Advertisement
Advertisement
Analisis | Pandemi Covid-19 yang Terlambat Diantisipasi Indonesia Halaman 2 - Analisis Data Katadata

Penelurusan kontak ini juga dirilis di situs pemerintah sehingga masyarakat yang mengunjungi tempat yang sama dengan pasien bisa memeriksakan diri ke rumah sakit secara gratis atau menghindari fasilitas publik. Alhasil, laju penyebaran virus corona di Singapura bisa ditekan.

Jika membandingkan kasus virus corona di Asia Tenggara, Indonesia sebetulnya memiliki waktu yang lebih panjang untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19. Namun sejumlah pejabat negara malah menganggap enteng dan menjadikan ancaman virus sebagai lelucon. Ketika sejumlah negara mulai menutup pintu dari luar negeri, dalam rapat terbatas kabinet pada 17 Februari 2020, presiden justru meminta industri pariwisata nasional mengambil peluang tersebut. Caranya, dengan memberikan diskon bagi wisatawan yang ingin datang ke tanah air.

Peta Sebaran Virus Corona di Indonesia

Sejumlah rumah sakit rujukan Covid-19 pun kewalahan menangani masyarakat yang ingin memeriksakan diri. Misalnya, hanya ditanyai gejala dan diperbolehkan pulang tanpa diperiksa atau dirujuk ke rumah sakit lain. Padahal, mereka sempat melakukan kontak dekat dengan pasien terinfeksi.

Tak hanya itu, dikutip dari Kompas.com, Wakil Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Muhammad Adib Khumaidi mengatakan beberapa rumah sakit belum memiliki fasilitas yang memadai, seperti ruang isolasi dan perawatan.

Akibatnya, terjadi peningkatan kasus secara signifikan di Indonesia. Jumlah kasus baru rata-rata mencapai 50 kasus per hari dalam sepekan terakhir. Tingkat kematiannya sebesar 8,4 persen atau paling tinggi di Asia Tenggara, sedangkan tingkat kesembuhannya baru 4,4 persen.

Oleh karena itu, beberapa pemerintah daerah menetapkan kebijakan social distancing untuk menahan laju penyebaran virus corona, seperti sistem bekerja dari rumah dan proses belajar-mengajar secara online sampai akhir Maret 2020. Jokowi juga mengimbau untuk menunda kegiatan-kegiatan yang melibatkan banyak orang.

 Meski begitu, menerapkan social distancing saja belum cukup untuk mengatasi penyebaran Covid-19. Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan semua negara harus mengombinasikan beberapa langkah penanganan.

 Menurutnya, langkah paling efektif adalah melakukan pemeriksaan, isolasi, dan penelusuran kontak. Dengan begitu dapat memutus rantai transmisi virus. “Kita tidak bisa menghentikan pandemi ini jika kita tidak mengetahui siapa saja yang terinfeksi,” ujar Tedros.

***