Bank Mandiri Beri Kredit Rp 4,54 Triliun untuk Hutama Karya dan IIF
PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) mengucurkan kredit Rp 2,04 triliun untuk PT Hutama Karya dan Rp 2,5 triliun untuk PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF). Pinjaman tersebut diberikan untuk mendorong pembangunan proyek-proyek infrastruktur yang menjadi prioritas pemerintah.
Kredit investasi dari Bank Mandiri untuk Hutama Karya akan digunakan untuk membiayai pembangunan ruas tol Terbanggi Besar, Lampung Tengah-Kayu Agung, Sumatra Selatan sepanjang 185 km. Kredit ini merupakan bagian dari kredit sindikasi lembaga keuangan sebesar Rp 9,17 triliun.
Direktur Corporate Banking Bank Mandiri Royke Tumilaar mengatakan, nilai pinjaman dari Bank Mandiri setara 22% dari total kredit sindikasi. Bank Mandiri juga memberikan fasilitas credit default swap (CDS) kepada Hutama Karya senilai Rp 5,2 triliun untuk memastikan keberlangsungan proyek tersebut.
Penandatanganan perjanjian kredit dilakukan oleh SEVP Large Corporate Banking Bank Mandiri Dikdik Yustandi, Direktur Keuangan Hutama Karya Anis Anjayani, Direktur Corporate Banking Bank Mandiri Royke Tumilaar, dan Direktur Utama PT Hutama Karya Bintang Perbowo, di Bali, Kamis (11/10). Penandatanganan ini merupakan rangkaian Indonesia Infrastructure Forum 2018 yang merupakan kegiatan paralel dari Rapat Tahunan IMF-Bank Dunia.
Royke mengatakan, keikutsertaan Bank Mandiri dalam sindikasi ini menunjukkan konsistensi perseroan mendukung sinergi antar-BUMN pada program-program strategis Pemerintah. Khususnya, dalam percepatan penyediaan infrastruktur utama, seperri jalan tol, pembangunan bandara, dan pelabuhan laut. "Kami memiliki produk-produk pembiayaan yang bisa dimanfaatkan, termasuk pada tahap pembebasan lahan, pembangunan konstruksi, maupun tahap pengoperasian,” ujar Royke.
Untuk IIF, Bank Mandiri memberikan fasilitas kredit transaksi khusus senilai Rp 2,5 triliun dengan tenor 3 tahun. Selain itu, Bank Mandiri juga memberikan fasilitas kredit jangka pendek senilai Rp 500 miliar bertenor 1 tahun dan treasury line sebesar US$ 100 juta dengan tenor 5 tahun sejak penandatanganan.
(Baca: Mandiri Sekuritas akan Terbitkan Dana Investasi Infrastruktur)
Dana Investasi Infrastruktur
Pada kesempatan itu, Bank Mandiri dan anak usahanya PT Mandiri Sekuritas serta PT Mandiri Manajemen Investasi, bekerja sama dengan PT Jasa Marga Tbk menerbitkan Kontrak Investasi Kolektif Dana Investasi Infrastruktur (KIK-DINFRA).
Produk ini menjadi DINFRA pertama yang diluncurkan dan telah mendapatkan pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Kamis (11/10). Efek tersebut akan segera diperdagangkan di pasar modal dengan target pengumpulan dana Rp 1,5 triliun.
Bank Mandiri dan Mandiri Sekuritas sebelumnya membantu Jasa Marga menerbitkan obligasi rupiah di pasar modal internasional atau Komodo Bonds senilai Rp 4 triliun pada akhir tahun lalu. Mandiri Grup juga menerbitkan Reksadana Penyertaan Terbatas (RDPT) untuk membiayai pengembangan jalan tol Jasa Marga.
Royke mengatakan, alternatif pembiayaan infrastruktur melalui pasar modal ini dapat dimanfaatkan korporasi untuk mendapatkan sumber pendanaan yang efektif dengan biaya yang terukur. Hingga Juni 2018, Bank Mandiri telah mengucurkan pembiayaan senilai Rp 165,8 triliun di sektor infrastruktur.
Porsi terbesar dari kredit infrastruktur, yakni Rp 39,3 triliun dialokasikan untuk pembangunan transportasi, termasuk bandara, dan pelabuhan. Alokasi untuk pembangkit listrik sebesar Rp 36,8 triliun dan proyek migas dan energi terbarukan Rp 24,1 triliun. Sementara itu, alokasi untuk sektor jalan tol, konstruksi, pembangunan telematika, perumahan, dan fasilitas kota mencapai Rp 18,3 triliun.
(Baca: Bank Mandiri Jual Obligasi Rp 3 Triliun untuk Ekspansi Kredit)