Ditemukan 16 Kasus Positif Baru, Beijing Kembali Lockdown

Image title
Oleh Doddy Rosadi - Tim Riset dan Publikasi
30 Desember 2020, 07:00
Seorang pria memakai masker saat ia menyebrangi sebuah jalan di distrik pusat bisnis di Beijing, saat negeri tersebut sedang terjadi wabah penularan virus korona baru, China, Senin (2/3/2020).
ANTARA FOTO/REUTERS/Thomas Peter

Otoritas kesehatan di Beijing, China menemukan 16 kasus positif Covid-19 dan 3 asimtomatik atau tanpa gelaja sejak 18 Desember lalu.  Sebagian besar kasus positif itu berasal dari distrik Shunyi.

Pemerintah kota Beijing langsung menerapkan karantina wilayah atau lockdown di distrik Shunyi. Enam desa, tiga gedung dan satu zona industri di distrik tersebut dikarantina wilayah.

Ini merupakan kali kedua Beijing menerapkan lockdown atau karantina wilayah sejak pandemi Covid-19 melanda ibu kota China itu pada Juni dan Juli lalu.

“Upaya pencegahan dan pengendalian Covid-19 memerlukan mode darurat,” kata juru bicara pemerintah kota Beijing dalam keterangan pers, Selasa (29//12).

Pemerintah kota Beijing juga membatalkan acara yang dihadiri peserta dalam jumlah besar seperti acara olahraga dan juga pekan raya di kuil. Selain itu, acara offline seperti pesta juga akan dikontrol dengan ketat.

Acara musik dalam rangka peringatan Tahun Baru sudah dibatalkan oleh pemerintah setempat. Institusi pendidikan dari sekolah dasar hingga kampus melarang orang luar untuk memasuki area sekolah dan universitas.

Dilansir dari Reuters, pemerintah kota Beijing juga meminta kepada seluruh warga untuk tetap tinggal di rumah selama libur Natal dan Tahun Baru. Sejumlah pejabat pemerintah di distrik Yanqing memberikan pengumuman dengan pengeras suara kepada warha agar tidak keluar dari wilayah itu.

Pada Juni tahun ini, China menerapkan karantina wilayah ketat di Beijing. Kebijakan ini membuat hampir setengah juta warga kota Beijing tidak bisa keluar rumah. Kebijakan karantina wilayah itu diambil setelah otoritas kesehatan menemukan 11 kasus positif baru di sejumlah area di Beijing.

Sebelumnya, China mengklaim sudah berhasil menangani kasus Covid-19, yang bermula dari kota Wuhan pada Desember 2019. Namun, sebuah studi yang dilakukan belum lama ini menengarai, otoritas di China melaporkan kasus positif di Wuhan lebih sedikit dari kenyataan di lapangan.

Laporan itu menyebut, jumlah kasus positif Covid-19 di Wuhan diprediksi 10 kali lipat dari yang dilaporkan oleh pemerintah China. Menurut laporan tersebut, virus Covid-19 diduga telah menginfeksi lebih dari 500 ribu warga kota Wuhan. Sedangkan pemerintah China hanya melaporkan 50 ribu kasus positif.

Di luar dugaan, China yang menjadi asal virus Covid-19 hanya melaporkan kasus positif kurang dari 90 ribu dan jumlah yang meninggal sekitar 4.600 orang. Minimnya jumlah kasus di China diduga karena adanya informasi yang ditutup-tutupi kepada publik.

Sejak pandemi, China mulai melakukan sensor terhadap pemberitaan media terkait Covid-19. Bahkan, Presiden Xi Jinping sempat menghilang dari publik di bulan-bulan awal pandemi. Pejabat China juga melemparkan kesalahan kepada pejabat pemerintah kota Wuhan karena dianggap lambat dalam menangani virus Covid-19.

Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...