Kementerian ESDM Lelang Enam Blok Migas yang Sempat Tak Laku

Anggita Rezki Amelia
13 Agustus 2018, 20:34
Rig
Katadata

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melelang enam blok minyak dan gas bumi (migas). Beberapa blok migas yang dilelang itu tidak laku pada periode sebelumnya. Sebagian lagi blok yang akan habis kontrak, tapi kontraktor eksisting tidak berminat lagi karena alasan keekonomian dan kemampuan pendanaan.

Blok yang akan dilelang yakni Banyumas, Andika Bumi Kita, dan Southeast Mahakam, Makassar Strait, Selat Panjang, dan Blok South Jambi B. "Jadi total ada enam wilayah kerja yang akan dilelang," kata Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM, Djoko Siswanto, di Kementerian ESDM, Senin (13/8).

Blok Andika Bumi Kita, Southeast Mahakam dan Banyumas merupakan wilayah kerja yang tidak laku dilelang awal tahun ini. Sedangkan Blok Makassar Strait dan South Jambi B dilelang karena operator lama tidak berminat. Sedangkan  Blok Selat Panjang dilelang karena masalah keuangan operator.

Enam blok itu dilelang dengan skema reguler. Pembukaan lelang terbagi dalam dua sesi. Untuk tiga blok produksi yakni Selat Panjang, Makassar Strait dan South Jambi B, akses dokumen dibuka 14 Agustus sampai 20 September 2018. Masa Pengajuan Dokumen Kualifikasi mulai 21 September dan berakhir 28 September 2018. Batas akhir pemasukan dokumen lelangnya 12 Oktober 2018.

Sementara itu untuk tiga blok eksplorasi yang dilelang yakni Banyumas, Andika Bumi Kita dan Southeast Mahakam, akses dokumen lelang dibuka mulai 14 Agustus sampai 10 Desember 2018. Forum klarifikasi terkait dokumen lelang yang mau diajukan investor dimulai sejak 16 Agustus sampai 29 November 2018. Batas akhir pemasukan dokumen lelangnya 10 Desember 2018.

Berikut ini perincian enam blok yang akan dilelang:

1.  Blok Banyumas

Blok ini terletak di daratan Jawa Tengah-Jawa Barat. Total areanya mencapai 3,611.98 kilometer persegi (km2). Bonus tanda tangan blok ini minimal US$ 500 ribu. Komitmen kerja tiga tahun pertama terdiri dari studi Geologi & Geofisika (G&G) dan pengeboran satu sumur eksplorasi. Potensi cadangan migas sekitar 45 MMBOE.

2. Blok Andika Bumi Kita

Blok ini terletak di lepas pantai Jawa Timur, dengan luas 8,340.00 Km2. Kedalaman blok ini mencapai 200 meter dari atas permukaan laut. Bonus tanda tangan blok ini mencapai US$ 500 ribu. Komitmen kerja tiga tahun pertama blok ini berupa studi G&G dan pengeboran satu sumur eksplorasi. Potensi cadangan migas blok ini mencapai 250 MMBOE.

3. Blok Southeast Mahakam

Blok ini terletak di lepas pantai Kalimantan Timur. Total areanya mencapai 1,525.89 Km2 dan berada di kedalaman 100 meter. Bonus tanda tangan blok ini mencapai US$ 500 ribu. Komitmen tiga tahun pertama blok ini terdiri dari G&G dan pengeboran satu sumur eksplorasi. Potensi cadangan migas blok ini mencapai 50 MMBOE.

 

4. Selat Panjang

Blok ini terletak di daratan Riau. Luas areanya mencapai 1,316.6 Km2. Bonus tanda tangan blok ini minimal sebesar US$ 5 juta. Komitmen kerja pasti lima tahun di blok ini mencapai US$ 70 juta dan terdiri dari studi G&G, enam sumur, seismik dua dimensi (2D) 200 km, seismik tiga dimensi (3D) 200 km2.

