Ancaman PHK Industri Tekstil

Reza Pahlevi
11 November 2022, 08:05

Sejumlah perusahaan di sektor industri tekstil dan produk tekstil (TPT) dikabarkan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK). Diduga, gelombang PHK tersebut imbas dari potensi resesi di sejumlah negara tujuan ekspor. 

Berkurangnya jumlah tenaga kerja di industri TPT ini juga terlihat dari data Badan Pusat Statistik (BPS). Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan, ada pengurangan sekitar 50 ribu tenaga kerja pada Agustus 2022 jika dibandingkan dengan Agustus 2021.

“Terjadi penurunan tenaga kerja dari Agustus 2021 sebanyak 1,13 juta orang menjadi 1,08 juta orang pada Agustus 2022,” kata Margo dalam konferensi pers virtual, Senin 7 November 2022.

Menurut Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), industri tekstil memang sedang tidak baik-baik saja, terutama di sentra produksi Jawa Barat. Asosiasi mencatat ada belasan pabrik mengalami krisis hingga menyebabkan 45 ribu karyawan dirumahkan.

“Sudah berlangsung pengurangannya, tanda-tandanya dari bulan September merambatnya,” kata Ketua Umum API Jemmy Kartiwa Sastraatmadja.

Selain itu, proyeksi resesi ekonomi turut menyebabkan negara tujuan ekspor menunda pengiriman. Hal ini turut berimbas terhadap produksi di dalam negeri.

Meski begitu, Kementerian Keuangan melihat industri tekstil sebenarnya masih belum di tahap krisis. Ini terlihat dari kinerja ekspor produk yang masih tumbuh tinggi sampai September lalu.

Data BPS menunjukkan kinerja ekspor pakaian dan aksesorisnya mencapai US$3,69 miliar pada Januari sampai September 2022. Nilai ini meningkat 19,37% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pemerintah tengah mengkaji kemungkinan adanya relokasi pabrik-pabrik tekstil ke daerah dengan upah murah.

“Sehingga ini mungkin terlihat PHK di satu daerah namun mungkin muncul kesempatan kerja di daerah yang lain,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), Kamis, 3 November 2022.

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami