Apa Itu Siklon Tropis? Ini Pengertian, Penyebab, dan Dampaknya bagi Indonesia

ANTARA FOTO/Sulthony Hasanuddin/tom.
Awan tebal di atas gedung bertingkat di Jakarta, Sabtu (15/11/2025). Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika mengimbau masyarakat untuk mewaspadai potensi cuaca ekstrem yang diperkirakan terjadi selama sepekan hingga 20 November 2025 karena dipengaruhi perpaduan fenomena atmosfer yang memicu pertumbuhan awan hujan secara siginifikan di berbagai wilayah di Indonesia.
Penulis: Tifani
Editor: Safrezi
16/12/2025, 19.59 WIB

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan potensi cuaca buruk akibat siklon tropis Bakung, bibit siklon tropis 93S dan 95S. Sebelumnya, BMKG juga mendeteksi Bibit Siklon Tropis 91S dan Siklon Tropis Senyar pada November 2025 dan siklon tropis Seroja yang menghancurkan Nusa Tenggara Timur (NTT) pada 2021 lalu.

Fenomena atmosfer tak biasa ini secara tidak langsung memicu terjadinya cuaca ekstrem di wilayah Indonesia, seperti longsor dan banjir bandang yang terjadi di Sumatra. Menariknya, siklon tropis merupakan fenomena cuaca ekstrem yang relatif jarang terjadi di wilayah Indonesia.

Lantas, apa itu siklon tropis dan mengapa dampaknya bisa begitu besar? Melansir laman Instagram resmi BMKG @infobmkg, berikut ulsan lengkap mengenai apa itu siklon tropis dan dampaknya di Indonesia.

Apa Itu Siklon Tropis

Siklon Tropis Bakung (BMKG)

Siklon tropis adalah badai dengan kekuatan yang cukup besar dengan radius siklon tropis rata-rata bisa mencapai 150 sampai 200 km. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), siklon tropis adalah siklon yang sumbernya berada di daerah tropis dengan tekanan udara yang sangat rendah disertai angin kencang dan hujan, kadang-kadang disertai badai guntur.

Siklon tropis juga dapat diartikan sebagai badai dengan kekuatan yang besar. Umumnya, siklon tropis bakal terbentuk di atas lautan luas yang suhu permukaan air lautnya mencapai lebih dari 26 derajat Celcius.

Ciri-ciri siklon tropis juga ditandai dengan adanya angin kencang. Angin biasanya akan berputar di dekat pusatnya dengan kecepatan lebih dari 63 km/jam. Menurut BMKG masa hidup suatu siklon tropis rata-rata berkisar antara 3 hingga 18 hari.

Siklon tropis akan melemah atau punah ketika bergerak dan memasuki wilayah perairan yang dingin atau memasuki daratan, karena energi mereka berasal dari lautan hangat. Terdapat beberapa istilah lain untuk menyebut siklon tropis, yaitu badai tropis, typhoon, topan, siklon, cyclone, atau hurricane, tergantung pada wilayah terbentuknya.

Penyebab Siklon Tropis di Indonesia

Ada beberapa penyebab siklon tropis di Indonesia mengingat kawasan khatulistiwa bukan tempat ideal untuk kemunculan siklon tropis. Berikut beberapa faktor penyebab siklon tropis:

Suhu Permukaan Laut 26,5 Derajat Celsius

Siklon tropis membutuhkan energi panas dari laut. Suhu permukaan laut setidaknya harus mencapai 26,5°C hingga kedalaman sekitar 60 meter agar mampu memasok uap air dan energi yang cukup untuk memperkuat badai.

Atmosfer dalam Kondisi Tidak Stabil

Kondisi atmosfer yang labil atau tidak stabil menjadi salah satu faktor penyebab siklon tropis. Atmosfer yang tidak stabil memungkinkan terbentuknya awan Cumulonimbus yakni awan hujan dengan pertumbuhan vertikal tinggi.

Keberadaan awan ini menjadi salah satu indikator adanya aktivitas konvektif kuat dalam siklon tropis.

