Survei: Jenderal Gatot & Sri Mulyani Kandidat Kuat Cawapres Jokowi
Survei yang dilakukan lembaga riset Indikator Politik Indonesia menunjukkan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menjadi sosok yang paling berpotensi sebagai calon wakil presiden mendampingi Joko Widodo dalam Pemilu Presiden 2019. Nama Gatot kerap kali berada di urutan atas dalam tiga simulasi survei yang dilakukan Indikator, sementara Menteri Keuangan Sri Mulyani menguat di simulasi terakhir.
Indikator mengadakan tiga kali simulasi pertanyaan tertutup mengenai sosok wakil presiden yang mendampingi Jokowi. Pada dua kali survei, mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo disebut sebagai dua orang yang paling berpotensi sebagai cawapres mendampingi Jokowi.
Pada simulasi pertama, responden diberikan daftar 16 nama dan diminta memilih siapa yang paling pantas menjadi wakil presiden Jokowi di Pilpres 2019. Ahok menduduki peringkat tertinggi dengan mendapatkan 16% suara responden, dan Gatot menduduki posisi kedua dengan mendapatkan 10% suara. Sedangkan Sri Mulyani mendapatkan 7% suara.
(Baca: Survei: Kinerja Jokowi Tak Dongkrak Elektabilitas & Kepuasan Publik)
Pada simulasi kedua, responden diberikan daftar delapan nama dan diminta memilih siapa yang paling pantas menjadi wakil presiden Jokowi di Pilpres 2019. Hasilnya, Ahok menduduki peringkat tertinggi dengan mendapatkan 17% suara responden, dan Gatot menduduki posisi kedua dengan mendapatkan 14% suara. Sementara Sri Mulyani dipilih oleh 9% responden.
Pada simulasi ketiga, responden diberikan daftar tiga kandidat cawapres yakni Gatot Nurmantyo, Sri Mulyani dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian. Responden paling banyak memilih Gatot dengan mendapatkan 25% suara, disusul Sri Mulyani yang memperoleh 24% suara.
Survei dilakukan pada 17-24 September 2017 dengan menggunakan metode multistage random sampling dengan 1.220 responden di seluruh wilayah Indonesia. Margin of error sekitar 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95%. Quality control dilakukan secara random terhadap 20% dari total sampel.
(Baca: SMRC: Kans Jokowi Menang Pilpres 2019 Lebih Baik Dibanding SBY di 2009)
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi menilai Gatot dapat menjadi senjata bagi Jokowi untuk memenangkan Pilpres 2019. Alasannya, kehadiran Gatot sebagai cawapres potensial bagi Jokowi secara elektoral dapat menarik dukungan para pemilih Prabowo.
Burhanuddin mengatakan, hal tersebut disebabkan karakteristik basis massa Gatot dan Prabowo dalam Pilpres 2019 mirip. Pemilih Gatot dan Prabowo, kata dia, cenderung sama-sama berasal dari pemilih muda dan beragama Islam.
"Karakteristik pemilih Gatot itu lebih dekat ke karakteristik pemilih Prabowo ketimbang pemilih Jokowi," kata Burhanuddin.
Selain itu, basis massa pemilih Gatot berasal dari wilayah Sumatera dan Jawa Barat. Wilayah tersebut kerap menjadi lumbung suara bagi Prabowo dalam Pilpres 2014.
"Wilayah-wilayah itu yang kebetulan secara elektoral pada 2014 mendukung Prabowo bukan mendukung Jokowi," kata Burhanuddin di kantornya, Jakarta, Rabu (11/10).
Burhanuddin mengatakan, Jokowi dan Gatot jika berpasangan pada Pilpres 2019 dapat saling melengkapi. Pasalnya, Gatot dapat menutupi kekurangan yang sekarang dimiliki Jokowi secara elektoral karena polarisasi pilihan politik.
"Ada banyak irisan yang keduanya bisa menjadi pasangan yang saling melengkapi," ucap Burhanuddin.
Selain Indikator, belum lama ini hasil lembaga riset Kedaikopi menunjukkan Gatot Nurmantyo sebagai cawapres potensial yang dipilih 12% responden. Dalam survei Kedaikopi, Jusuf Kalla tetap berada di posisi teratas sebagai cawapres Jokowi (15,1%), disusul oleh Prabowo Subianto (13,4%). Selain itu Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti (10,1%), Agus Harimurti Yudhoyono (7,5%) dan Sri Mulyani (4,8%).
Survei Kedaikopi dilaksanakan pada 8-27 September 2017 melibatkan 800 responden yang terbesar di delapan kota besar di Indonesia yang dipilih menggunakan teknik multistage random sampling. Margin of error survei tersebut sebesar +/- 3,5 persen dengan tingkat kepercayaan 95%.