Belasan Ribu Petani Bali Siap jadi Pahlawan Pangan
Badung (12/3) - Kementerian Pertanian tengah fokus membangun sumber daya manusia pertanian yang mampu berproduksi secara modern dan berorientasi ekspor. Di Bali setidaknya ada 11.325 petani yang siap menjadi bagian dari program ini. Yaitu dengan menjadi bagian dari gerakan nasional satu juta petani mileinial yang siap berperan sebagai pahlawan pangan.
Gerakan ini diharapkan dapat melahirkan generasi pertanian yang adaptif terhadap perubahan teknologi dan mampu mendorong Indonesia sebagai lumbung pangan dunia 2045. Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian, Syukur Iwantoro menyampaikan hal ini saat menyapa 453 pewakilan Gabungan Kelompok Tani yang hadir dalam Pencanangan Gerakan Petani Milenial Provinsi Bali di Bagus Agro Pelaga, Kabupaten Badung-Bali.
Menurutnya prioritas pemerintah dalam hal peningkatan kualitas dan kompetensi sumber daya manusia, tidak hanya merujuk pada usia 19-39 tahun. “Gerakan petani milenial diharapkan dapat mengubah pola pikir dan meningkatkan kapasitas seorang petani ke arah yang lebih modern, meski tidak berada dalam range umur tersebut, yang terpenting semangatnya tetap milenial” lanjut Syukur
Pengelolaan sistem pertanian dengan teknologi modern ungkap Syukur merupakan wajah pertanian masa kini yang harus dibentuk karena dipercaya mampu menarik dan menjaga minat generasi muda terhadap sektor agraris. Tiga tahun terakhir ini, selain menerapkan berbagai kebijakan dan program terobosan, Menteri Pertanian membagikan ribuan alat mesin pertanian hingga bibit unggul ke petani seluruh Indonesia.
Hasilnya, lanjut Syukur sektor pertanian mampu menekan inflasi pangan hingga menyentuh angka 1,26 persen pada 2017, meningkatkan ekspor hingga 416 triliun, dan investasi Pertanian hingga 61,6 triliun pada 2018. Syukur juga mengapresiasi kinerja sektor pertanian Provinsi Bali yang memiliki andil besar dalam capaian tersebut.
“Apresiasi tinggi terhadap Provinsi Bali yang memiliki andil besar sehingga capaian tersebut terwujud, inflasi pangan provinsi Bali 2017 minus 0,7 persen artinya lebih kecil dari 1 persen,” katanya. Volume ekspor di Provinsi Bali selama empat tahun naik 199,4 persen dan 75 persen dari perkebunan termasuk kopi.
Syukur berharap capaian tersebut dapat terus dipertahankan dan ditingkatkan salah satunya melalui gerakan petani milineal ini. Semangat milineal yang dianggap fasih mengadopsi teknologi dalam beragam aspek bisnis diprediksi akan membawa pembaruan dalam pembangunan pertanian ke depan.
Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bali, Ida Bagus Wisnuardhana, menyambut baik gerakan petani milenial yang dicanangkan di Bali. Sektor pertanian papar Ida Bagus merupakan salah satu sektor pendorong pembangunan bidang ekonomi di Provinsi Bali. Pembangunan pertanian diarahkan untuk meningkatkan ketahanan pangan, memacu pertumbuhan perekonomian daerah, dan penyediaan lapangan kerja.
“Kami sangat mengapresiasi dan mendukung penuh kegiatan ini, mengingat luas lahan pertanian di Bali mecapai 353.000 ha lebih, atau 62,7 persen dari luas pulau Bali, sebagian besar mata pencaharian penduduk Bali juga masih bertumpu pada sektor pertanian” papar Ida Bagus mewakili Gubernur Bali.
Seorang sarjana lulusan pariwisata yang memilih menjadi petani, Kadek Kamardiyana sependapat. Kadek saat ini tengah mengembangkan pertanian dengan konsep pariwisata, di Kabupaten Gianyar bersama dengan kelompok tani bernama Mai Organik, dengan fokus tanaman hortikultura.
“Ini salah satu cara pemanfaatan potensi generasi muda dalam pembangunan pertanian, gerakan ini sangat bagus dalam meregenerasi petani, petani perlu diedukasi dengan teknologi sehingga pengolahan lahan pertanian tidak stagnan, saya berharap semakin banyak generasi muda yang mau terjun ke dunia pertanian” ujar Kamardiyana.
Sebagai upaya meningkatkan kapasitas para petani milenial di Bali, Kementan menggelontorkan bantuan berupa sarana produksi, bibit/benih, pupuk dan alat mesin pertanian, dan bimbingan teknis kekinian terkait teknologi pertanian serta pengelolaan usaha tani.