Pengusaha SPBU Minta Pemasangan Alat Pantau BBM Dibiayai Pertamina
Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswana Migas) menginginkan PT Pertamina (Persero) menanggung biaya pemasangan sistem Teknologi Informasi (IT) di setiap nozzle (pipa semprot) Premium dan Solar di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Alasannya dana investasinya tergolong mahal.
Ketua Dewan Perwakilan Cabang Hiswana Migas DKI Jakarta Syarief Hidayat mencontohkan tahun 2013 l Pertamina dan PT Inti mengucurkan dana sekitar Rp 4 triliun untuk uji coba teknologi Radio Frequency Identification (RFID). Teknologi ini untuk mengawasi penyaluran Bahan Bakar Minyak (BBM) di Jakarta.
Atas dasar itu, Syarief juga yakin biaya penerapan sistem IT di nozzle itu membutuhkan biaya yang besar. Jadi, pihaknya siap untuk menjalankan kebijakan dari pemerintah jika Pertamina yang membiayainya. ”Berat kalau pengusaha SPBU harus menanggung beban investasi," kata dia kepada Katadata.co.id, Senin (21/5).
Meski begitu, menurut Syarief, penggunaan Teknologi Informasi itu akan menguntungkan pemerintah dan badan usaha. Pemerintah bisa mengawasi pendistribusian Premium dan Solar agar tepat sasaran. Di sisi lain, Badan Usaha bisa memantau penjualan seluruh jenis BBM, sehingga tidak ada lagi penyelewengan SPBU yang nakal.
Kebijakan penerapan teknologi IT ini mencuat sebagai hasil kesepakatan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan, Menteri Keuangan Sri Mulyani, dan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno. Mereka menginginkan setiap liter penjualan Premium dan Solar terpantau.
Kepala BPH Migas Fanshurullah Asa pernah mengatakan penerapan sistem IT akan dilakukan bertahap, mulai dari SPBU di wilayah Jawa, Madura, dan Bali (Jamali). "Pertamina menyanggupi itu untuk pemasangan nozzle agar volume penjualan tepat sasaran," kata dia di Jakarta, Rabu (16/5).
Pengawasan ini penting karena dari 7.495 SPBU Pertamina, BPH Migas hanya bisa memeriksa keakuratan 200 sampai 400 SPBU secara manual. Jadi, tidak semua SPBU terdata.
(Baca: BPH Migas Akan Operasi Berantas SPBU “Nakal”)
Pelaksana Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menyatakan siap memasang sistem berbasis teknologi pada nozzle Premium dan Solar itu untuk menghindari kecurangan. "Dengan IT, setiap nozzle akan lebih akurat dan real time. Selain itu subsidi juga bisa tepat sasaran," kata dia beberapa waktu lalu.