Lifting Gas Bumi Enam Kontraktor Masih di Bawah Target
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat produksi siap jual (lifting) gas bumi enam kontraktor utama hingga akhir April masih di bawah target. Alhasil, secara nasional, target lifting juga tidak tercapai.
Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Wisnu Prabawa Taher mengatakan mengatakan belum tercapainya target lifting itu karena ada beberapa pembeli gas yang belum menyerap secara maksimal. “Jadi ada kendala teknis di lapangan,” kata dia kepada Katadata.co.id, Senin (21/5).
Kontraktor pertama yang tidak mencapai lifting gas adalah Pertamina Hulu Mahakam di Blok Mahakam. Hingga 30 April 2018, penyumbang lifting terbesar ke dua ini hanya berhasil mencatatkan 951,8 mmscfd dari target 1.100 mmscfd.
Kedua, kontraktor yang tidak mencapai target produksi gas adalah PT Pertamina EP, hingga akhir April 2018, capaian produksi gasnya sebesar 816,2 mmscfd, sementara targetnya 832 mmscfd. Artinya baru tercapaia 98%.
Ketiga, JOB PN- Medco Tomori Sulawesi Ltd yang capaian lifting-nya hanya 256,8 mmscfd dari target 285 mmscfd. Keempat, Kangean Energi Indonesia 190,3 mmscfd, padahal targetnya 204 mmscfd.
Kelima, PetroChina International Jabung Ltd, hingga akhir April 2018, lifting gas perusahaan asal Tiongkok ini baru mencapai 157,1 mmscfd. Adapun targetnya 170 mmscfd.
Keenam, anak usaha Pertamina lainnya yakni Pertamina Hulu Energi (PHE) West Madura Offshore (WMO). Sampai akhir April 2018, lifting gas hanya 122,6, sementara targetnya 135 mmscfd.
Presiden Direktur PHE Gunung Sardjono Hadi mengatakan ada beberapa kendala yang membuat produksi PHE WMO belum memenuhi target. Salah satunya karena ada kendala di proyek anjungan lepas pantai (platform) PHE 12.
Anjungan tersebut miring sejak tahun lalu. Alhasil, produksi PHE WMO juga menurun."Saat ini sedang dievaluasi lagi baik dari aspek sub surface-nya maupun survei geotechnical-nya," kata dia kepada Katadata.co.id.
Selain itu enam kontraktor utama lainnya mampu melampaui target lifting gas. Mereka adalah BP Berau Ltd di Proyek Tangguh, dengan lifting 1.023,4 mmscfddari target 1.000 mmscfd.
Ada juga ConocoPhilips Grissik Ltd, Eni Muara Bakau, Premier Oil Indonesia, Medco E&P Natuna, dan Vico Indonesia.Capaian lifting gas dari kontrak lainnya secara total adalah 948,9 mmscfd dari targetnya sebesar 1.324 mmscfd.
(Baca: Target Lifting Gas Tahun 2018 Naik, Minyak Turun)
Secara total, lifting gas hingga 30 April 2018 mencapai 6.480 juta kaki kubik per hari (mmscfd). Sementara target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018 sebesar 6.720 mmscfd.