ANZ Tunjuk Morgan Stanley Valuasi Sahamnya di Bank Panin
Australia and New Zealand Banking Group Ltd (ANZ) telah menunjuk Morgan Stanley untuk memvaluasi 38,8% sahamnya di PT Bank Pan Indonesia Tbk (PNBN) yang akan didivestasi. ANZ telah menginformasikan proses divestasi tersebut kepada manajemen Bank panin.
"Kami siap membantu proses tersebut tapi sampai sekarang mereka tidak mina bantuan dari kami," kata Presiden Direktur Bank Panin Herwidayatmo, saat ditemui di hotel Le Meridien, Jakarta, Kamis (1/11). ANZ telah mengabarkan kepada manajemen Bank Panin bahwa Morgan Stanley menjadi penasihat keuangan mereka dalam proses divestasi tersebut.
Namun, Herwidayatmo mengatakan belum mengetahui dengan siapa saja ANZ bernegosiasi atau berapa persen saham mereka di Bank Panin yang akan ditawarkan kepada calon investor baru. "Jadi, bolanya ada di sana," ujarnya.
(Baca: Jalan Panjang ANZ Mencari Induk Semang Baru Bank Panin)
Bank Panin juga belum mengetahui rencana bisnis bank ke depan setelah investor baru masuk. Ia menegaskan tidak ingin berandai-andai mengenai hal tersebut. Yang jelas, rencana bisnis bank ke depan akan tergantung beberapa pihak yang nantinya akan masuk menggantikan peran ANZ.
Manajemen Bank Panin menilai, dalam divestasi tersebut bisa saja ANZ hanya melepas sebagian sahamnya, bukan keseluruhan 38,8%. Jika tidak ingin menjadi pemegang saham pengendali, ANZ bisa menurunkan kepemilikan sahamnya menjadi di bawah 25%. "Kita kan tahu, ini betul-betul hak mereka. Bukan kami (manajemen) yang melakukan," kata Herwidayatmo.
Menurut laporan Bloomberg, ada beberapa calon investor potensial yang tertarik membeli saham ANZ di Bank Panin. Dua di antaranya adalah bank asal Jepang Mizuho Financial Group Inc dan Mitsubishi UFJ Financial Group Inc. Valuasi 38,8% saham ANZ di Bank Panin diperkirakan mencapai US$ 578 juta atau sekitar Rp 8,38 triliun. Saat ini komposisi pemegang saham Bank Panin terdiri atas PT Panin Financial Tbk sebesar 46,04%, ANZ melalui Votraint No 1103 PTY Ltd sebesar 38,8%, dan pemegang saham publik 15,14%.
(Baca: Patgulipat SNP Finance yang Menyeret Sang Legenda Pembiayaan Retail)
ANZ sejak 2013 telah mengungkapkan rencana divestasi sahamnya di Bank Panin untuk memenuhi ketentuan Single Presence Policy (SPP) dari Bank Indonesia (BI). Seperti diketahui, ANZ juga memiliki 99% saham PT Bank ANZ Indonesia. Berdasarkan ketentuan tersebut, pemegang saham mayoritas harus mengonsolidasikan bank-bank yang berada di bawah kepemilikannya atau membentuk perusahaan induk (holding company). Pada saat itu, ANZ hanya berniat melepas 14% kepemilikan sahamnya di Bank Panin.
Namun, perkembangan regulasi perbankan dari Reserve Bank of Australia (RBA) menyebabkan perseroan harus terus meningkatkan pencadangan dan menambah modal entitas anak usahanya di luar negeri. Kondisi ini tidak menguntungkan bagi ANZ yang hanya menjadi pemegang saham minoritas di Bank Panin. Bank dengan kapitalisasi pasar terbesar ketiga di Australia ini melepas aset-aset bisnis non-inti untuk lebih fokus menjalankan bisnisnya di Australia dan Selandia Baru.