Neraca Dagang Defisit 3 Bulan Terakhir, BPS Peringatkan Pemerintah

Michael Reily
15 Maret 2018, 16:31
Pelabuhan ekspor
Arief Kamaludin | Katadata
BPS mencatat nilai ekspor Indonesia pada Februari 2018 secara bulanan turun tipis 3,14% menjadi sebesar US$ 14,10 miliar

Indonesia kembali mencatat rapor merah pada neraca perdagangan internasional sepanjang periode tiga bulan berturut-turut  (Desember 2017 - Februari 2018). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, neraca perdagangan Indonesia pada Februari 2018 defisit US$ 120 juta lantaran dipicu oleh defisit sektor migas sebesar US$ 870 juta, meski di sektor nonmigas sempat mencatat surplus US$ 750 juta.

Kepala BPS Suhariyanto menyatakan defisit pada Februari 2018 merupakan defisit yang ketiga kali sejak Desember 2017. Menurut data BPS, pada Januari 2018 defisit neraca perdagangan tercatat sebesar US$ 680 juta miliar dan defisit Desember 2017 sebesar US$ 270 juta. “Ini menjadi peringatan buat kita semua,” kata Suhariyanto dalam konferensi pers di Gedung BPS Jakarta, Kamis (15/3).

Advertisement

Sedangkan dari sisi ekspor, BPS mencatat nilai ekspor Indonesia pada Februari 2018 secara bulanan turun tipis 3,14% menjadi sebesar US$ 14,10 miliar dibanding Januari 2018 yang mencapai 14,53 miliar. Ekspor nonmigas secara bulanan turun 3,96%, sementara ekspor migas naik 5,08%.

Untuk jenis produk periode Februari 2018 dibandingkan dengan Januari 2018, ekspor komoditas yang mencatat penurunan ada di sektor alas kaki sebesar 18,19%, bahan bakar mineral 3,93%, besi dan baja 19,17%, dan pakaian jadi bukan rajutan 12,91%. Secara keseluruhan, penurunan terbesar disumbang oleh ekspor mesin dan peralatan listrik yang ekspor tercatat melemah US$ 86,6 juta.

“Padahal ekspor nonmigas menyumbang 90,13% dari total ekspor Februari 2018,” ujarnya.

(Baca : Usai Ditegur Jokowi, Mendag Menaikkan Target Ekspor Jadi 11%)

Berdasarkan sektor, ekspor nonmigas yang mencatat penurunan antara lain terjadi di sektor pertanian yakni 8,81% atau US$ 240 juta serta pertambangan juga turun 3,74% atau US$ 2,27 miliar. Penurunan pada sektor industri pengolahan sebesar 3,89% turut menyebabkan total ekspor Indonesia turun US$ 10,20 miliar.

“Kalau ada gejolak, pengaruhnya akan besar pada nilai total ekspor,” jelasnya.

Ia pun menjelaskan, menurut negara tujuan, pangsa ekspor tidak banyak berubah. Ekspor masih terfokus pada tiga negara tujuan utama yang didominasi oleh Tiongkok sebesar 15,36% atau US$ 3,98 miliar, Amerika Serikat 10,91% atau US$ 2,83 miliar, dan Jepang 10,22% atau US$ 2,65 miliar.

"Kita masih terpaku pada negara tradisional. Karenanya perlu memperluas pasar ekspor ke negara non tradisional dan mengembangkan diversifikasi komoditas ekspor,” ujarnya.

Penurunan neraca ekspor juga diimbangi oleh penurunan impor sebesar 7,16% menjadi sebesar US$ 14,21 miliar pada Februari 2018 dibadingkan dengan Januari 2018. Penurunan impor terjadi karena komoditas nonmigas berkurang sebesar sebesar 8,41%

Impor nonmigas mencapai US$ 11,9 miliar, turun dibandingkan Januari 2018 dari US$ 13,0 miliar. Sementara, impor migas sebesar US$ 2,26 miliar, naik 0,06% secara bulanan dari US$ 2,25 miliar.

Halaman:
Editor: Ekarina
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement