BI Lihat Risiko Volatilitas Kurs Rupiah Menjelang Maret atau Juni

Rizky Alika
16 Februari 2018, 08:59
Uang rupiah
Arief Kamaludin|Katadata

Bank Indonesia (BI) melihat risiko volatilitas nilai tukar rupiah menjelang Maret atau Juni, seiring kemungkinan kenaikan bunga dana bank sentral Amerika Serikat (AS) atau Fed Fund Rate. Meski begitu, BI menyatakan siap untuk menjaga nilai tukar rupiah sesuai nilai fundamentalnya.

Bank sentral AS merencanakan kenaikan Fed Fund Rate sebanyak tiga kali tahun ini, kemungkinan pada Maret, Juni, dan Desember. "Menjelang Maret atau menjelang Juni akan terjadi volatilitas. BI akan selalu ada di pasar dan BI akan hadir seandainya (nilai tukar rupiah) tidak sejalan dengan fundamental," kata Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo di kantornya, Jakarta, Kamis (15/2). (Baca juga: Antisipasi Kenaikan Bunga AS, BI Tahan Bunga Acuan 4,25%)

Adapun volatilitas nilai tukar rupiah dan mata uang dunia lainnya mulai terjadi sejak akhir Januari lalu. Penyebabnya, meningkatnya ekspektasi kenaikan Fed Fund Rate menyusul perbaikan ekonomi di Negeri Paman Sam. Pelaku pasar menduga Fed Fund Rate bakal naik lebih dari tiga kali tahun ini. Alhasil, terjadi tekanan keluar modal asing dari negara-negara ekonomi berkembang dan permintaan dolar AS meningkat.

Namun, Agus menilai volatilitas nilai tukar tidak akan berlarut-larut. “Ini sifatnya sementara,” kata dia. Menurut catatan BI, sepanjang 1-9 Februari, nilai tukar rupiah melemah 1,76% terhadap dolar AS. Sebelumnya, nilai tukar rupiah menguat 1,36% terhadap dolar AS pada Januari. (Baca juga: Gejolak Bursa Saham Global, Sri Mulyani Fokus Jaga Stabilitas Domestik)

Sebelumnya, untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, BI telah meneken kerja sama dengan Bank Negara Malaysia dan Bank of Thailand untuk mendorong penggunaan dalam mata uang lokal alias (local currency settlement) dalam transaksi dagang antarnegara. Kerja sama tersebut diharapkan bisa mengurangi ketergantungan terhadap dolar AS.

"Saya kemarin dalam pembahasan Dewan Gubernur dilaporkan bahwa local currency settlement sudah berjalan, sudah ada enam perusahaan yang menyelenggarakan transaksi antara Indonesia dengan Thailand menggunakan Rupiah dan Bath,” kata Agus. (Baca juga: Transaksi Dagang di ASEAN Pakai Mata Uang Lokal Tak Diminati)

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...