Banyak Bencana Alam, Target Wisatawan Berpotensi Tak Tercapai
Gempa yang melanda Lombok, Nusa Tenggara Barat, Minggu (5/8) waktu setempat diprediksi akan cukup mempengaruhi sektor pariwisata Tanah Air. Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, peristiwa tersebut berpotensi menyebabkan target kunjungan wisatawan tahun ini tak tercapai.
Menurutnya, dari kejadian gempa Lombok pertama pada 29 Juli lalu telah menyebabkan penurunan jumlah wisatawan asing sebanyak 100 ribu orang. Sementara pada kejadian letusan Gunung Agung, menurut Arief juga telah menyebabkan sekitar 1 juta wisatawan asing di Bali berkurang.
"Target kami 17 juta wisatawan, namun kemungkinan 94% hingga 95% yang tercapai," kata Arief di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (7/8).
Arief mengatakan, akibat bencana gempa bumi tersebut, wilayah Lombok hingga Gili dikenai status tanggap darurat selama 3 minggu. Selain itu, gempa Lombok juga menyebabkan negara lain memberlakukan travel advisory atau himbauan perjalanan kepada masyarakatnya yang ingin berkunjung Indonesia.
(Baca : Pemulihan Jaringan Telekomunikasi di Lombok Mulai Berjalan)
Menurutnya, hingga tadi pagi baru Tiongkok yang diketahui telah memberlakukan travel advisor. Namun hal itu dinilai wajar, karena cukup banyak wisatwan Tiongkok yang berkunjung ke Indonesia.
Selain Tiongkok, wisatawan terbesar yang menunjungi Lombok juga berasal dari Australia, Singapura, Malaysia, serta negara-negara Eropa.
"Kami memahami itu karena kewajiban pemerintah mengingatkan warganya," katanya.
Saat ini, jumlah kedatangan wisatawan ke Lombok diperkirakan mencapai 2 juta orang per tahun, baik dengan akses langsung maupun melalui wilayah lain.
Untuk menekan beredarnya berita bohong (hoax), Kemenpar jugahampir setiap jam mengeluarkan pernyataan resmi sebagai acuan. Terlebih lagi menurutnya, hingga saat ini masih ada sekitar 6 turis asal Yunani yang masih bertahan di bukit kepulauan Gili lantaran khawatir akan terjadi tsunami.
(Baca juga: Puluhan Orang Meninggal dan Ribuan Mengungsi Akibat Gempa Lombok)
"Pagi ini sudah selesai mengeluarkan 20 orang (dari Kepulauan Gili), kami harap hari ini bisa selesai," ujarnya.
Terkait proses evakuasi wisatwab, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi juga mengatakan pihaknya telah mengoperasikan lima kapal untuk mengevakuasi wisatawan dari wilayah pulau tersebut.
Sedangkan untuk akases penerbangan, dia juga juga menyebut telag menambah sebanyak 10 penerbangan harinini dari Bandara Internasional Lombok untuk mengakomodir turis.
"Ada Lion Air 4 pesawat, lalu Garuda Indonesia satu pesawat berbadan lebar. Lalu ada Citilink, Sriwijaya Air dam Batik Air," kata Budi.
Selain itu, pemerintah juga saat ini tengah berfokus melakukan pembenahan infrastruktur usai gempa. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono mengatakan fokus pertama yang akan dilakukan pihaknya adalah dengan penyiapan air dan sanitasi bagi masyarakat terdampak. Sedangkan jumlah rumah dan tempat tinggal yang rusak, Basuki memperkirakan jumlahnya ada sekitar 3.000 hingga 4.000 rumah yang harus diperbaiki dengan sebagian dana subsidi pemerintah.
(Baca juga: Gempa Lombok, Jokowi Perintahkan Wiranto Jaga Layanan Penerbangan)
"Kebijakannya akan sama dengan (gempa pertama) di Sembalun yaitu Rp 50 juta per rumah," katanya.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy pun tak mau ketinggalan. Untuk menjamin kegiatan belajar, Kemendikbud telah mengirim 65 tenda untuk ditempatkan di wilayah yang sekolahnya rusak akibat gempa. Beberap tenda langsung dikirim dari daerah bencana Gunung Agung, Bali yang berjarak dekat dari Lombok.
"Yang penting kami jamin anak-anak tidak terganggu kegiatan belajarnya," kata dia.
Sedangkan Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Askolani mengatakan sudah ada anggaran Rp 700 miliar yang dapat digunakan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk mengatasi dampak gempa NTB ini. "(Dana digunakan) belum habis, jadi modal awal," kata Askolani.