Djoko mengatakan blok ini dilelang karena operatornya yakni Petroselat mengalami pailit. Akibatnya  kegiatan produksi kontraktor eksisting Blok Selat Panjang hanya sampai 21 Februari 2018, saat itu hanya menghasilkan minyak 1 barel per hari (bph). "Setelah itu mati tidak ada kegiatan," kata Djoko.

Namun, cadangan blok ini masih ada. Perinciannya yakni cadangan terbukti (1P) untuk  minyak di blok ini berkisar 4,3 juta barel, cadangan potensi  (2P) 2,61 juta barel, dan cadangan mungkin (3P) sebesar 4,6 juta barel.

Sementara itu cadangan gasnya sekitar 47,8 BSCF untuk cadangan terbukti,  sementara cadangan potensi sekitar 62 BSCF, dan cadangan mungkin sekitar 68,7 BSCF. Menurut Djoko prospek produksi minyak blok ini bisa menghasilkan di atas 4.000 barel per hari (bph) dan gas 20 mmscfd. Ini dengan catatan dilakukan pengeboran sumur.

migas
ilustrasi blok migas (Katadata)

5. South Jambi B

Blok ini terletak di daratan Jambi. total areanya mencapai 1,539.30 Km2, bonus tanda tangan minimal US$ 5 juta. Komitmen kerja pasti lima tahun pertama terdiri dari studi G&G, 1 sumur eksplorasi, seismik 2D 300 km, seismik 3D 400 km2, estimasi total nilai komitmenya mencapai US$ 50 juta.

Menurut Djoko, blok ini berhenti produksi sekitar dua tahun lalu karena rendahnya harga minyak dunia. Produksi South Jambi B sempat mencapai puncak pada era 2004-2010 dengan rata rata produksi 20 mmscfd. setelah itu mengalami penurunan.

Sementara itu, cadangan minyak blok ini, baik terbukti dan potensi sudah sedikit yakni sekitar 0,6 juta barel. Namun cadangan gas terbukti bisa mencapai 217 BSCF, lalu cadangan potensi sekitar  439 BSCF, dan cadangan mungkin sekitar  823,2 BSCF.

Blok ini awalnya diserahkan kepada PetroChina. Namun, hingga batas yang ditentukan pemerintah, perusahaan asal Tiongkok itu tak kunjung menyelesaikan kewajiban dalam kontrak. Akhirnya PetroChina mengembalikan blok itu.

6. Makassar Strait

Blok ini terletak di lepas pantai Selat Makassar, Kalimantan Timur. Luas areanya 1.555 km2. Bonus tanda tangan minimal US$ 5juta, komitmen kerja pasti lima tahun pertama terdiri dari studi G&G, seismik 3D 600 km2 dengan total estimasi nilai komitmennya mencapai US$ 50 juta.

Blok ini telah memiliki lapangan yang sudah berproduksi yakni West Seno. Sisa cadangannya sampai 1 Januari 2017 untuk minyak dan kondensat yang terbukti mencapai 1,8 juta barel, potensi sekitar 2,15 juta barel, dan mungkin sebesar 4,1 juta barel.

Adapun cadangan gas di West Seno sekitar 288 bscf untuk cadangan terbukti, 371 bscf untuk potensi (2P) dan 450,8 bscf untuk mungkin (3P). Djoko menyebut rata-rata produksi West Seno saat ini sekitar 1.800 bph minyak dan 2,8 mmscfd untuk gas.

Tak hanya West Seno blok ini juga memiliki potensi cadangan di Lapangan Maha. "Lalu ada Lapangan Maha, 209 MMBOE ini sudah minyak kondensat dan gas," kata dia.

(Baca: ENI Siap Ambil Alih Blok Makassar Strait dari Chevron)

Blok ini awalnya dikelola Chevron Indonesia. Perusahaan asal Amerika Serikat itu awalnya berencana mengelola Blok Makassar Strait bersama Rapak dan Ganal yang termasuk proyek ultra laut dalam (IDD). Namun itu skema ditolak pemerintah. Akhirnya Chevron melepas blok itu. Pemerintah menawarkannya ke Pertamina dan Sinopec tapi tidak laku.

Reporter: Anggita Rezki Amelia

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...