Reuni 212 tahun 2025 berlangsung di kawasan Silang Monas, Jakarta, pada Selasa (2/12/2025), dimulai sekitar pukul 21.00 WIB, setelah rangkaian khotmil Quran selesai. Sejumlah pejabat serta tokoh masyarakat terlihat hadir.
Acara reuni 212 tahun 2025 mengangkat tema “Revolusi Akhlak untuk Selamatkan NKRI dari Penjahat dan Merdekakan Palestina dari Penjajah”. Pelaksanaannya diawali dengan salat Magrib berjemaah, lalu dilanjutkan salat Isya.
Sepanjang acara, terdengar dua kali kumandang azan dari panggung utama. Menjelang agenda inti pukul 21.00 WIB, para peserta kebanyakan berpakaian putih, berselawat, bertakbir, dan mengikuti khotmil Quran yang dibacakan dari awal hingga akhir.
Pola pelaksanaan tahun ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya yang biasanya dimulai sejak malam hingga Subuh, sehingga kegiatan berakhir lebih larut. Acara juga diisi dengan orasi sejumlah peserta di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat yang mengirimkan dukungan untuk Palestina. Selain itu, dilakukan salat gaib, doa, serta munajat untuk korban bencana di Sumatera.
Apa itu Reuni 212?
Aksi 212 berawal dari refleksi besar pada tahun 2016 yang menuntut proses hukum terhadap Basuki Tjahaja Purnama atas dugaan penistaan agama. Gerakan tersebut dipimpin oleh Rizieq Shihab dan didukung massa besar dari Front Pembela Islam (FPI).
Sejak itu, kegiatan tersebut rutin diadakan setiap tahun dalam bentuk reuni dengan tema yang berbeda-beda. Selain sebagai momen mengenang aksi awal, acara ini juga dianggap sebagai wadah mempererat solidaritas umat Islam dan kerap menandai pesan keagamaan serta isu sosial-politik.
Reuni 212 Tahun 2025
Beberapa yang hadir dalam acara Reuni 212 Tahun 2025 antara lain Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung, Wakil Menteri Agama Romo Muhammad Syafi'i, Sekda DKI Jakarta Uus Kuswanto, serta para ulama seperti Buya KH Qurtubi Jaelani dan Rizieq Shihab. Presiden Prabowo Subianto tidak hadir meski diundang.
Tokoh-tokoh tersebut sempat naik ke panggung menjelang acara inti yang dibuka dengan lagu Indonesia Raya. Wamenag Romo Muhammad Syafi'i kemudian menyampaikan pidato.
Dalam pidatonya, Syafi'i menekankan pentingnya menjaga ukhuwah Islamiyah dan seluruh umat Islam tetap bersatu menghadapi potensi perpecahan. Ia mengingatkan bahwa pada tahun 2022 PBB telah menetapkan 15 Maret sebagai Hari Internasional Melawan Islamofobia.
“Tidak boleh ada kebencian atau pelabelan kekerasan terhadap agama tertentu,” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, perwakilan panitia sekaligus Ketua Front Persaudaraan Islam, Muhammad bin Husein Alatas, turut memberikan sambutan. Ia mengapresiasi terselenggaranya Reuni Akbar 212 dan berharap kegiatan tersebut dapat terus digelar setiap tahun. Ia juga mengajukan usul agar tanggal 2 Desember ditetapkan sebagai Hari Libur Nasional sekaligus Hari Ukhuwah Indonesia.
Selain itu, Muhammad bin Husein Alatas mengajak peserta aksi untuk berdonasi bagi korban banjir dan tanah longsor di Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Aceh.
“Mari berjihad dengan harta untuk membantu saudara-saudara kita yang sedang tertimpa musibah,” ujarnya.
Reuni 212 tahun 2025 menunjukkan bahwa kegiatan tersebut kembali menjadi ajang memperkokoh umat dengan menekankan pentingnya ukhuwah Islamiyah, solidaritas kemanusiaan, dan kepedulian sosial. Acara yang berlangsung hingga larut malam ini tidak hanya menghadirkan tokoh-tokoh masyarakat dan unsur pemerintah, tetapi juga menghasilkan sejumlah seruan, mulai dari ajakan menjaga persatuan, penggalangan bantuan bagi korban bencana, hingga usulan menjadikan 2 Desember sebagai Hari Libur Nasional.