Salah satu tantangan pemerintah di sektor minyak dan gas bumi (migas) adalah mengatasi defisit yang mencapai US$ 12,4 miliar pada 2018. Ini disebabkan, nilai impor migas sebesar US$ 29,8 miliar atau naik 22,6 persen dibandingkan periode yang sama 2017.
Kunci untuk mengatasi persoalan ini adalah dengan mendorong investasi baru di sektor migas. Apalagi sejak 2013, jumlah wilayah kerja (WK) migas terus mengalami penurunan dari 321 WK menjadi 216 pada 2018. Jumlah ini berpotensi berkurang mengingat ada blok migas yang sedang proses terminasi seiring berakhirnya masa eksplorasi.
Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar mengatakan, pemerintah memberikan kemudahan bagi investor yang berinvestasi migas di tanah air. Proses perizinannya pun semakin dipermudah dengan sistem online yang tengah disiapkan Kementerian ESDM.
“Jadi yang mengajukan izin tahu persis dokumennya ada di mana. Step 1 berapa hari, step 2 berapa hari itu ada (di sistem itu). Insya Allah tahun ini akan diaplikasikan,” kata Arcandra kepada tim Katadata.co.id awal Maret lalu.
Dalam perjalanan menuju sumur eksplorasi lepas pantai Tambakboyo-3, Wakil Menteri ESDM memaparkan sejumlah strategi menarik investasi di sektor hulu migas. Simak wawancara dengan Desi Dwi Jayanti, reporter Katadata.co.id.