Adaro Tak Naikkan Produksi meski Harga Batu Bara Meningkat
PT Adaro Indonesia tidak akan meningkatkan produksi batu bara meski harga kini dalam tren naik. Alasannya karena perusahaan menjaga cadangan yang ada.
General Manager External Relations PT Adaro Indonesia mengatakan target produksi batu bara sesuai panduan 2018 yaitu sekitar 54 juta hingga 56 juta ton. “Membaiknya harga tidak mendorong Adaro untuk menaikkan produksi karena perusahaan fokus menjaga cadangan batubara dalam jangka panjang demi pengembangan bisnis pembangkit listrik ke depannya,” kata dia kepada wartawan, Jumat (10/8).
Adapun total produksi batu bara Adaro pada kuartal II tahun 2018 mencapai 13,11 juta ton (metric ton/MT) atau naik 20% dari kuartal I tahun 2018. Sedangkan penjualannya sebesar 12,88 MT naik 18% dari target kuartal I tahun 2018.
Sedangkan, harga batu bara terus meningkat dalam tiga bulan terakhir. Bahkan pada periode Juli 2018, Harga Batu bara Acuan (HBA) mencetak rekor baru US$ 107,83 per ton.
Sementara itu, Head of Corporate Communication PT Adaro Energy Tbk yang merupakan induk PT Adaro Indonesia, Febriati Nadira mengatakan perusahaannya sudah memenuhi seluruh kewajiban memasok batu bara ke dalam negeri (Domestic Market Obligation/DMO) sebesar 25% dari produksi. “Adaro sebagai perusahaan yang beroperasi di Indonesia dan merupakan kontraktor pemerintah akan patuh dan mengikuti peraturan yang berlaku,” ujar dia.
Presiden Direktur PT Adaro Energy Tbk Garibaldi Thohir mengatakan untuk menjawab tantangan masa depan, perusahaannya terus melakukan ekspansi bisnis hingga melakukan melakukan disrupsi inovasi. Adaro juga akan fokus pada tiga hal.
Pertama, akan fokus bisnis batu bara termal. Perusahaan berupaya meningkatkan keunggulan operasional untuk mencapai target produksi 54-56 juta ton di tahun 2018.
Kedua, fokus bisnis ketenagalistrikan dengan merampungkan pembangunan PLTU milik PT Bhimasena Power Indonesia (2 x 1.000 MW) dan PT Tanjung Power Indonesia (2 x 100 MW) yang saat ini konstruksinya telah mencapai 47% dan 94% hingga semester 1 2018. Serta berencana melakukan ekspansi ke beberapa proyek pembangkit listrik batu bara dan energi baru terbarukan di Asia.
(Baca: Adaro-EMR Rampungkan Akuisisi Saham Rio Tinto di Tambang Kestrel)
Adaro juga akan fokus mengembangkan batu bara kokas melalui Adaro MetCoal Companies dan penyelesaian akuisisi tambang batu bara kestrel. “Ini mengingat permintaan batu bara kokas di Indonesia dan global akan meningkat di masa mendatang,” ujar Garibaldi.