ZIGI – Google mendorong masyarakat Indonesia untuk kepo dengan hal-hal positif melalui inisiatif yang dinamakan Kepositif. Bertepatan dengan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2021 yang jatuh setiap tanggal 5 Juni, Kepositif berbagi cerita tentang Melati Wijsen.
Sosok remaja asal Bali ini dikenal sebagai aktivis lingkungan yang mendirikan gerakan Bye Bye Plastic Bags bersama adiknya. Kegigihan Melati dan kawan-kawan membuahkan hasil karena Bali menjadi Provinsi di Indonesia yang pertama melarang penggunaan plastik sekali pakai.
Gerakan ramah lingkungan yang dijalankan Melati sejak dirinya masih SMP juga mencuri perhatian dunia. Yuk kepoin sosok Melati Wijsen yang menginspirasi!
Berawal dari keresahan pantai kotor
Melati Wijsen saat ini berumur 20 tahun keturunan Belanda dari sang ibu dan ayahnya asli Bali, Indonesia. Gerakan Bye Bye Plastic dimulai pada tahun 2013, bermula dari keresahan melihat pantai yang dikotori sampah.
Melalui Gerakan Selamat Tinggal Kantong Plastik tersebut Melati dan adiknya bertekad untuk membebaskan Bali dari ancaman penggunaan kantong plastik. Melati menyuarakan bahaya penggunaan plastik serta solusinya hingga ke forum internasional.
Ia menjadi pembicara di TED, konferensi yang diadakan organisasi media Amerika Serikat yang menjadi wadah untuk menyuarakan gagasan yang layak disebarkan. Hingga di forum United Nation atau Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).
Menjadi wanita berpengaruh
Usaha Melati akhirnya mendorong peraturan Gubernur Bali nomor 97 yang dikeluarkan pada 2018 mengenai larangan penggunan 3 jenis kantong plastik sekali pakai. Gerakan ini menular ke daerah-daerah lain di Indonesia seperti Jakarta, Bandung dan Batam.
Melati Wijsen masuk dalam daftar 10 wanita paling menginspirasi di Indonesia menurut majalah Forbes. Perempuan yang mengagumi RA Kartini ini dinobatkan sebagai wanita paling berpengaruh di dunia lewat penghargaan CNN Heroes Young Wonders 2018. Serta menjadi salah satu dari 25 remaja paling berpengaruh di dunia versi majalah TIME.
Melati dan adiknya, Isabel Wijsen juga mendapat penghargaan Bambi Awards 2017 yang diadakan di Berlin, Jerman. Kakak beradik ini masuk dalam daftar Forbes 30 under 30 tahun 2020, menjadi yang termuda dalam kategori Social Enterpreneurs.
Berbagai Proyek LSM
Bye Bye Plastic Bags (BBPB) memiliki visi untuk membebaskan dunia dari sampah plastik, dengan misi mendorong orang-orang melakukan hal yang benar melalui pendidikan, kampanye, dan pertemuan politik
Sejak 2018, BBPB telah terdaftar sebagai Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) di bawah Yayasan Bumi Indah. Melalui BBPB, Melati Wijsen juga memperkenalkan proyek Mountain’s Mama, One Island One Voice, serta yang terbaru Youthopia, yakni pemberdayaan pemuda melalui pendidikan.
Kalau kamu ingin ikutan bergabung dalam proyek ramah lingkungan Melati Wijsen, kunjungi situs resmi BBPB di sini. Kalau lagi di Bali bisa sekalian berkunjung ke Bye Bye Plastic Bags headquarters atau kantornya yang beralamat di Jalan Raya Canggu 88.