Kemenaker Bidik 1,4 Juta Orang Ikut Pelatihan Kompetensi di 2018
Pemerintah tengah berfokus untuk mempercepat peningkatan kompetensi tenaga kerja melalui program pelatihan, termasuk pemagangan. Kementerian Ketenagakerjaan menargetkan lebih dari satu juta orang mengikuti program tersebut tahun ini.
"Kami terus genjot peningkatan kompetensi tenaga kerja di berbagai daerah. Tahun ini, kami mungkin targetkan 1,4 juta (tenaga kerja) percepatan peningkatan kompetensi," kata Menteri Ketenagakerjaan Muhammad Hanif Dhakiri di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Rabu (31/1).
Peningkatan kompetensi tenaga kerja bakal diselenggarakan melalui pelatihan di balai latihan milik pemerintah, kerja sama dengan asosiasi pengusaha, serta pelatihan di lembaga pelatihan masyarakat lainnya. Secara total, pelatihan bisa digelar untuk 1,482 juta orang.
Adapun pelatihan oleh pemerintah bakal disesuaikan dengan kapasitas balai-balai pelatihan yang ada. Bila mengacu pada data kapasitas per 12 Januari 2018, pemerintah bisa menggelar pelatihan untuk 727 ribu orang. (Baca juga: Kembangkan Pendidikan Vokasi, Kemenperin Gandeng Startup Ruangguru)
Rinciannya, pelatihan di K/L untuk 477 ribu orang, Balai Latihan Kerja Unit Pelaksana Teknis Pusat (BLK UPTP) untuk 50 ribu orang dan BLK Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) untuk 200 ribu orang.
Sementara itu, asosiasi pengusaha bakal memberikan pelatihan untuk 420 ribu orang. Rinciannya, sebanyak 400 ribu orang melalui pemagangan dan 20 ribu orang pelatihan di training center industri.
Kemudian, pelatihan di balai-balai pelatihan kerja milik swasta dan komunitas bisa digelar untuk 305 ribu orang. Selain itu, Balai Pelatihan Produktivitas Pusat dan Balai Pelatihan Produktivitas Daerah bisa menggelar pelatihan untuk peningkatan produktivitas bagi 30 ribu orang.
Sebanyak 1,452 juta orang lulusan pelatihan bakal memperoleh sertifikat, dan sebanyak 70% di antaranya bakal ditempatkan. (Baca juga: Kemenperin Janjikan Insentif Pajak 200% Bagi Investasi Sektor Vokasi)
Hanif mengatakan, pelatihan diperlukan untuk menyesuaikan dengan kebutuhan industri. "Dari sisi jumlah dan juga persebarannya harus lebih baik,” kata dia.