YLKI: Keluhan Terbanyak Konsumen Selama 2017 Soal Toko Online

Dimas Jarot Bayu
19 Januari 2018, 16:35
Ponsel
Donang Wahyu|KATADATA
Ilustrasi belanja online.

Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mencatat konsumen selama 2017 paling banyak mengeluhkan pengalaman saat bertransaksi belanja online. Dari 642 pengaduan umum sejak Januari-November 2017, YLKI menerima 101 keluhan belanja online atau sebesar 16%.

Jumlah aduan terkait belanja online meningkat dua kali lipat dibandingkan 2016. Pada 2016, jumlah aduan online hanya sebesar 8%.

Angka ini juga membalap keluhan konsumen terhadap perbankan yang sebelumnya berada di urutan pertama. Selama 2017, keluhan terhadap perbankan hanya 83 aduan atau sebesar 13%.

"Saat ini yang paling tinggi adalah belanja online," kata Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi di kantornya, Jakarta, Jumat (19/1).

(Baca:  Ombudsman dan YLKI Terima Keluhan dari Calon Pembeli Meikarta)

Berdasarkan data YLKI, konsumen kerap mengeluhkan lambatnya respon komplain (44%), belum diterimanya barang (36%), sistem merugikan (20%), tidak diberikannya refund (17%), dugaan penipuan (11%), barang yang dibeli tidak sesuai (9%), dugaan kejahatan siber (8%). Adapula keluhan mengenai cacat produk (6%), pelayanan (2%), harga (1%), informasi (1%), dan terlambatnya penerimaan barang (1%).

Dari seluruh keluhan tersebut, 86% keluhan ditujukan kepada toko online penyedia aplikasi. Lazada merupakan toko online yang mendapatkan aduan terbanyak dari konsumen.

Lazada mendapatkan 18 aduan selama 2017. Angka itu disusul oleh keluhan terhadap Akulaku (14 aduan), Tokopedia (11 aduan), Bukalapak (9 aduan), Shopee (7 aduan), Blibli (5 aduan), JD.ID (4 aduan), dan elevenia (3 aduan).

Menurut Staf Bidang Pengaduan dan Hukum YLKI Abdul Baasith, tingkat pengaduan konsumen terhadap belanja online meningkat signifikan pada Desember 2017. Jumlah keluhan meningkat sebanyak 46%, di antaranya bersumber dari Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) pada 12 Desember 2017.

"Ini meningkat 40% dari bulan Desember 2016 yang hanya 6%," kata Baasith. (Baca: Penghapusan Golongan 1.300-4.400 VA Bikin Masyarakat Jadi Konsumtif)

Halaman:
Editor: Yuliawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...