ وَ نَسْتَعِيْنُهُ وَ نَسْتَغْفِرُهُ، وَ نَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَ مِنْ سَيِّئاَتِ أَعْمَالِناَ مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضَلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَا دِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ الَّلهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ وَ بَارِكْعَلىَ نَبِيِّناَ مُحَمَّد وَ عَلىَ اٰلِهِ وَ صَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ أَمَّا بَعْدُفَياَعِبَادَ اللهِ أُصِيْكُمْ وَإَيّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ المُتَّقُوْنَ

Para jemaah sholat Jumat yang dirahmati Allah SWT.

Siang Jum'at ini pendar cahaya mentari memancarkan sinarnya nan terang benderang menembus ke muka bumi membawa secarik berkah dan harapan luhur bagi umat manusia beriman yakni terbentangkannya banyak jalan untuk mendekati diri-Nya agar bisa mengisi energi spiritualitas dan juga mensyukuri atas tetes percik nikmat-Nya yang nian agung.

Sholawat berbingkai salam semoga tercurah pada Nabi Muhammad SAW.

Semoga kita bisa meniru dan mengejawantahkan tabiat beliau yang begitu agung.

وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٖ

Artinya: "Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang agung." (QS Al-Qalam [68]: 04).

Setiap tanggal 10 November, Indonesia selalu memperingati hari Pahlawan.

Peringatan ini tentu memberikan makna yang menuntut generasi pasca kemerdekaan agar bisa mereguk sekaligus mengaplikasikan pesan tersebut.

Berbicara mengenai hari pahlawan, mengingatkan kita akan kisah heroik pertempuran Surabaya tahun 1945.

Kisah ini sangat melegenda hingga detik sekarang, karena dalam catatan literatur sejarah menyatakan pertempuran ini hanya dilakukan dengan senjata bambu runcing.

Bayangkan para musuh saja sudah menggunakan senjata yang super canggih pada kala itu. Sedangkan pejuang kita masih menggunakan senjata yang paling sederhana.

Tentu dalam pikiran kita era digital ini mustahil mampu mengalahkan mereka.

Tapi Bung Tomo dengan menggelegar memberikan spirit menggebu kepada para pejuang, "Lebih baik kita hancur lebur daripada tidak merdeka!". Atas spirit itulah, seakan ada energi besar yang mendorong mereka untuk menumpaskan para imperialisme dengan tetesan peluh dan darah membasahi tubuh.

Pertempuran pun terjadi. Diperkirakan sekitar 6-16 ribu pejuang kemerdekaan Indonesia gugur dalam pertempuran selama tiga minggu tersebut. Semoga syahid!

Inilah pertempuran paling akbar yang pernah terjadi selama proses perjuangan kemerdekaan.

Kepadanya kita doakan agar arwahnya tenang dan kita lanjutkan harapan terbesar mereka yakni menjadikan bangsa ini semakin melesat maju dan gemilang di masa depan.

Para hadirin sholat Jumat sekalian.

Hari ini Indonesia tengah mencari sosok pahlawan. Tentu pahlawan yang mampu membawa arah transformasi dan kemajuan besar bagi kehidupan bangsa.

Di tengah gempuran wabah Covid-19 yang tak kunjung henti ini, seyogianya dapat mencambuk diri kita agar bisa mendedikasikan diri sebagai seorang pahlawan.

Mencari pahlawan di era krusial ini sangat sukar. Bahkan untuk dapat menyepadankan dengan pahlawan yang telah gugur itu, pasti jauh lebih sulit lagi. Sebab karakteristik pahlawan sejati itu dia selalu peduli dan mencintai bangsanya dengan sadik. Tidak memikirkan hajat pribadi maupun kelompoknya, akan tetapi memikirkan hajat bagi kehidupan bangsa dan negara.

Tanpa penghayatan spiritual yang dalam, tentu sangat sukar bagi kita untuk menjadi seorang pahlawan. Perlu ditekankan bahwa pahlawan tidak saja dikonotasikan sebagai bentuk melawan dengan senjata, tetapi bagaimana pahlawan itu dapat memberikan dampak besar bagi kemajuan bangsanya.

Inilah tantangan besar yang dihadapi oleh bangsa pada saat ini. Oleh karena itu, dalam menyongsong 100 tahun ulang tahun kemerdekaan pada 2045 nanti, kita mesti merancang sebuah kerangka masa depan yang mencakup kiprah konstruktif untuk bisa menjadi seorang pahlawan bagi kemajuan bangsa.

Kita selaku generasi penerus sudah saatnya memulai mengejawantahkan kiprah konstruktif tersebut.

Satu di antara kiprah yang bisa dilakukan bagi kita semua adalah selalu menampilkan paradigma pemikiran besar (big thinking). Di sini kita dituntut untuk melenyapkan pemikiran cetek dan daya nalar ilmiah rendah yang membuat sulitnya mengambil keputusan secara cepat dan arif.

Padahal kita menyaksikan percaturan global saat ini sangat dibutuhkan sosok yang berani mengambil keputusan dengan segala konsekuensi nya.

Bagi David J. Schwartz dalam bukunya "Berpikir dan Berjiwa Besar" mengatakan pemikir besar sebagai ahli dalam menciptakan gambar yang positif, memandang ke depan, optimistis baik di dalam pikiran mereka sendiri maupun pikiran orang lain.

David memberikan contoh pernyataan, "Tidak ada gunanya; kita sudah kalah." Kalau pemikir cetek tentu akan mengabaikan. Berbeda dengan pemikir besar, pasti dia akan melenyapkan dan digantikan dengan diksi "Kita belum kalah. Mari kita terus berusaha. Ini ada segi lain yang baru."

Pernyataan ini seolah membongkar kebobrokan diri kita. Yang selalu pesimistis terhadap iklim kehidupan yang terjadi. Namun, bagi seorang pemikir besar tentu akan selalu memancarkan tabiat optimistis betapapun kelamnya kehidupan.

Lewat peringatan hari Pahlawan ini, khatib mengajak agar kita semua yang hadir di masjid mulia ini untuk bisa memulai hidupnya dengan menjadi seorang pemikir besar.

Kita pasti bisa menjadi pemikir besar. Kuncinya pada kesungguhan (sooth), ketulusan (sincerity), dan kemauan (desire) harus melekat kuat di dalam jiwa kita.

Dengan demikian masa depan bangsa ini akan terjamin maju karena telah dinahkodai oleh para pemikir besar.

Dan inilah sosok pahlawan bangsa yang dicari selama ini. Selamat Hari Pahlawan.

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Khutbah II

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَمَّا بَعْدُ
إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ، إِنَّكَ قَرِيْبٌ مَجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَقَاضِيَ الْحَاجَاتِ
رَبَّناَ هَبْ لَناَ مِنْ أَزْوَاجِناَ وَذُرَّيَّاتِناَ قُرَّةً أَعْيُنٍ وَاجْعَلْناَ لِلْمُتَّقِيْنَ إِمَاماً
. رَبَّناَ لاَ تُزِغْ قُلُوْبَناَ بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَناَ وَهَبْ لَناَ مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً، إِنَّكَ أَنْتَ اْلوَهَّابُ
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبّى اْلعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُون وَالسَّلاَمُ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

Demikian dua khutbah Jumat tentang Hari Pahlawan 2024 penuh semangat yang bisa dijadikan sebagai referensi.