Impor Turun, Neraca Dagang September Surplus US$ 1,76 Miliar

Desy Setyowati
16 Oktober 2017, 13:40
Pelabuhan ekspor
Katadata

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kinerja ekspor dan impor pada September menurun dibandingkan bulan sebelumnya. Tapi, impor turun lebih tajam. Alhasil, neraca perdagangan surplus US$ 1,76 miliar, lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya US$ 1,72 miliar.

Kepala BPS Suhariyanto memaparkan, impor mencapai US$ 12,78 miliar atau turun 5,39% dibandingkan bulan sebelumnya. Di sisi lain, ekspor mencapai US$ 14,54 miliar atau terkontraksi 4,51%. Menurut dia, penurunan tersebut bersifat musiman alias sementara.

"Ini sifatnya seasonal. Seasonal itu maksudnya dipengaruhi oleh hari-hari besar atau musim. Misalnya, mendekati Desember natal dimana pun kan jatuh pada 25 Desember. Itu akan berpengaruh (terhadap kinerja ekspor-impor)," kata dia saat Konferensi Pers di kantornya, Jakarta, Senin (16/10). (Baca juga: Indonesia - Australia Jajaki Pembebasan Bea Masuk Tiga Komoditas)

Secara rinci, impor minyak dan gas (migas) turun 3,79% secara bulanan menjadi US$ 1,93 miliar, sedangkan impor non migas turun 5,67% menjadi US$ 10,85 miliar. Jenis komoditas yang menurun impornya adalah mesin dan pesawat mekanik; kendaraan dan bagiannya; bahan kimia organik; kapal terbang dan bagiannya; serta, karet dan barang dari karet.

Adapun jika dilihat dari segi penggunaannya, penurunan impor yang terbesar dialami barang modal yaitu 7,13%, diikuti barang konsumsi 5,87%, dan bahan baku 4,96%. Meski begitu, jika dilihat secara kumulatif Januari-September 2017, impor barang modal tercatat naik 9,51% dibandingkan periode sama tahun lalu, demikian juga barang konsumsi naik 11,81%, dan bahan baku 15,21%.

Sementara itu, penurunan ekspor disebabkan oleh ekspor non migas yang terkontraksi 6,09% secara bulanan menjadi US$ 13,1 miliar. Dua sektor terbesar yang mengalami penurunan ekspor yakni pertanian dan industri pengolahan, yaitu masing-masing 17,39% dan 8,44%. Sedangkan ekspor migas masih meningkat 12,71% secara bulanan.

Jenis komoditas yang mengalami penurunan terbesar yaitu lemak dan minyak hewan atau nabati yaitu sebesar 9,06%. Lalu, perhiasan permata turun 21,41%. Sementara itu, kenaikan terbesar adalah bahan bakar mineral yaitu naik 10,6% secara nilai dan 3,84% secara volume. Lalu, bubur kayu pulp naik 35,12% secara nilai dan 31,81% secara volume. (Baca juga: Peti Mati dari Kertas Daur Ulang Tembus Pasar Inggris)

Dengan perkembangan tersebut maka suplus neraca perdagangan sepanjang Januari-September 2017 tercatat sebesar US$ 10,87 miliar. Dengan rincian, ekspor US$ 123,36 miliar dan impor US$ 112,49 miliar. Surplus tersebut lebih besar dibandingkan periode sama tahun lalu yang hanya US$ 6,41 miliar.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...