Tak Khawatir Terjadi Krisis, Pengusaha Antisipasi Pelamahan Rupiah
Kalangan pelaku usaha mengaku tak khawatir dengan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) saat ini. Alasannya, depresiasi rupiah yang terjadi saat ini, kondisinya tak seperti krisis moneter pada 1998.
Meski demikian, mereka tetap mengantisipasi terjadinya pelemahan rupiah. Sebab, kondisi tersebut turut berimbas terhadap kegiatan operasional beberapa sektor usaha yang banyak melakukan impor dan memiliki pinjaman berbentuk dolar AS.
Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Hubungan Internasional Shinta Widjaja Kamdani mengatakan, salah satu sektor usaha yang rentan terdampak depreasi nilai tukar adalah industri makanan dan minuman (mamin). Sebab, kata Shinta, sektor mamin perlu melakukan banyak impor untuk bahan baku produksi mereka.
"Karena dia impor kemudian terpaksa harus menaikkan harganya. Ini saya rasa sektor yang berpengaruh untuk konsumsi di Indonesia," kata Shinta di Kementerian Perdagangan, Jakarta, Jumat (7/9).
(Baca : Margin Perusahaan Makanan Minuman Menyusut seiring Pelemahan Rupiah)
Shinta juga menyebut beberapa kalangan usaha telag mengantisipasi pelemahan nilai tukar melalui strategi efisiensi. Menurut Shinta, perusahaan bakal mengerem dan mengendalikan beberapa proyek yang sudah mereka miliki saat ini.