Faktor Rupiah dan Harga Energi, Rugi PLN dalam 3 Bulan Meroket Rp 13 T

Image title
30 Oktober 2018, 17:29
PLN
Arief Kamaludin|KATADATA

Hingga akhir September tahun ini, kerugian yang diderita PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) (Persero) mencapai Rp 18,4 triliun. Padahal, pada periode sama tahun lalu, perusahaan masih meraup untung Rp 3,06 triliun. Penyebabnya adalah pelemahan nilai tukar rupiah dan kenaikan harga energi.

Kerugian yang diderita PLN tersebut melanjutkan kondisi yang menimpanya sejak pertengahan tahun ini. Pada semester I 2018, kerugian perusahaan ini sebesar Rp 5,36 triliun. Artinya, dalam kurun tiga bulan terakhir (Juli-September 2018), kerugian PLN meroket lebih tiga kali lipat atau sekitar Rp 13 triliun.

Kepala Satuan Komunikasi Korporat PLN I Made Suprateka mengatakan salah satu penyebab kerugian tersebut adalah pelemahan kurs. “Kerugian itu akibat depresiasi rupiah terhadap mata uang asing. Kalau besok kurs menjadi Rp 10 ribu per US$, maka akan muncul keuntungan,” ujar dia kepada Katadata.co.id, Selasa (30/10).

Dalam laporan keuangan kuartal III 2018 yang dipublikasikan hari ini, PLN memang mencatatkan laba Rp 9,6 triliun, atau naik dari tahun lalu yang hanya Rp 8,4 triliun. Namun, ada kerugian kurs sebesar Rp 17,3 triliun, yang jauh lebih tinggi dibandingkan periode sama 2017 sebesar Rp 2,2 triliun.

Dalam tiga bulan terakhir atau dibandingkan semester I 2018, rugi kurs PLN di akhir September tahun ini juga bertambah sekitar Rp 6 triliun.

Kinerja keuangan PLN juga terpukul oleh kenaikan harga energi selama kuartal III 2018. Hingga September 2018, beban usaha berupa bahan bakar dan pelumas mencapai Rp 101,87 triliun atau naik 19,45% dibandingkan periode sama 2017. Alhasil, beban usaha membengkak 12% menjadi Rp 224 triliun.

Jika dirinci, beban Solar naik Rp 6 triliun sedangkan batubara meningkat Rp 5 triliun. Begitu pula dengan beban gas alam yang naik Rp 5 triliun.

Penyebab lain kerugian PLN  adalah kenaikan kewajiban pembayaran bunga utang. Selama sembilan bulan terakhir perusahaan memiliki kewajiban bunga Rp 14,2 triliun atau naik dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 13,7 triliun.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...