Modal Alibaba Jadikan Lazada Pemimpin Pasar E-Commerce Indonesia

Desy Setyowati
18 April 2018, 13:51
Lazada e-commerce
Arief Kamaludin|KATADATA

Persaingan e-commerce di Indonesia kian ketat dengan suntikan modal dari raksasa teknologi berbagai negara. Studi terbaru iPrice Group menunjukkan, Lazada memertahankan posisi puncak marketplace dengan jumlah pengunjung tertinggi di Kuartal I-2018.

Apalagi, pertengahan Maret lalu Lazada mendapat tambahan modal sebesar Rp27 triliun oleh raksasa e-commerce Tiongkok, Alibaba. Sejalan dengan itu, salah satu dari 18 pendiri Alibaba yakni Lucy Peng, kini menjabat sebagai CEO Lazada Indonesia.

Lazada pun merajai trafik e-commerce Indonesia dengan 117 juta pengunjung per bulan. "Bukan tidak mungkin Lazada akan menjelma menjadi 'Alibaba'-nya Indonesia di tahun-tahun mendatang," ujar Content Marketer iPrice Indah Mustikasari dalam keterangan tertulisnya, Selasa (17/4).

Grafik: Persentase Transaksi e-Commerce Tiongkok 2005-2016
Persentase Transaksi e-Commerce Tiongkok 2005-2016



Selain Tiongkok, pemain e-commerce Singapura pun turut unjuk gigi bersaing di pasar Indonesia. Terbukti, marketplace asal Singapura, Shopee menduduki urutan pertama sebagai aplikasi berbelanja terpopuler pada platform Android dan iOS. Meskipun dari segi trafik, Shopee berada di tempat kelima.

Indah memandang pasar e-commerce melalui ponsel sangat potensial. Dalam laporan State of E-Commerce IPrice akhir 2017 menunjukkan, Indonesia merupakan negara dengan pangsa trafik mobile tertinggi di Asia Tenggara, yakni 87% dari total trafik. Menurutnya, ini adalah tantangan bagi pemain lokal mengambil ceruk pasar tersebut.

(Baca juga: Ditopang Alibaba, Lazada dan Tokopedia Dominasi Pasar E-Commerce 2017)

Caranya, dengan mengembangkan aplikasi yang mudah digunakan dan kaya fitur, serta meningkatkan tampilan dan user experience dalam mobile web. Selain itu, perlu mengoptimalkan mesin pencari sehingga mudah ditemukan oleh pengguna.

Saat ini, Indah mencatat hanya tiga pemain lokal yang mampu menggaet pasar mobile yaitu Tokopedia, Bukalapak, dan Blibli. Ketiganya berhasil menyamakan diri dengan kompetitor luar seperti Shopee, Lazada, JD.ID, dan Zalora dari segi peringkat aplikasi mobile. Di luar itu, aplikasi Berrybenka juga menyusul di peringkat sepuluh besar.

CEO dan Co-founder iPrice David Chmelar menyampaikan, ada tiga strategi yang bisa dilakukan pemain lokal untuk meningkatkan valuasi bisnisnya. Pertama, fokus pada segmentasi tertentu. Menurutnya, pemain lokal yang tidak memiliki dana sebesar Tokopedia atau Bukalapak sebaiknya tidak menjadi generalis dengan menjual semua barang di platform-nya.

Menurut Chmelar, penting bagi Usaha Kecil dan Menengah (UKM) menciptakan proposisi nilai yang unik dengan menjual barang untuk segmentasi tertentu. Ia mencontohkan Otten Coffee, yang khusus menjual barang bagi pecinta kopi.

(Baca juga: Ketika Pasar Game dan E-Commerce Indonesia Jadi Rebutan Pemain Dunia)

Kedua, berikan pengalaman belanja yang memuaskan. Ia mengatakan, pelaku marketplace akan mudah kehilangan konsumen, jika pengalaman belanjanya tidak sesuai ekspektasi. Misalnya, deskripsi produk minim, opsi pembayaran menyulitkan, tidak ada pilihan pengiriman barang yang lengkap, dan sebagainya.

Ketiga, strategi pemasaran yang komprehensif. Menurutnya, ini adalah pekerjaan besar pemain lokal untuk mengidentifikasi tujuan, visi dan misi, dan pelanggannya. Tidak bisa dipungkiri, "Multi-channel marketing merupakan strategi efektif untuk menjemput audience yang lebih besar."

Reporter: Desy Setyowati
Editor: Pingit Aria

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...