Advertisement
Advertisement
Analisis | Sentimen Debat Final di Twitter: Tren Jokowi Stabil, Prabowo Fluktuatif - Analisis Data Katadata

Sentimen Debat Final di Twitter:

Tren Jokowi Stabil, Prabowo Fluktuatif

Respons warganet selama debat ke-5 Pilpres 2019 tergambar dalam Analisis Sentimen Twitter yang dilakukan oleh Katadata. Hasilnya, sentimen positif dan negatif kedua pasangan calon berubah, namun Prabowo lebih fluktuatif.

Nazmi Haddyat Tamara

15/4/2019, 12.00 WIB


Suasana panas debat pamungkas pasangan calon presiden dan wakil presiden 2019-2024 yang digelar Sabtu (13/4) malam, ikut terasa di media sosial. Setiap pernyataan yang dilontarkan masing-masing calon direspons beragam melalui cuitan warganet yang meramaikan linimasa. Bagaimana sentimen di media sosial bagi masing-masing calon?

Satu jam menuju Debat Pilpres 2019 putaran kelima, suara pendukung kedua pasangan capres dan cawapres sudah memenuhi media sosial, khususnya Twitter. Analisis Sentimen Twitter yang dilakukan Katadata.co.id menunjukkan sentimen positif untuk kedua pasangan calon masih mendominasi.

Meski selisihnya tipis, calon petahana Joko Widodo - Ma'ruf Amin mempunyai sentimen positif lebih tinggi dibandingkan dengan pasangan Prabowo Subianto - Sandiaga Uno.

Saat pra-debat hingga pukul 19.00 WIB, sentimen positif untuk pasangan 01 mencapai 82%, sedangkan untuk pasangan 02 lebih rendah yaitu 73%. Di sisi lain, untuk sentimen negatif lebih banyak ke pasangan 02 dengan 22% sedangkan pasangan 01 hanya 15%. Sisanya, cuitan warganet dinilai memiliki sentimen netral.

Sentimen pra-debat ini masih diisi oleh euforia penutupan kampanye terbuka yang dilakukan masing-masing calon. Pasangan Jokowi-Ma'ruf menggelar kampanye akbar di Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta pada Sabtu (13/4).

Kampanye Jokowi di GBK (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)

Kampanye Prabowo di GBK (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)

Sementara itu, Sandiaga tanpa didampingi Prabowo menggelar kampanye di Alun-alun Kota Tangerang, Banten. Setelah itu, Sandi bersama Prabowo menemui pendakwah kondang Abdullah Gymnastiar atau Aa Gym di Jakarta.

Tak ayal, tagar yang populer dari kedua pasangan calon adalah #KonserPutihBerSATU dan #AaGymPilihPrabowo. Kemudian, pendukung 01 mulai menggunakan tagar #JokowiMenangTotalDebat sedangkan pendukung pasangan 02 menggunakan #BeraniPilih02 dalam meramaikan debat pamungkas ini.

Pemaparan Visi dan Misi dan Pembahasan Ekonomi


Segmen pertama debat dimulai dengan pemaparan visi-misi dan pembahasan topik ekonomi secara umum. Analisis Sentimen Twitter menunjukkan sentimen negatif bagi kedua pasangan calon terlihat meningkat.

Pasca segmen-1, pasangan Prabowo - Sandiaga mencatat peningkatan sentimen negatif hingga 32%, sedangkan pasangan Jokowi - Ma'ruf hanya 21%. Sentimen positif untuk kedua pasangan menurun, pasangan 01 lebih tinggi dengan 74% sedangkan pasangan 02 hanya 62%.

Dalam pemaparan visi-misi, pasangan 02 menyatakan ekonomi Indonesia berjalan ke arah yang salah. Itu ditandai dengan mengalirnya kekayaan nasional ke luar negeri. Selain itu, dia menyoroti terjadinya deindustrialisasi di Indonesia.

Di sisi lain, pasangan 01 menyatakan bahwa program ekonomi yang dijalankan selama 4,5 tahun ini tidak semata-mata mengejar angka pertumbuhan, tetapi juga bertujuan untuk pemerataan.

Pernyataan Prabowo yang menyebut dana ke luar negeri direspons negatif oleh warganet di Twitter. Alhasil, sentimen negatif untuk pasangan 02 meningkat dan sekaligus menggerus sentimen positif.

Debat Kelima Capres-Cawapres 2019 (Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA)

Tiru Tiongkok, Tax Ratio, hinggaShock Economy


Perdebatan berlanjut dengan pembahasan mengenai strategi masing-masing paslon dalam menjaga stabilitas harga pertanian dan perikanan. Dimulai dari pasangan 01 yang memiliki misi melakukan hilirisasi industri sebagai langkah lanjut dari pembangunan infrastruktur pada periode pertama.

Pernyataan tersebut ditanggapi oleh pasangan 02 dengan kembali menyebut terjadinya deindustrialisasi tanpa ada strategi dari pemerintah. Selanjutnya, pasangan 02 juga menyebut Indonesia harus mencontoh Tiongkok yang berhasil mengentaskan kemiskinan dalam 40 tahun.