Sosok Ganjar Pranowo, Calon Presiden Potensial Berambut Putih
Potensi Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo untuk menjadi calon presiden (capres) menguat menyusul sinyal dukungan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi). Menjadi capres akan memperkaya rekam jejak Ganjar di politik.
Jokowi mengatakan, bahwa ciri-ciri pemimpin yang memikirkan rakyatnya adalah memiliki wajah yang berkerut dan berambut putih.
“Konsekuensi ke depan pemimpin seperti apa yang kita cari? Hati-hati, saya titip hati-hati, pilih pemimpin yang mengerti, yang dirasakan rakyat, pilih nanti di 2024 yang ngerti apa yang dirasakan oleh rakyat. Setuju?” ujar Jokowi saat berbicara di depan ribuan relawannya dari kelompok Nusantara Bersatu, Sabtu, 26 November 2022.
Ganjar dianggap memiliki ciri-ciri fisik yang disebutkan Jokowi. Sehari kemudian, Gubernur Jawa Tengah itu kemudian mengunggah foto dirinya dengan rambut hitam ke akun media sosial Instagramnya.
Sinyal dukungan tersebut sejalan dengan keterpilihan Ganjar yang mengungguli capres potensial lainnya. Pria berusia 54 tahun tersebut memperoleh 16,6% pangsa suara dalam jajak pendapat Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC). Lembaga riset tersebut menyurvei 1.220 responden antara 5 dan 13 November 2022.
(Baca: Survei Terbaru SMRC: Ganjar Capres Teratas, Diikuti Prabowo dan Anies)
Keterpilihan Ganjar berkaitan dengan rekam jejaknya di politik. Pria kelahiran Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, tersebut memulai karier politiknya saat menjadi mahasiswa di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (UGM) di Yogyakarta. Dia menyelesaikan studi sarjananya pada 1995.
Saat berkuliah di UGM, Ganjar bergabung dengan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI). Ini merupakan sebuah organisasi ekstrakampus yang telah berdiri sejak 1954. Politisi-politisi yang pernah bergabung dengan organisasi ini mencakup ketua umum Parta Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri.
Ganjar aktif melakukan unjuk rasa sebagai mahasiswa, menandai ketertarikannya dalam politik sejak masih muda. Dia juga pernah melakukan demonstrasi terhadap rektor UGM Koesnadi Hardjasoemantri. Koesnadi menjabat antara 1986 dan 1990.
Setelah lulus, Ganjar bergabung dengan PDIP. Antara 2002 dan 2005, dia menjabat sebagai deputi Badan Pendidikan dan Pelatihan Pusat di partai berlambang banteng ini. Gubernur Jawa Tengah ini juga sempat menjadi anggota bidang penggalangan panitia pemilihan umum (pemilu) di partai yang bermarkas di Jakarta Pusat tersebut.
Bergabung dengan PDIP memfasilitasi Ganjar untuk menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) selama dua periode antara 2004 dan 2013. Pada periode pertama, Ganjar duduk di Komisi IV yang bertugas mengawasi pertanian, lingkungan hidup, kehutanan, dan kelautan.
Pada periode kedua, Ganjar bergeser ke Komisi II. Komisi ini mengawasi pemerintahan dalam negeri, otonomi daerah, aparatur negara, reformasi birokrasi, pemilihan umum, pertanahan, dan reforma agraria.
Karena menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi II, Ganjar sempat diduga terlibat dalam korupsi Kartu Tanda Penduduk (KTP) elektronik. Kasus korupsi ini diperkirakan merugikan negara Rp2,3 triliun.
Mantan anggota DPR Muhammad Nazaruddin mengatakan bahwa Ganjar diduga menerima uang dalam pengadaan kartu identitas tersebut pada 2011 dan 2012. Namun, Ganjar mengatakan bahwa dia telah menolak tawaran uang tersebut. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) juga menyatakan tidak menemukan bukti keterlibatan Ganjar.
(Baca: Ganjar Pernah Diminta Setya Novanto Tak Galak Bahas Proyek e-KTP)
Saat penyidikan kasus korupsi e-KTP berjalan, Ganjar telah melanjutkan karier politiknya ke Gubernur Jawa Tengah. Ganjar dan Heru Sudjatmoko memenangkan 48,82% suara dalam pemilihan gubernur pada 2013. Mereka maju dengan dukungan PDIP.
Pada 2018, Ganjar kembali memenangkan pemilihan gubernur dengan pangsa suara 58,78%. Dalam pemilihan ini, Ganjar maju bersama Taj Yasin Maimoen. Berbeda dengan pemilihan sebelumnya, Ganjar memperoleh dukungan bukan hanya dari PDIP, tapi juga dari Partai Golongan Karya, Partai Demokrat, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Partai Nasional Demokrat (Nasdem).
Ganjar akan menyelesaikan masa jabatannya sebagai Gubernur Jawa Tengah pada Juni 2023. Dia akan secara resmi purna tugas kira-kira tujuh bulan sebelum Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024, yang direncanakan akan dilaksanakan pada Februari 2024.
Ganjar telah memperoleh dukungan baik dari partai politik dan kelompok sukarelawan untuk maju dalam Pilpres 2024. Partai Solidaritas Indonesia (PSI), misalnya, telah mengumumkan dukungannya terhadap Ganjar. Namun, PDIP belum menentukan apakah akan mengusung Ganjar dalam Pilpres 2024.