KOGAS Lakukan Kajian Gas Metana Batubara di Indonesia

Arnold Sirait
13 September 2016, 11:54
migas
Katadata

Korea Gas Corporation (KOGAS) akan melakukan kajian sumber daya gas metana batubara (CBM) di Indonesia. Perusahaan asal Korea Selatan yang khusus bergerak di bidang teknologi fasilitas gas alam ini akan bekerjasama dengan Lemigas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk mengembangkan teknologi Enhanced Oil Recovery (EOR), khususnya CCS-EOR.

Kerjasama ini merupakan salah satu hasil pertemuan The 9th Indonesia-Korea Energy Forum (IKEF) dan The 6th Indonesia-Korea Joint Working Group (JWG)  on Gas yang diselenggarakan di Seoul, Korea, pekan lalu.  “Delegasi Indonesia dipimpin oleh Direktur Jenderal Migas  I.G.N Wiratmaja Puja dan delegasi Korea dipimpin oleh Chae Hee-bong,  Deputy Minister of Energy and Resources Policy-MOTIE,” seperti dikutip dari situs resmi Ditjen Migas, Selasa (13/9). (Baca: Pemerintah Akan Membuat Roadmap Migas Nonkonvensional)

Seperti diketahui, cadangan gas metana batubara (CBM) yang ada di Indonesia mencapai 453 triliun kaki kubik (Tcf). Potensi ini lebih besar dibandingkan cadangan gas konvensional yang hanya 170 Tcf.

Potensinya ini juga lebih besar dibandingkan negara produsen batubara lain, seperti Australia yang memiliki cadangan CBM sebanyak 350 Tcf. Padahal, Australia merupakan eksportir CBM terbesar keempat di dunia.

Grafik: Potensi Sumber Daya CBM 2011

Meski cadangannya besar, migas nonkonvensional di Indonesia masih kurang berkembang. Menurut Wiratmaja, penyebabnya adalah teknologi dan aturan yang ada dianggap kurang mendukung.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...