Agrobisnis dan Pendidikan Diprediksi Jadi Tren Bisnis Digital

Desy Setyowati
25 April 2018, 18:33
Internet desa
Donang Wahyu|KATADATA
Seorang pria menunjukan koneksi internet menggunakan sarana Wifi yang hadir hingga di tengah jalan desa yang di kelilingi persawahan di desa Melung, kecamatan Kedung Banteng, Banyumas, Jawa Tengah.

Beberapa modal ventura memperkirakan bisnis digital di sektor agrobisnis dan pendidikan bakal menjadi tren di Indonesia. Alasannya, belum banyak pesaing di kedua sektor tersebut, sementara kebutuhannya besar.

Managing Partner dan Pendiri East Ventures Willson Cuaca mengatakan, ada banyak sektor yang menjalankan digitalisasi. "Agribisnis, pendidikan, dan kesehatan itu menarik (untuk dibiayai karena potensinya besar)," ujar dia kepada Katadata usai acara AVCJ Forum 2018 di Hotel Mandarin, Jakarta, Rabu (25/4).

Hanya, untuk sektor agrobisnis tantangannya cukup besar. Utamanya, terkait edukasi ke petani dalam menggunakan platform digital melalui ponsel pintar (smartphone). "Dulu kami pernah coba tapi gagal, karena tantangannya berat. Potensinya sih besar," kata dia.

(Baca juga: Pemerintah Targetkan 8 Juta UMKM Indonesia Beralih ke Digital

Selain itu, menurut dia e-commerce juga masih potensial untuk didanai. Secara keseluruhan, menurut dia penggunaan teknologi seperti kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), blockchain, ataupun big data akan membuat industri semakin berkembang.

Sementara, Managing Partner Alpha JWC Ventures mengatakan, gelombang pertama tren bisnis digital di Indonesia adalah e-commerce. Terbukti dengan banyaknya marketplace yang berkembang bahkan menjadi unicorn seperti Bukalapak dan Tokopedia. Unicorn merupakan sebutan untuk perusahaan digital dengan valuasi lebih dari US$ 1 miliar.

Lalu gelombang kedua adalah financial technology (fintech). Itu sebab, instansinya berinvestasi di Modalku di Indonesia. "Di 2018 ini yang potensinya sangat besar adalah agriculture," kata dia beberapa waktu lalu. Apalagi, agrobisnis merupakan industri yang berkontribusi besar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.

(Baca juga: Hanya 7,39% Pengguna Internet Indonesia Pakai Aplikasi Perbankan)

Alhasil, Alpha JWC Ventures memberi pendanaan kategori Pra-seri A kepada TaniGroup, selaku induk Tanihub dan Tanifund pada 23 April 2018 lalu. Pendanaan itu rencananya bakal dipakai jaringan TaniGroup untuk meningkatkan kapasitas bisnis, serta memperluas jaringan petani dan pasar baik domestik maupun ekspor.

Besarnya potensi agrobisnis berbasis digital itu pun diamini oleh CEO PT Triputra Agro Persada Arif P. Rachmat. Menurut dia, pelaku bisnis agro digital ini memang sedikit, sehingga peluangnya besar. Hanya, ia sepakat bahwa tantangannya adalah minimnya keahlian petani menggunakan teknologi. "Butuh banyak orang untuk mendampingi petani," ujar dia. Padahal, program pendampingan itu membutuhkan biaya yang besar.

Editor: Pingit Aria

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...