Survei Indikator: Ini Para Calon Paling Diinginkan Mendampingi Jokowi
Kelompok partai koalisi pendukung Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 masih menggodok calon wakil presiden. Beberapa lembaga survei mengadakan simulasi yang meminta responden menentukan tokoh yang dianggap pantas mendampingi Jokowi.
Survei Indikator Politik Indonesia yang dirilis pada Kamis (3/5), menunjukkan Komandan Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dianggap sebagai sosok yang paling tepat sebagai cawapres Jokowi.
Hasil survei ini berbeda dengan lembaga Media Survei Nusantara (Median) yang menempatkan Muhaimin Iskandar sebagai tokoh yang paling cocok mendampingi Jokowi.
(Baca juga: Survei Elektabilitas Jokowi Terus Naik, Namun Perlu Waspadai Prabowo)
Indikator mengadakan beberapa simulasi, dari 19 nama yang digadang menjadi cawapres Jokowi, hasilnya elektabilitas AHY paling tinggi mencapai 16,3%. Posisinya disusul Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (13%), mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo (13%), Menteri Keuangan Sri Mulyani (7%), dan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD (5%).
AHY tetap unggul saat Indikator mengadakan sismulasi 11 nama pendamping Jokowi. AHY memperoleh elektabilitas sebesar 22,4%. Selanjutnya disusul Sri Mulyani (10,5%), Mahfud MD (8,4%), Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian (5,7%), dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (4%).
"Cawapres yang paling diinginkan mendampingi Jokowi itu AHY paling tinggi," kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi di kantornya, Jakarta, Kamis (3/5).
(Baca juga: Survei Kompas: Elektabilitas Jokowi Menanjak, Prabowo Makin Merosot)
Menurut Burhanuddin, tingginya elektabilitas AHY sebagai cawapres Jokowi kemungkinan karena jabatannya sebagai Kogasma Partai Demokrat, yang membuat AHY berkeliling menggalang dukungan untuk Pemilu 2019.
"Mungkin karena AHY masih turun ke lapangan," kata Burhanuddin.
Ketua Dewan Kehormatan Partai Demokrat Amir Syamsuddin menyatakan hasil survei ini merupakan pengakuan jika AHY memiliki elektabilitas yang cukup besar. Meski demikian, penentuan cawapres tak lekas ditentukan berdasarkan hasil survei. Amir menilai jika posisi cawapres nantinya akan ditentukan oleh Jokowi sendiri.
"Jadi jangan terlalu bersemangat berbicara mengenai dirinya (sebagai cawapres), tetapi pada pengakuan (elektabilitas AHY). Survei ini kan adalah pengakuan," kata Amir.
(Baca juga: Tantangan Makin Berat, Cawapres Jokowi Diusulkan yang Paham Ekonomi)
Indikator mengadakan survei pada 25-31 Maret 2018 dengan melibatkan 1.200 responden di seluruh Indonesia. Pemilihan responden dilakukan secara acak (multistage random sampling) dengan tingkat kesalahan (margin of error) sebesar 2,9% dan tingkat kepercayaan sebesar 95%.
Sebelum Indikator, Median merilis hasil simulasi yang menunjukkan Muhaimin Iskandar atau Cak Imin sebagai tokoh paling cocok mendamping Jokowi.
Simulasi pertama Median bila capres yang maju terdiri dari tiga pasangan calon yaitu Jokowi, Prabowo Subianto, dan AHY. Dalam simulasi tersebut, pasangan calon Jokowi-Cak Imin memperoleh elektabilitas paling tinggi dengan 41,3%. Pasangan itu mengalahkan Jokowi-Hary Tanoe (40,2%) dan Jokowi-Wiranto (39%).
Sementara, dalam simulasi dua pasangan calon Jokowi melawan Prabowo, pilihan Jokowi-Muhaimin kembali menghasilkan elektabilitas tertinggi dengan 41,9%. Angka itu terbaik dibanding Jokowi-Hary Tanoe (41,8%) dan Jokowi-AHY (41,5%).
Direktur Eksekutif Media Survei Nasional (Median) Rico Marbun menyebutkan, Cak Imin dianggap tepat mendampingo Jokowi terutama karena diaggap dapat menjembatani komunikasi dengan kelompok Islam. Cak Imin yang berasal dari kelompok Nadhlatul Ulama dianggap bisa menarik dukungan kelompok Islam.
Median melakukan survei dengan sampel 1.200 responden pada 24 Maret-6 April 2018. Pemilihan responden dilakukan secara acak dengan tingkat kesalahan sebesar 2,9% dan tingkat kepercayaan sebesar 95%.