Kelembapan Udara Tinggi di Lapisan Menengah Atmosfer

Kadar kelembapan yang tinggi di lapisan atmosfer paras menengah atau sekitar ketinggian 5 kilometer juga dapat memicu kemunculan siklon tropis. Kondisi ini mendukung pertumbuhan awan konvektif dan memperkuat sistem badai yang sedang berkembang.

Lokasi Pembentukan Berjarak dari Khatulistiwa

Siklon tropis umumnya terbentuk pada jarak minimal sekitar 500 kilometer dari garis khatulistiwa. Pembentukan di dekat ekuator tergolong jarang karena efek Coriolis di wilayah tersebut relatif lemah.

Diameter bumi yang lebih besar di wilayah khatulistiwa membuat daerah ini bergerak dengan kecepatan rotasi sekitar 1.600 kilometer per jam. Sebaliknya, wilayah dekat kutub berputar jauh lebih lambat.

Ketimpangan kecepatan inilah yang menghasilkan gaya Coriolis yang semakin kuat seiring menjauhnya lokasi dari garis khatulistiwa.

Adanya Gangguan Atmosfer di Permukaan Bumi

Bibit siklon tropis biasanya diawali oleh gangguan atmosfer berupa pusaran angin dan penumpukan massa udara di dekat permukaan bumi, yang kemudian berkembang menjadi sistem tekanan rendah. Seiring waktu, sistem ini dapat semakin menguat apabila didukung oleh suhu permukaan laut yang hangat dan kondisi atmosfer yang labil.

Jika faktor-faktor penyebab siklon tropis tersebut terpenuhi, gangguan atmosfer tersebut berpotensi berkembang menjadi depresi tropis hingga siklon tropis.

Perubahan Arah dan Kecepatan Angin Relatif Stabil

Perbedaan kecepatan dan arah angin terhadap ketinggian (wind shear) harus relatif kecil. Perubahan angin yang terlalu besar justru dapat merusak struktur badai dan menghambat pertumbuhan siklon tropis.

Dampak Siklon Tropis di Indonesia

Pengaruh bibit siklon 93S di Bali (ANTARA FOTO/Iggoy el Fitr)

Meski siklon tropis jarang terbentuk di wilayah Indonesia, dampaknya cukup terasa signifikan. Dampak dari siklon tropis terbagi menjadi dua jenis, yaitu langsung dan tidak langsung.

Dampak Langsung Siklon Tropis di Indonesia

Dampak langsung dari siklon tropis meliputi gelombang tinggi, badai, storm surge, hujan deras, dan angin kencang di daerah yang dilaluinya. Di Indonesia, meski pusat siklon tropis umumnya terbentuk di luar wilayah khatulistiwa, dampaknya tetap dapat dirasakan secara signifikan, terutama di daerah pesisir dan perairan terbuka.

Contohnya, keberadaan sikon tropis senyar di lepas pantai Sumatra pesisir timur yang memicu banjir bandang dan tanah longsor atau keberadaan siklon tropis Bakung di lepas pantai selatan Jawa memicu angin kencang dan gelombang tinggi.

Dampak Tidak Langsung Siklon Tropis di Indonesia

Sementara itu, dampak tidak langsung siklon tropis terjadi melalui perubahan pola cuaca yang mempengaruhi Indonesia, seperti terbentuknya daerah pumpunan angin dan daerah belokan angin. Daerah pumpunan angin, misalnya, dapat mengakibatkan hujan lebat di daerah Jawa Timur hingga Nusa Tenggara Timur, seperti yang terjadi saat siklon tropis George pada tahun 2007.

Daerah belokan angin, di sisi lain, dapat menyebabkan hujan lebat di sekitar Sumatera bagian Selatan atau Jawa bagian Barat. Selain itu, adanya siklon tropis di sekitar perairan utara Sulawesi atau Laut Cina Selatan dapat menyebabkan berkurangnya curah hujan di wilayah Sulawesi bagian utara atau Kalimantan karena menyerap udara lembab di sekitarnya.

Itulah informasi lengkap mengenai pengertian apa itu siklon tropis, ciri-ciri, penyebab, hingga dampaknya bagi Indonesia.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.