Empat Kontraktor Digenjot untuk Kejar Target Lifting Minyak
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menggenjot produksi beberapa kontraktor. Ini karena target produksi siap jual (lifting) tahun depan dipatok 775 ribu barel per hari (bph). Target itu lebih tinggi dari usulan awal Pemerintah yakni 750 ribu bph.
Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Wisnu Prabawa Taher mengatakan sudah memiliki cara memenuhi selisih 25 ribu bph tersebut. Tambahan itu salah satunya akan ditutup oleh optimalisasi produksi ExxonMobil Cepu Limited di Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu.
Target lifting minyak Blok Cepu tahun depan sekitar 212 ribu bph. Angka itu lebih tinggi dari target tahun ini sebesar 205 ribu bph.
Selain itu SKK Migas juga akan menggenjot produksi di wilayah kerja yang dioperatori PT Pertamina EP, PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) dan Pertamina Hulu Energi (PHE) ONWJ. "Tambahannya diperkirakan dari optimalisaasi produksi lebih lanjut di EMCL, PEP, PHM, ONWJ, salah satu upayanya seperti itu,"ujar Wisnu kepada Katadata.co.id, Kamis (20/9).
Awalnya, target lifting minyak Pertamina EP sebesar 82 ribu bph. PHM sebesar 48 ribu bph. Lalu, PHE ONWJ dipatok 32.500 bph. Namun, Wisnu belum mau menyebut tambahan produksi dari kontraktor tersebut.
Wisnu mengatakan target lifting minyak tahun depan akan didetailkan dalam pembahasan program kerja dan anggaran (WP&B) Oktober nanti. Pembahasan WP&B itu juga untuk melihat KKKS mana saja yang akan mengalami penurunan produksi di tahun depan.
Salah satu kontraktor yang diperkirakan mengalami penurunan lifting adalah PT Chevron Pacific Indonesia di Blok Rokan. Blok yang selama ini menjadi penyumbang terbesar lifting minyak itu diperkirakan hanya 180 ribu barel per hari (bph). Sedangkan tahun ini targetnya hanya 213.551 bph.
(Baca: Blok Rokan Tak Jadi Andalan Utama Mencapai Target Lifting Minyak 2019)
Sementara itu, Rapat Panitia Kerja (Panja) antara pemerintah dan Badan Anggaran (Banggar) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Rabu (19/9), menyepakati lifting migas tahun depan sebesar 2.025 juta barel setara minyak per hari (boepd). Ini meningkat dibandingkan target tahun ini sebesar 2.000 juta boepd.
Jika dirinci, lifting minyak tahun depan 775 ribu bph. Ini menurun dibandingkan target pada APBN 2018 sebesar 800 ribu bph. Sementara lifting gas bumi disepakati sebesar 1.250 juta barel setara minyak per hari (boepd). Ini meningkat dibandingkan target APBN tahun ini sebesar 1.200 juta boepd.
Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Djoko Siswanto mengatakan untuk mengggenjot lifting gas tahun depan, ada sejumlah proyek yang akan menjadi andalan seperti dari proyek Tangguh oleh BP dan proyek Jankrik oleh Eni. "Ada tambahan produksi baik dari BP Tangguh, Eni Jangkrik dan Merakes,"kata dia dalam rapat panja di Banggar DPR Jakarta, Rabu (19/9).