Analisis BMKG: Tidak Ada Hubungan Gempa Garut dengan Cianjur
Gempa bumi dengan magnitudo 6,4 tercatat terjadi di Garut, Jawa Barat, pukul 16.49 WIB. Ini merupakan kedua kalinya dalam rentang waktu berdekatan, gempa dengan magnitudo lebih besar dari 5, terjadi di kawasan Jawa Barat, setelah Cianjur pada 21 November lalu.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pun memberikan analisa terkait gempa berkekuatan besar, yang berada pada lokasi berdekatan.
Menyitir Antara, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menjelaskan lindu yang memiliki episenter di daerah Mekarmukti pada kedalaman 109 kilometer ini, merupakan jenis gempa bumi menengah. Lindu ini terjadi akibat aktivitas dalam lempeng Indo-Australia (intraslab).
Sementara hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan geser (strike-slip).
Hingga pukul 17.20 WIB, hasil pantauan BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan atau aftershock. "Gempa garut ini karakternya miskin gempa susulan (lack of aftershocks)," kata Daryono melalui akun Twitter, Sabtu (3/12).
Gempa jabar petang tadi dipastikan gempa dalam lempeng (intraslab). Tks Dr. Dimas Sianipar @SianiparDimas pic.twitter.com/5R5cnTHurH— DARYONO BMKG (@DaryonoBMKG) December 3, 2022
Ia pun memastikan bahwa gempa di Garut tidak memiliki kaitan dengan gempa Cianjur. "Beda sumber, Gempa Garut akibat patahan dalam slab lempeng Australia yag menunjam ke bawah Jabar di kedalaman 109 km," jelasnya.
Melalui keterangan resmi, BMKG menjabarkan efek getaran gempa dengan kekuatan magnitudo 6,4 di Garut ini, turut dirasakan hingga ke Trenggalek dan Wonosobo di Jawa Timur, dengan skala intensitas II pada MMI atau ringan. Sementara kota-kota lain yang turut merasakan dengan skala intensitas III atau seperti truk ada yang melintas, di antaranya Tasikmalaya, Bandung, hingga Ciamis.
Daryono mengingatkan agar masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.