Adaro Gandeng Pertamina Penuhi Kebutuhan 50 Juta Liter B20 per Bulan
PT Adaro Energy Tbk akan taat menjalankan kebijakan pencampuran minyak nabati ke Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Solar sebanyak 20% atau disebut Program B20. Kebijakan ini berlaku sejak 1 September 2018.
Head of Corporate Communication PT Adaro Energy Febriati Nadira mengatakan untuk mendukung program pemerintah itu, perusahaan menggandeng PT Pertamina (Persero). Ini untuk menjamin ketersediaan pasokan B20.
Adaro menargetkan hingga akhir tahun 2018, Pertamina bisa memasok 600 juta liter B20. “Kami berharap bisa memenuhi 100% kebutuhan kami mulai bulan ini yang jumlahnya sekitar 50 juta liter per bulan,” kata Nadira kepada Katadata.co.id, Jumat (5/10).
Menurut Nadira, Adaro sudah mengimplementasikan kebijakan pencampuran minyak sawit dan Solar sejak 2015. Saat itu campurannya 10% hingga 15% atau biasa disebut Program B10 dan B15.
Biofuel itu digunakan untuk bahan bakar seluruh unit tambang Adaro. “Seluruh unit di tambang Adaro yang berjumlah sekitar 1.500 unit sudah menggunakan biofuel,” ujar Nadira.
Presiden Direktur PT Adaro Energy Garibaldi Thohir mengatakan perusahaan pertama yang mengimplementasikan kebijakan itu. "Kami sudah menerapkan B20 per September. Pokoknya Adaro adalah satu-satunya perusahaan tambang yang menerapkan B20," kata dia di Jakarta, Rabu (3/10).
(Baca: Adaro Power Siap Serap 600 Kiloliter Biodiesel per Tahun)
Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 41 tahun 2018 tentang penyediaan dan pemanfaatan bahan bakar nabati jenis biodiesel dalam kerangka pembiayaan oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) Kelapa Sawit. Selain mengatur kewajiban, aturan ini juga berisi sanksi bagi yang tidak menjalankan yakni Rp 6.000 per liter.