Di Atas Prediksi BI, Ekonomi Kuartal III Mampu Tumbuh 5,17%
Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi kuartal III sebesar 5,17% secara tahunan, di atas proyeksi Bank Indonesia (BI) yakni kurang dari 5,1%. Pertumbuhan kuartal III ini merupakan yang tertinggi dibandingkan periode sama sejak 2014 atau semasa Pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Pertumbuhan ekonomi terutama ditopang oleh konsumsi rumah tangga yang masih cukup kuat. Kontributor utama pertumbuhan ekonomi tersebut tumbuh 5,01%, lebih rendah dibandingkan kuartal sebelumnya 5,14%, tapi lebih tinggi dibandingkan kuartal III tahun lalu 4,99%.
"Konsumsi rumah tangga masih sumber utama dari sisi pengeluaran," kata Kepala BPS Suhariyanto saat Konferensi Pers di Kantornya, Senin (5/11). Beberapa fenomena mencerminkan kuatnya pertumbuhan konsumsi rumah tangga, di antaranya penjualan eceran yang tumbuh 4,21%. Kemudian, total nilai transaksi kartu debit, kredit, dan uang elektronik tumbuh 11,94%.
(Baca juga: BI Perkirakan Ekonomi Kuartal III Tumbuh Melambat di Bawah 5,1%)
Sementara itu, investasi sebagai kontributor terbesar kedua pertumbuhan ekonomi tercatat tumbuh 6,96%, lebih tinggi dibandingkan kuartal sebelumnya 5,87%, meskipun lebih rendah dibandingkan kuartal III tahun lalu 7,11%.
Konsumsi pemerintah tercatat tumbuh pesat yaitu 6,28%, lebih tinggi dibandingkan kuartal sebelumnya 5,26%, dan nyaris dua kali lipat pencapaian kuartal III tahun lalu yang sebesar 3,46%. Suhariyanto mengatakan, peningkatan tersebut seiring naiknya realisasi belanja barang dan jasa, serta belanja pegawai. Belanja pegawai naik didorong oleh peningkatan belanja kontribusi sosial pensiun dan honorarium.
Mendekati Pemilihan Umum (Pemilu), konsumsi lembaga non-profit yang melayani rumah tangga juga tercatat tumbuh cukup kuat yaitu 8,54%, lebih rendah dibandingkan kuartal sebelumnya 8,71%, tapi lebih baik dibandingkan kuartal III tahun lalu 6,01%.
Di sisi lain, kinerja ekspor kembali melemah, hanya tumbuh 7,52%, lebih rendah dibandingkan kuartal sebelumnya 7,7%, dan jauh di bawah kuartal III tahun lalu 17,26%. Sementara itu, impor tercatat masih tumbuh tinggi yaitu 14,06%, meskipun sedikit melambat dibandingkan kuartal sebelumnya yaitu 15,17%, maupun kuartal III tahun lalu 15,09%.
Berdasarkan lapangan usaha, tiga sektor yang mencatatkan pertumbuhan tahunan tertinggi yakni jasa lainnya 9,19%, informasi dan telekomunikasi 8,98%, dan jasa perusahaan 8,67%. Sedangkan secara kuartalan, pertumbuhan tertinggi dicatatkan konstruksi 4,18%, pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah, dan daur ulang 3,79%, serta informasi dan telekomunikasi 3,67%.
Dengan perkembangan ini, maka pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun ini tercatat sebesar 5,17%. Adapun pemerintah memprediksi pertumbuhan ekonomi di level 5,17% tahun ini, di bawah target dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018 yang sebesar 5,4%.
(Baca juga: IMF Proyeksikan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2018 Tak Capai Target)
Sebelumnya, Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara memperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal III tak jauh beda dibandingkan kuartal I yaitu kurang dari 5,1%. "Angka-angkanya mirip angka pertumbuhan triwulan I, sekitar itu. 5,1% kurang sedikit," kata dia akhir Oktober lalu.
Menurut dia, perlambatan pertumbuhan disebabkan net ekspor yang menurun. Penyebabnya, impor diperkirakan tumbuh tinggi sejalan dengan permintaan domestik, meskipun pertumbuhan impor bulanan telah menunjukkan perlambatan. Di sisi lain, ekspor diperkirakan mengalami penurunan karena turunnya harga komoditas andalan, yaitu batu bara dan kelapa sawit.
Kontributor Pertumbuhan Ekonomi | Kuartal III 2017 (yoy) | Kuartal I 2018 (yoy) | Kuartal II 2018 (yoy) | Kuartal III 2018 (yoy) | Kontribusi ke Pertumbuhan Ekonomi |
Konsumsi rumah tangga | 4,99% | 4,95% | 5,14% | 5,01% | 55.26% |
Konsumsi Lembaga Non-Profit yang melayani Rumah Tangga (LNPRT) | 6,01% | 8,09% | 8,71% | 8,54% | 1,19% |
Konsumsi Pemerintah | 3,46% | 2,74% | 5,26% | 6,28% | 8,7% |
Investasi atau Pembentuk Modal Tetap Bruto (PMTB) | 7,11% | 7,95% | 5,87% | 6,96% | 32,12% |
Ekspor Barang dan Jasa | 17,26% | 6,06% | 7,70% | 7,52% | 22,14% |
Dikurangi Impor Barang dan Jasa | 15,09% | 12,66% | 15,17% | 14,06% | -22,81% |
Pertumbuhan Ekonomi | 5,06% | 5,06% | 5,27% | 5,17% |
Sumber: BPS (diolah)