Neraca Dagang September 2018 Diprediksi Kembali Defisit US$ 1,5 Miliar

Image title
Oleh Ekarina
15 Oktober 2018, 08:03
No image
Aktifitas bongkar muat kontainer di PT Jakarta International Container Terminal (JICT), Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.

Tekanan perang dagang, kenaikan impor bahan bakar minyak serta depresiasi rupiah masih membayangi kinerja neraca perdagangan hingga sembilan bulan pertama 2018. Akibat kondisi itu, defisit neraca perdagangan dalam negeri diperkirakan masih akan mencatat defisit US$ 1 miliar hingga US$ 1,5 miliar hingga September 2018.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira mengatakan ada sejumlah faktor yang menyebabkan neraca dagang RI melemah.

Pertama, kinerja ekspor diprediksi tumbuh melambat karena imbas proteksi dagang terutama dari India yang mengenakan kenaikan bea masuk produk CPO asal Indonesia. Sementara itu, pemulihan permintaan barang mentah untuk industri di negara seperti Tiongkok dan Eropa juga masih dirasa lambat seiring rendahnya data produksi manufaktur di negara tersebut. 

(Baca: Impor Tinggi, Neraca Dagang September Diramal Kembali Defisit)

Kedua, tekanan neraca dagang kemungkinan juga masih akan terjadi seiring dengan melonjaknya nilai impor bbm akibat pelemahan kurs rupiah dan naiknya harga minyak acuan brent pada September sebesar 9%. Adapun impor barang non migas khususnya kategori barang konsumsi juga dipreduksi masih tumbuh.

"Dampak pph 22 mungkin ada, tapi masih membutuhkan waktu dari sisi importir untk melakukan penyesuaian," katanya kepada Katadata.co.id, Minggu (15/10).

Tak hanya itu, impor bahan baku dan barang modal untuk keperluan infrastruktur masih akan berkontribusi terhadap defisit neraca dacgang September. Menurut catatannya, setidaknya teradapat lima barang impor besar untuk kebutuhan infrastruktur seperti mesin, peralatan listrik dan besi baja.

"Tanpa adanya rem proyek infrastruktur yang tengah berjalan, imbas ke defisit non migas nya terus terjadi," ujarnya.

(Baca: Defisit Neraca Migas Agustus Membengkak dan Terbesar Sejak Awal Tahun)

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...