ZIGI – CEO Tesla, Elon Musk berencana untuk melakukan pemutusan hubungan kerja kepada 10 persen pegawai Tesla. Hal ini diketahui melalui memo internal yang dikirimkan Elon kepada para eksekutif di Tesla.
Lalu apa alasan Elon melakukan pemutusan hubunga kerja bagi para pegawainya? Berikut penjelasannya
Firasat Buruk Elon Musk Soal Ekonomi
Elon Musk berencana untuk melakukan pemotongan jumlah pegawai sebesar 10 persen akibat kondisi ekonomi yang tengah tidak menentu. Mengutip dari Reuters, Elon Musk menyebut dirinya memiliki “firasat buruk” soal kondisi ekonomi sekarang.
Ketakukan akan kondisi ekonomi yang memburuk mulai terlihat dengan kebijakan lockdown yang kembali dilakukan oleh Cina di Kota Shanghai. Hal ini menjadi kabar buruk mengingat Tesla memiliki pabrik disana.
Baca Juga : 5 Startup Dalam dan Luar Negeri Terkena Badai PHK
Saham Tesla Jatuh
Melansir Guardian, paska menyeruaknya berita tersebut, saham Tesla ambrol 3 persen pada 3 Juni 2022. Meskipun dilanda isu PHK, permintaan terhadap produk mobil listrik Tesla belum mengalami penurunan. Sebelumnya, saham Tesla sudah jatuh hingga 22 persen sejak sang bilioner memutuskan untuk menggunakan sahamnya untuk membeli Twitter, yang hingga kini belum menunjukkan perkembangan.
Hingga kini, Tesla memiliki 100.000 pegawai dan tengah membuka 5.000 lowongan pekerjaan di seluruh dunia. Dalam sebuah surel yang dikirimnya kepada para eksekutif Tesla, Elon memberikan tajuk “menghentikan perekrutan di seluruh dunia”. Pemberitahuan ini muncul setelah Elon meminta seluruh pegawai untuk kembali bekerja di kantor selama minimal 40 jam seminggu dan bila tidak melakukannya akan mendapatkan pemecatan.
PHK Untuk Pegawai Tertentu
Setelah kabar tersebut menyeruak, Elon Musk pun memberikan klarifikasi nya terkait kebijakan PHK yang akan dilakukan oleh perusahaannya kepada para pegawai. Elon menyebut PHK terhadap 10 persen pekerja hanya di lakukan kepada para pegawai dengan gaji tetap. Sedangkan untuk pegawai dengan gaji harian atau per jam, Tesla masih akan melakukan perekrutan.
Bahkan, beberapa area kerja masih akan melakukan perekrutan pegawai antara lain, bagian service dan penjualan, pekerja pabrik, dan pekerja yang melakukan instalasi panel solar dan baterai listrik. Selain akibat kondisi ekonomi yang tidak menentu, pengurangan jumlah pegawai ini juga dilakukan karena perusahaan memiliki jumlah pegawai yang berlebih di beberapa divisi.
“Tesla akan mengurangi jumlah pegawai sebesar 10 persen karena kita memiliki kelebihan pegawai di beberapa area” ujar Elon Musk, seperti dikutip Zigi.id dari Elektrek pada Selasa, 7 Juni 2022.
Pengurangan pegawai atau pemutusan hubungan kerja juga tidak diberlakukan bagi mereka yang terlibat langsung dalam pembangunan mobil dan baterai listrik. Bahkan, jumlah pekerja di area tersebut berencana akan ditambah.
Kondisi ekonomi dunia memang tengah tidak menentu dan membuat beberapa perusahaan harus mengambil langkah tegas untuk menjamin keberlangsungan hidup perusahaan. Tak hanya perusahaan besar di luar negeri seperti Tesla yang melakukan pemutusan hubungan kerja, namun beberapa perusahaan di Indonesia juga mengalami hal yang sama.
Baca Juga : Elon Musk Siap Bangun Bioskop Drive-in, Bisa Bayar Pakai Dogecoin