Permintaan Domestik Membeludak, Ekspor Xpander Mundur ke April
Mitsubishi Motors Corporation berencana mulai mengekspor kendaraan Mitsubishi Xpander yang diproduksi di Indonesia pada April 2018. Tingginya permintaan dalam negeri menyebabkan target pengiriman kendaraan ke pasar ekspor perusahaan molor dari yang semula dijadwalkan bisa dimulai sejak awal tahun.
Chief Executive Officer Mitsubishi Osamu Masuko mengungkapkan ekspor Mitsubishi Xpander untuk tahap pertama akan dimulai untuk negara di kawasan Asia Tenggara. “Expander, MPV (Multi-Purpose Vehicle) kecil baru kami yang diproduksi di Indonesia akan segera diekspor ke Filipina, Thailand, dan Vietnam,” kata Osamu di Jakarta, Senin (26/2).
(Baca : Ekonomi Tumbuh Positif, Penjualan Mobil Ditargetkan 1,1 Juta di 2018)
Setelah itu, ekspor baru nantinya akan di arahkan ke seluruh dunia. Pasalnya, Mitsubishi Xpander saat ini hanya di produksi di Indonesia dengan kapasitas sebesar 60 ribu unit per tahun. Pabrik yang diresmikan oleh Presiden Joko Widodo ini dibangun dengan nilai investasi 565 juta US$ atau setara Rp 7,6 triliun di Cikarang, Jawa Barat.
Sedangkan untuk pasar ekspor, perusahaan menargetkan penjualan Xpander bisa mencapai sebesar 20 ribu di 2018. Menurut data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), produksi Expander pada Januari 2018 mencapai 8.141 unit. Dari total produksi tersebut, seluruhnya diserap oleh pasar dalam negeri.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menuturkan investasi Mitsubishi menjadi salah satu investasi sektor otomotif cukup penting karena mampu memproduksi kendaraan dengan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) mencapai 65%.
“Mitsubishi juga memberikan lapangan pekerjaan,” jelas Airlangga. Pabrik Mitsubisi di Cikarang saat ini mampu menyerap sekitar 3.400 orang tenaga kerja.
(Baca juga : Ekspor Otomotif Rendah, Gaikindo: Produk Lokal Tak Diminati Global)
Pasar otomotif dalam negeri diprediksi belum akan menunjukan geliat signifikan tahun ini. Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menargetkan penjualan kendaraan bermotor di Indonesia pada 2018 mencapai 1,1 juta unit per tahun. Target ini lebih tinggi 2,8% dibandingkan target 2017 dengan penjualan sebesar 1,07 juta pada 2017.
"Pada 2018 kami canangkan kembali ke 1,1 juta," kata Ketua I Gaikindo Jongkie D. Sugiharto di Jakarta, Selasa (16/1).
Jongkie mengatakan, target itu diambil dengan melihat indikator makro ekonomi yang ada di Indonesia selama 2018. Pada tahun ini, Gaikindo memprediksikan pertumbuhan ekonomi akan mencapai 5,4% sesuai dengan APBN.
Sementara, inflasi diperkirakan 3,5% dan suku bunga acuan Bank Indonesia pada kuartal pertama 2018 sebesar 5,2%. Adapun, nilai tukar Rupiah terhadap dollar Amerika Serikat sebesar Rp 13.400 dan harga minyak sebesar US$ 48 per barel.
"Faktor kunci yang menggerakkan pertumbuhan penjualan kendaraan bermotor, seperti nilai tukar, inflasi, dan jangan lupa otomotive financing karena 70% penjualan kendaraan bermotor masih di-leasing atau kredit," kata Jongkie.