Pertamina, Krakatau Steel, dan RAJA Kembangkan Pipa Hidrogen
Pertamina New and Renewable Energy, Krakatau Steel, dan PT Rukun Raharja (RAJA) menandatangani nota kesepahaman pengembangan jalur pipa hidrogen hijau (green hydrogen) untuk menjawab tantangan penyediaan energi bersih di masa mendatang.
Penandatanganan dilakukan oleh Chief Executive Officer Pertamina NRE, Dannif Danusaputro, Direktur Utama Krakatau Steel, Silmy Karim, dan Direktur Utama RAJA, Djauhar Maulidi, dalam rangkaian kegiatan B20 Summit di Nusa Dua Bali pada Jumat, 11 November 2022.
“Hidrogen merupakan energi masa depan dan Indonesia memiliki potensi yang besar. Untuk itu pengembangan hidrogen menjadi strategis untuk transisi energi serta net zero roadmap Indonesia,” kata Dannif Danusaputro.
Menurut dia, tidak hanya di sisi hulu, infrastruktur hilir juga perlu dipersiapkan. Karena itu, Pertamina NRE secara aktif berkolaborasi dengan berbagai mitra strategis dalam pengembangan hidrogen bersih dari sisi hulu.
“Kami sangat menyambut baik kerja sama strategis dengan Krakatau Steel dan Rukun Raharja dalam pengembangan jalur pipa transmisi dan distribusi hidrogen,” kata Dannif.
PT KS, menurut Silmy Karim, sangat antusias terhadap ajakan berkolaborasi ini. “Bersama Pertamina dan Rukun Raharja kami menjajaki kerja sama pengembangan proyek pipa transmisi dan distribusi hidrogen bersih di wilayah Banten dan Jawa Barat Indonesia,” kata Silmy.
Sebelumnya Pertamina NRE dan Krakatau Steel bersama IGNIS Energy Holdings telah menandatangani joint study agreement pembangunan blue/green hydrogen plant di wilayah industri Krakatau Steel yang terintegrasi dengan pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) lepas pantai dan PLTS yang ke depannya dapat memproduksi listrik hingga 500 MWp – 1,5 GWp.
Hidrogen hijau dihasilkan dari pembangkit listrik energi terbarukan seperti geothermal, tenaga surya, bayu, atau air (hidro). Saat ini Pertamina NRE melalui anak usahanya, PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) sedang melakukan pengembangan hidrogen hijau di wilayah kerja geothermal Ulubelu, Lampung dengan target produksi 100 kilogram per hari.
Dalam jangka panjang, ditargetkan produksi hidrogen hijau dari seluruh wilayah kerja geothermal ini bisa mencapai 8.600 kilogram per hari.
Sebelumnya dalam G20 SOE (State Owned Enterprises) International Conference, Pertamina NRE menandatangani joint study agreement dengan beberapa mitra strategis untuk pengembangan hidrogen bersih, antara lain dengan Ignis Energy, Sembcorp, dan TEPCO.
Inisiatif-inisiatif dalam pengembangan energi baru dan terbarukan serta dekarbonisasi ini dilakukan Pertamina NRE sebagai bentuk implementasi environmental, social, and governance (ESG) serta dukungan terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, terutama tujuan ke-13, yaitu penanganan perubahan iklim.