Akses Digital Bagi Perempuan Indonesia Masih Timpang

Arie Mega Prastiwi
15 Oktober 2021, 14:47
Perempuan dan akses digital
123RF

Era disrupsi teknologi digital yang berlangsung secara bersamaan dengan pandemi Covid-19 mengakibatkan tingginya pemanfaatan teknologi digital di hampir semua lini kehidupan. Saat terjadi pembatasan ruang gerak dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat beralih melakukan berbagai jenis aktivitas dengan memanfaatkan aneka layanan berbasis digital.

Sayangnya, di tengah meningkatnya ketergantungan berbagai elemen pada solusi teknologi informasi dan telekomunikasi (TIK) seperti saat ini, terdapat ketimpangan digital yang dihadapi perempuan Indonesia. Seperti ketersediaan akses internet, derajat literasi digital, serta kemampuan menggunakan perangkat teknologi.

Hal itu diungkapkan oleh Direktur Eksekutif International NGO Forum on Indonesian Development (INFID) Sugeng Bahagijo, dalam seminar nasional hasil riset dan policy brief bertajuk Peran Organisasi Masyarakat Sipil dalam Mendorong Kesetaraan Gender dalam Demokrasi Indonesia di Era Digital pada September lalu.

Berdasarkan data Susenas (2019), akses internet untuk kaum perempuan secara konsisten mengalami kesenjangan selama periode 2016 hingga 2019. Pada tahun 2016, selisih pengguna internet perempuan lebih sedikit 7,6% dibandingkan laki-laki, lalu bergeser menjadi 7,04% pada 2017, selanjutnya 6,34% pada 2018, dan 6,26% pada 2019.

“Ketimpangan juga muncul pada jumlah pengguna komputer di Indonesia. Pada 2019, jumlah perempuan pengguna komputer hanya 13,77%, sedangkan laki-laki mencapai 15,17%,” kata Sugeng.

“Perbedaan ini salah satunya disebabkan oleh adanya ketimpangan upah antara pekerja perempuan dan laki-laki, yang berada pada kisaran Rp 250 ribu sampai Rp 500 ribu—menurut BPS dalam Laporan Perekonomian 2019,” ucapnya lagi.

Mengacu pada hasil riset INFID, perempuan yang masuk kategori rentan dan marjinal di Indonesia kerap terbentur hambatan mental dalam hal penguasaan teknis dan keterampilan teknologi digital, antara lain karena adanya pelabelan bahwa TIK adalah ranah laki-laki, perasaan rendah diri, kecemasan terhadap teknologi, dan tidak adanya keberanian untuk bertanya mengenai hal-hal yang terkait dengan TIK.

Halaman:
Reporter: Arie Mega Prastiwi
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...