Dorong Energi Terbarukan, PLN Mulai Beli Listrik dari Biogas
PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah (PLN Kalselteng) mulai membeli listrik dari Pembangkit Listrik Energi Terbarukan Biomassa (PLTBm) dan Pembangkit Listrik Terbarukan Biogas (PLTG). Langkah ini dilakukan demi mencapai target komposisi penggunaan energi baru dan terbarukan sebesar 25 persen pada tahun 2025. Selain itu, membantu mengurangi emisi sebesar 29 persen pada 2030.
Kerjasama ini ditandai oleh penandatanganan perjanjian jual-beli tenaga listrik antara General Manager PLN Wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah Purnomo dengan PT Welcron Power Kalimantan (WPK) Mr. Jung Tae Hun untuk PLTBm, serta dengan PT Nagata Bio Energi untuk PLTBg Elan B. Fuadi. Kapasitas dari Pembangkit Listrik Energi Terbarukan Biomassa (PLTBm) sebesar 10 Mega Watt (MW), sementara Pembangkit Listrik Energi Terbarukan Biogas (PLTBg) sebesar 2 MW. (Baca: Kementerian BUMN Ingin Perusahaan Listrik EBT Terpisah dari PLN)
Acara itu juga dihadiri Direktur Bisnis Regional Kalimantan PLN Djoko R. Abumanan. Menurut dia, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah merupakan wilayah yang mempunyai potensi energi baru dan terbarukan cukup besar. “Ini juga sebagai wujud komitmen PLN dalam meningkatkan penggunaan Energi yang ramah lingkungan" ujar dia melalui siaran pers yang diterima Katadata, Jakarta, Senin (25/4).
Mengacu Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) No. 27 tahun 2015, harga jual yang disepakati PLN dan para pengembang untuk kontrak PLTBm sebesar Rp 1.495 per kWh. Sedangkan untuk PLTBg Rp 1.365 per kWh. Kerjasama ini akan segera ditindaklanjuti dengan proses pendanaan oleh pengembang, dan selanjutnya proses konstruksi yang akan dilaksanakan selama kurang lebih 24 bulan untuk PLTBm dan 13 bulan untuk PLTBg. (Baca: Kadin Usul Pengembangan Biogas untuk Pembangkit 35 GW)
Dengan adanya penandatanganan jual-beli tersebut, proyek pembangunan dua pembangkit tersebut bisa dimulai. Untuk PLTBm, proses konstruksi awal ditargetkan Mei 2017. Pembangkit ini akan dibangun di Desa Kerabu, Kecamatan Arut Utara, Kabupaten Waringin Barat, Kalimantan Tengah. PLTBm ini direncanakan mulai beroperasi komersial atau Commercial Operation Date (COD) pada Juni 2019.
Sedangkan untuk PLTBg, akan dibangun lebih awal yaitu Desember 2016. PLTBg ini akan dibangun di Desa Suka Damai, Kecamatan Mantewe, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan. Adapun pengoperasiannya secara komersial pada Juli 2017.
PLTBm ini nantinya akan menggunakan bahan bakar kayu sebagai sumber energi primernya yang ditanam dilahan sekitar pembangkit. Mengingat Kalimantan memiliki lahan yang sangat luas, sehingga potensi energi terbarukan juga sangat besar. Sedangkan PLTBg akan menggunakan gas dari hasil limbah sawit. Apalagi potensi limbah sawit yang belum dimanfaatkan di Kalimantan Selatan dan Tengah sangat besar. (Baca: Mendagri Minta PLN Dipecah Seperti Pelindo dan Angkasa Pura)
Selain tambahan pasokan dari PLTBm dan PLTBg ini, PLN juga tengah membangun sejumlah infrastruktur kelistrikan di Kalimantan. Sekitar 42 pembangkit dengan kapasitas mencapai 2.852 MW tengah disiapkan, termasuk 7.883 kilometer sirkit (kms) transmisi dengan Gardu Induk (GI) berkapasitas 3.910 MVA. Pembangunan infrastruktur ini memerlukan waktu yang cukup panjang dan harus melawati tahap demi tahap, sehingga pada 3 sampai 4 tahun mendatang diharapkan proses konstruksi dapat rampung secara bersamaan.