Tambahan Subsidi Solar Dinilai Belum Bisa Tutupi Selisih Harga

Anggita Rezki Amelia
15 Maret 2018, 09:37
BBM solar AK
Arief Kamaludin|KATADATA
Petugas pengisian bahan bakar melayani pembeli di sebuah SPBU di Jakarta.

PT Pertamina (Persero) menilai tambahan subsidi Solar belum bisa tutupi selisih harga keekonomian dan yang dijual ke masyarakat. Ini karena harga minyak Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) juga mengalami tren peningkatan.

Direktur Keuangan Pertamina Arief Budiman mengatakan dengan ICP sebesar US$ 60 per barel, selisih harga keekonomian Solar dengan yang dijual ke masyarakat mencapai Rp 1.500 hingga Rp 1.800 per liter. Sedangkan tambahan subsidi Solar hanya Rp 500 per liter. Sehingga subsidi Solar tahun ini mencapai Rp 1.000 per liter.

Adapun harga Solar saat ini dipatok sebesar Rp 5.150 per liter. “Memang ada sebagian yang harus kami tanggung,"kata Arif di DPR Jakarta, Rabu (15/3).

Meski demikian, tambahan subsidi Solar itu dapat membantu arus kas perusahaan. Ini karena tambahan subsidi itu bisa menyuntik kas perusahaan sebesar Rp 5 triliun.

Tak hanya menanggung Solar, Pertamina menanggung beban harga Premium yang tidak naik hingga 2019. Padahal, harga minyak dunia mengalami tren kenaikan.

Arif mengatakan dengan asumsi ICP US$ 60 per barel, Pertamina menanggung selisih harga Premium sekitar Rp 800 hingga 1.000 per liter. Adapun harga Premium saat ini sebesar Rp 6.450 per liter.

Namun demikian Arif masih merahasiakan jumlah beban yang harus ditanggung Pertamina dari harga Premium itu. "Setelah Rapat Umum Pemegang Saham nanti kami tampilkan. Kami sudah simulasi sampai lima tahun," kata dia.

Di tempat yang sama, Direktur Pemasaran Korporat Pertamina Muchamad Iskandar mengatakan kebijakan tidak menaikkan harga ini, membuat Premium kembali diserbu masyarakat. Ini karena selisih harga Premium dan Pertalite makin jauh.

Saat ini Pertalite untuk wilayah Jakarta dipatok sekitar Rp 7.600 per liter. "Gap-nya makin jauh. Masyarakat menjadi terpancing balik ke produk yang murah," kata Iskandar. 

(Baca: Makin Langkanya Premium di Metropolitan Kami)

Tahun lalu, Pertamina menyalurkan 12 juta KL Premium. Perinciannya 7 juta KL Premium untuk luar wilayah Jawa, Madura, dan Bali/Jamali dan 5 juta KL untuk penyaluran di Jamali. Adapun tahun ini untuk luar Jamali 7,5 Juta KL.

Reporter: Anggita Rezki Amelia

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...