Facebook: Teknologi Digital Berdayakan Kelas Menengah di Indonesia

Hari Widowati
27 September 2018, 16:45
facebook
HARI WIDOWATI/Katadata
Leader of Bain's Digital Practice for APAC Florian Hoppe, Country Director Facebook Indonesia Sri Widowati, dan Presiden Direktur dan CEO Havas Indonesia Anwesh Bose.

Hasil studi Facebook dan Bain & Co mengenai dampak teknologi digital terhadap kelas menengah di Indonesia menunjukkan kelas menengah semakin berdaya. Mereka bisa memanfaatkan teknologi dan media sosial untuk memperkenalkan bisnisnya, mencapai cita-cita, dan mengatasi berbagai masalah yang dihadapi.

"Cepatnya proses urbanisasi disertai dengan pertumbuhan konektivitas dan adopsi perangkat mobile mendorong perubahan perilaku dan aspirasi kelompok masyarakat kelas menengah di Indonesia dan Asia Tenggara secara signifikan," kata Country Director Facebook Indonesia Sri Widowati dalam peluncuran studi "The Rising Wave" di Jakarta, Kamis (27/9).

Jumlah masyarakat kelas menengah di Indonesia diprediksi akan bertambah hingga 180 juta orang pada 2022. Angka ini hampir setengah dari total 350 juta orang kelas menengah di Asia Tenggara. Dengan tingkat pertumbuhan populasi yang tinggi, masyarakat kelas menengah kerap sulit menyelaraskan nilai budaya yang dimiliki dengan perkembangan ekonomi yang terjadi. 

Ia menyebut masyarakat kelas menengah di Indonesia mampu menggunakan teknologi untuk beradaptasi dengan perubahan dinamis yang memengaruhi kehidupan mereka. Ninda, seorang ibu rumah tangga asal Malang, Jawa Timur merupakan salah satu contoh kelas menengah yang mampu menggunakan teknologi digital untuk membuka toko online di Instagram, Shopee, dan Bukalapak. Ninda juga memanfaatkan WhatsApp untuk mempromosikan produk fesyen yang dijualnya kepada teman-teman dan konsumennya.

Fadli, seorang pengusaha kue kering asal Surabaya, juga memanfaatkan Facebook dan Instagram untuk memasarkan produknya. Mantan karyawan di bidang pemasaran ini kini menjalankan bisnisnya secara penuh waktu dan berencana mendapatkan lisensi makanan agar bisa menjual produk kuenya di supermarket.

Studi ini dilakukan Facebook dan Bain selama April hingga Juni 2018, termasuk 80% riset etnografi, 160 peer hangouts, dan riset 2.000 jam dengan 12.000 survei di Asia Tenggara. Indonesia mewakili bagian terbesar dari sampel penelitian di mana 9 dari 21 kota yang diteliti berasal dari Indonesia. Kota-kota tersebut adalah Jakarta, Bekasi, Tangerang, Palembang, Makassar, Malang, Medan, Surabaya, dan Bandung.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...