Pacu Produktivitas dan Daya Saing, Pemerintah Rilis Peta Jalan Kopi

Michael Reily
26 April 2018, 17:36
Kopi Gayo
Junaidi Hanafiah/Anadolu Agency
Petani memetik kopi Arabica Gayo di kebun milik mereka di Takengon, Provinsi Aceh, Indonesia pada 17 Desember 2017. Kopi Arabica Gayo merupakan salah satu kopi terbaik dunia, pada tahun 2017, jumlah produksi kopi Arabica Gayo mencapai 46 ribu ton dan diekspor ke berbagai negara di dunia.

Pemerintah tengah mendorong pertumbuhan komoditas kopi nasional agar lebih berdaya saing di pasar dunia. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan meluncurkan buku peta jalan (road map) yang diharapkan bisa mendorong peningkatan produktivitas kopi. 

Indonesia memiliki luas tanam yang besar, namun belum dimanfaatkan secara maksimal, terlihat dari tingkat produktivitas dan konsumsi per kapitanya yang masih rendah. Hal itu perlu ditingkatkan untuk  memperkuat posisi Indonesia sebagai salah satu produsen kopi terbesar dunia.

(Baca : Konsumsi Kopi Naik Tajam, Produksinya Stagnan)

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution pun mengatakan  produktivitas kopi robusta Indonesia saat ini masih berada di level 1 hingga 1,2 ton per hektare. “Budidaya harus dilakukan dengan bibit yang baik dan pemeliharaan yang tepat untuk mendorong produksi,” kata Darmin di Jakarta, Kamis (26/4).

Dibandingkan negara tetangga, Indonesia masih kalah dengan Vietnam yang produktivitas kopi robusta mencapai 2,7 juta ton per hektare. Padahal, lahan tanam kopi Indonesia dua kali lebih luas dengan 1,2 juta hektare dibandingkan lahan Vietnam yang hanya 630 ribu hektare.

(Baca :  Ingin Saingi Starbucks, PTPN XII Jual Kopi Lewat Kafe Milik Sarinah)

Pada 2017, produksi kopi Indonesia sebesar 637 ribu ton dengan komposisi robusta 73% dan arabika sebesar 23%. Indonesia menempati posisi produsen keempat dalam jumlah produksi di bawah Brazil, Vietnam, dan Kolombia.

Karenanya, buku peta jalam kopi itu diluncurkan karena ke depan peta jalan ini akan menjadi panduan dalam merumuskan kebijakan. Darmin pun berharap, kelak kopi bisa menjaid komoditas unggulan Indonesia.

"Buku Road Map Kopi akan ke Presiden Joko Widodo dan kementerian terkait untuk diimplikasikan menjadi kebijakan,” ujar Darmin.

Meski demikian,pemerintah juga menyadai pengembangan komditas kopi masih menghadapi sjeumlah tantangan. Untuk  jangka pendek misalnya, permintaan konsumen lebih tinggi dibandingkan produksi kopi. Namun apabila produksi kopi berlebuhan, maka bisa menyebabkan harga jual kopi  jatuh di pasaran, terutama untuk robusta. Oleh karena itu, selain kenaikan produktivitas, tingkat konsumsi juga mesti ditingkatkan.

Halaman:
Reporter: Michael Reily
Editor: Ekarina
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...